It Hurts Me

578 66 6
                                    

_Kantor Wilaga_

Saat ini adalah jam makan siang, terjadi perdebatan kecil antara Salma dan Rony perihal makan siang.

"Kamu kan bisa ngambil berkasnya setelah kita makan" Bujuk Rony.

"Nggak bisa Ron, ini mau aku kerjain setelah waktu istirahat. Udah mepet nih!" Salma juga tetap dengan keputusannya.

"Kalo kamu pergi sekarang, aku makannya gimana? Kemarin ijin ketemu temen, masa sekarang di tinggal lagi"

"Kan aku udah pesenin. Tinggal makan doang"

"Ckk. Yaudah, aku yang anterin kamu pulang"

"Repot Rony. Kamu kan juga kerja. Aku bisa sendiri"

"Sal, are you sure?" Tanya Rony.

Salma menganggukkan kepalanya yakin, berbeda dengan hatinya yang penuh keraguan.

Salma akan pulang ke kediaman Rezaldy, ada file penting yang lupa ia bawa dan harus ia selesaikan pekan ini. Itulah yang membuat keduanya berdebat. Salma ingin mengambil sendiri, tetapi Rony juga kekeh ingin mencegah Salma ke sana.

Sebenarnya alasan Rony memaksa Salma makan siang bersama hanya alibi saja. Entah mengapa ia merasa kepulangan Salma akan menyakiti gadis itu lagi, dan Rony tidak mau itu terjadi. Sedikit banyak Rony telah mengetahui permasalahan keluarga Salma.

"Mungkin butuh pelukan sebelum pergi?" Tawar Rony. Ia merentangkan tangannya.

Salma berjalan ke arah Rony dan masuk ke dalam pelukan hangat Rony. Sepertinya ia akan terbiasa dengan physical touch dari Rony.

"Tau gunanya handphone kan? Telpon aku nanti" Ucap Rony dengan posisi yang masih berpelukan.

"Siap pak boss!" Salma melepas pelukannya dan memberi tanda hormat kepada Rony.

"Aku pergi dulu, jangan lupa makan!" Peringat Salma.

Rony hanya mengangguk. Setelahnya, Salma berjalan meninggalkan ruangan Rony.

"Semoga nggak terjadi apa-apa Sal" Batin Rony melihat punggung Salma.

"Bukannya aku nolak kamu anter Ron. Aku cuma nggak mau kamu liat lagi sisi rapuhnya aku kalo nanti ada sesuatu yang terjadi" Monolog Salma setelah menutup pintu.

Setelahnya, Salma meninggalkan kantor Wilaga.

*
*
*

_Kediaman Rezaldy_

Salma tiba di kediaman Rezaldy. Ia berjalan sangat pelan, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara agar tidak ada yang mengetahui kehadirannya. Terutama ibunya, ia tidak mau menyakiti hati Namira lagi.

Saat tiba di lantai atas, ia langsung berjalan menuju kamarnya. Salma mengambil berkas yang ia simpan di laci nakasnya.

"Udah ketemu, saatnya pulang" Salma menutup pintu pintu kamarnya dengan sangat pelan.

Saat melewati kamar orang tuanya, Salma mencoba membuka pintu kamar tanpa menimbulkan suara. Ia sangat merindukan ibunya, dan sepertinya wanita itu tertidur karena keadaan kamar sangat hening.

Saat pintu telah terbuka, Salma terkejut karena ternyata sang ayah juga ada di dalam. Biasanya jam segini Bayu masih ada di kantor.

Salma hendak menutup pintu kembali, ia tidak mau mengganggu kedua orang tuanya. Belum sepenuhnya pintu tertutup, Salma mendengar fakta yang sangat mengejutkan keluar dari mulut Bayu.

"Salma anak Sivia, dan aku ayah kandungnya" Ucap Bayu dengan tenang.

Deg

Satu fakta yang membuat Salma hancur, tanpa sadar ia menggenggam map dengan sangat keras hingga hampir saja sobek.

Let Me be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang