New day

975 58 4
                                    

_Kediaman keluarga Rezaldy_

Di ruang keluarga, semua anggota keluarga Rezaldy melakukan aktivitas rutin mereka setelah makan malam yaitu berkumpul sambil menonton televisi. Rutinitas setiap hari untuk menjaga komunikasi anggota keluarga setelah seharian sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Sal" Kata sang kepala keluarga menginterupsi fokus mereka terhadap layar besar di depan mereka.

"Kenapa Pah?" Balas Salma mengalihkan fokus kepada sang ayah.

"Yakin kamu mau kerja di perusahaan itu? Kenapa nggak kerja di kantor Papa aja sih? Papa kan juga butuh kamu Sal?" Kata Bayu yang terus mencoba untuk mengubah keputusan sang putri.

"Nggak Pah, Salma tetap kerja di sana. Lagian kan Salma udah keterima dan tanda tangan kontrak, ya nggak mungkin dibatalin lah" Balas Salma yang tetap pada keputusannya.

"Perusahaan Papa nggak kalah gede loh!" Ucap sang Ayah kembali.

"Bukan masalah gedenya Pah. Salma mau mandiri aja kerjanya. Tanpa ada nama Papa. Lagian ada pak Hermawan yang setia bantuin Papa di perusahaan" Balas Salma.

"Emang kakak keterima sebagai apa sih di sana? Sampe ngotot kerja di sana. Kan kalo di perusahaan Papa, kak Sal bebas pilih jabatan" Kali ini sang bungsu Nabila ikut bersuara.

"Justru karna kakak gak mau yang seperti itu. Kakak mau kerja dengan kemampuan kakak sendiri Bil. Nggak mau dapat jabatan karna privilege dari Papah" Ucap Salma memberi penjelasan kepada sang adik.

"Menurut kamu gimana Mah?" Kali ini sang ayah meminta pendapat istrinya.
Namira terdiam, semua menunggu kalimat yang akan keluar dari wanita tersebut termasuk Nabila yang saat ini sedang bermanja dipelukan sang ibu.

"Please minta Salma untuk kerja di perusahaan Papah, Mah. Maka Salma akan ngubah keputusan Salma kali ini" Batin Salma penuh harap.

"Kalau Mama sih terserah Salma aja" Ucap sang ibu setelah beberapa waktu terdiam. Kalimat singkat yang membuat semua anggota keluarga tidak memberikan respon.

Salma meringis dalam hati, namun tetap memberikan senyum terbaiknya.

"Ya sudah, kalau itu memang keputusan kamu. Tapi kalau kamu nggak sanggup kerja di sana, bilang sama Papa. Papa sanggup untuk bayar denda dari kontrak kamu" Ucap sang ayah setelah merasa tidak ada lagi harapan untuk membujuk sang putri.

"Iya Papa sayang. Nanti Salma habisin duit Papa untuk bayar dendanya, hahaha" Balas Salma disertai candaan untuk mengembalikan suasana yang sempat hening tadi.

"Tapi nanti uang jajan Nabila nggak dipotong kan Pah untuk bayar denda kak Salma?" Dengan polosnya Nabila merespon ucapan sang kakak.

"Nggak sayang, kalian kan ada porsi jatahnya masing-masing. Tapi entar kalo uang jajan Nabila kepotong, minta aja sama kak Salma. Dia banyak duit tuh. Heran deh, dikasi duit jajan kok malah dianggurin di ATM. Disuruh kuliah malah sambil kerja" Ucap Bayu

"Kan untuk ngisi waktu senggang Pah. Lagian Papa ngasihnya kelebihan dari kebutuhan Salma, jadi kan mending di tabung sisanya" Balas Salma kepada sang ayah.

"Nggak papa Pah, entar Nabila yang bantu ngabisin duit kak Sal. Nabila kan doyan jajan, belum abis bulan udah minus aja. Untung kak Sal sering ngasih tambahan. Upss!" Nabila kaget dengan ucapannya yang sepertinya sudah kelepasan. Sedangkan Salma dan Bayu hanya geleng-geleng kepala mendengar sang bungsu.

"Oh jadi gitu? Emang jatah yang Papa kasi kurang dek?" Kata Bayu menggoda sang putri.

"Enggak Pah, cuma kan Nabila doyan jajan sama belanja jadi cepat kepake duitnya. Lagian kan mubazir duit kak Sal kalo nggak kepake, mending disumbangin ke Nabila"

Let Me be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang