Antara Bandung dan Pondok Indah

8.5K 559 64
                                    

Mas Janu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas Janu.
Hei....

Bastian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bastian.
Hei...

VOTE.







"Kamu jadi hari ini mau ke Bandung?"

"Jadi."

Ini hari Senin, January sedang menyantap sarapan yang dibuatkan oleh Bastian, duduk anteng dengan pipi yang menggelembung lucu menikmati masakan yang sejauh ini selalu cocok dengan lidahnya.

Tadi malam, Bastian mengatakan bahwa ia akan pergi ke Bandung. Tapi belum pasti dan akan memberi keputusannya pagi ini karena sejujurnya ia sendiri belum yakin untuk pergi.

"Berapa hari?" January sejujurnya ingin menanyakan banyak hal. Seperti tujuan Bastian ke Bandung dan siapa yang akan ditemuinya disana.

"Dua hari aja."

January hanya mengangguk, sementara Bastian terus memperhatikan raut wajahnya yang gagal menyembunyikan rasa penasaran.

"Saya mau ke rumah papa saya. Ada keperluan. Mas Janu gak usah mikir macem-macem."

"Aku gak ngomong apa-apa loooh...

"Just in case mas Janu mikir yang enggak-enggak soal saya."

"Ya sebenernya aku pengen nanya, tapi aku masih tau etika. Aku gak punya hak sejauh itu buat nanya-nanya kamu."

"Mas Janu boleh nanya apa aja, mas Janu boleh curiga atau bahkan cemburu. Hal-hal seperti itu wajar dalam suatu hubungan."

"Emang kamu gak keberatan?"

"Enggak, saya malah seneng."

Bagi January, hal-hal seperti itu masih sangat asing mengingat ia dan Julian dulu belum masuk pada tahap saling cemburu atau merasa berhak pada satu sama lain. Cinta mereka itu terlalu murni, semuanya masih kental dibalut kasih sayang kekeluargaan.

Sugar Daddy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang