12. Jeffri ACC?

255 33 1
                                    

Halooo, Maruk kambek, lagiii 🤩✊

Yang kangen mana nih suaranya?!

Yang siders penyimpanannya penuuh 😗😋

Hehe, pencet bintang di pojok bawah dulu kuy! 😉

Enjoy, and happy reading 🕊️
















"Dih, anak kecil sok tau!"—Jeffri.


















•••••

Waktu menunjukkan pukul tujuh lebih tiga puluh lima menit malam.

Jeffri duduk termenung di sofa ruang keluarga, benda pipih yang terpajang di dinding dibiarkan menayangkan acara berita.

Secangkir kopi yang semula panas itu mulai mendingin akibat diabaikan oleh sang pemilik. Tatapan mata pria itu kosong, entah apa yang memenuhi bilik-bilik otaknya kini.

"Mas," Suara halus serta usapan lembut pada lengannya menyadarkan pria itu dari lamunanya.

Ia sedikit mendongak, lantas tersenyum kecil pada wanitanya. Sang wanita mendudukkan dirinya di samping prianya, "Mas kenapa? Aku perhatiin dari tadi ngelamun."

Jeffri membuang napasnya diiringi dengan kekehan pelan, "Mas gak pa-pa sayang." Telapak tangan lebarnya ia bawa untuk membelai lembut pipi milik sang istri.

Telapak tangan yang lebih kecil meraih telapak tangan yang lebih besar, lantas wanita itu menggenggam lembut telapak tangan suaminya. "Beneran?"

Sang wanita ingin memastikan jika suaminya tengah tak berbohong pada dirinya, "Bener sayang."

Jeffri sudah membuat keputusannya. "Sekarang, better kamu panggil anak-anak buat makan malam. Udah siap, 'kan?" Rossa mengangguk.

Masakannya sudah siap sejak enam menit yang lalu, saat dirinya hendak memanggil sang suami serta kedua putranya tadi, dirinya justru mendapati sang suami tengah melamun di ruang keluarga.

Rossa beranjak dari duduknya, "Aku ke kamar anak-anak dulu ya?" Wanita itu berpamitan pada sang suami, yang mendapat respon anggukan singkat dari si pria.

Sang pria menatap punggung istrinya dengan sebuah senyum di wajahnya, lantas ia memilih untuk berjalan menuju ruang makan. Menunggu istri serta kedua anaknya di ruangan itu.

Tok! Tok! Tok!

Pintu bercat putih itu diketuk beberapa kali oleh Rossa, "Abang, makan malem dulu yuk! Buna udah masak."

Tak butuh waktu lama, pintu kamar sang sulung terbuka. Menampilkan sang sulung dengan kaus rumahan berwarna hitam polos serta celana selutut.

"Langsung ke ruang makan ya? Buna ke kamar Adek dulu." Marka mengangguk, lantas berlari kecil menuruni tangga.

"Jangan lari, Abang!" Rossa sedikit berteriak guna memperingati sang sulung.

Bagaimana jika anak itu jatuh? Menuruni tangga kenapa harus berlari sih?!

"Maaf, Bun!" Sang sulung balas berteriak dari arah bawah, menyebabkan satu-satunya wanita di keluarga Samudra itu menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Tok! Tok! Tok!

"Dek," Tangan wanita itu kembali mengetuk pintu yang juga bercat putih itu.

HEY, LOOK AT ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang