Little Shocked

512 61 3
                                    

_Kantor Wilaga Group_

"Udah makin jauh aja nih hubunganmu sama pak boss" Ujar Novia kepada Salma. Saat ini, mereka sedang menikmati kopi setelah makan siang tadi.

Salma memang makan siang bersama Novia, setelah lama beradu argumen dengan Rony.

Salma hanya mengangkat bahu, enggan untuk menjawab.

"Alah sok misterius kamu. Udah ketularan dinginnya pak boss aja" Kesal Novia.

"Haha, gue nggak perlu jawab lo udah tau Nop" Kekeh Salma.

"Hebat kan aku, macam cenayang" Ucap Novia dengan bangga dengan dada sedikit membusung.

Hening beberapa saat. Mereka kembali menikmati kopi pesanan mereka dalam diam.

"Sal, are you ok?" Novia menyentuh lengan kiri Salma yang bertumpu di meja" Tanya Novia tiba-tiba.

Salma mengerutkan dahi, ia sama sekali tidak mengerti maksud ucapan Novia yang tiba-tiba menanyakan keadaannya.

"Aku tau saat ini kau bahagia Sal, tapi aku juga tau kalau kamu sedang sedih" Jelas Novia. Ya, di balik sikap bar-barnya, Novia merupakan sosok yang sangat peka.

Salma tersenyum. Dia senang bertemu dengan Novia, yang saat ini menjadi sahabatnya. Pertemuan tak terduga berakhir menjadi sebuah persahabatan.

Di saat ia kehilangan sosok ibunya, ada Paul, Rony dan Novia yang hadir membawa warna baru bagi hidup Salma. Tapi bolehkah Salma egois? Ia juga ingin sosok ibunya kembali tanpa harus kehilangan yang lain.

"Makasih Nop, udah jadi sahabat yang bisa ngertiin gue tanpa harus gue cerita" Salma mengusap tangan yang menyentuh lengannya.

"Alah kayak apa aja kamu"

"Sal, kalau belum mau cerita ya nggak papa. Tapi kalau udah siap, kamu bisa temuin aku kapan aja"

"Siap Buno!" Salma memberi hormat kepada Novia.

"Buno?" Bingung Novia.

"Iya, bunda Nopia. Haha"

"Aishh, ada-ada saja anak ini. Udah deh, aku mau balik. Kamu juga balik kerja, jangan mentang-mentang pacar boss jadi seenaknya" Perintah Novia sambil berdiri hendak meninggalkan kantin kantor.

"Itulah enaknya pake orang dalam Nop, haha" Salma juga bersiap kembali ke ruangannya.

Mereka kembali ke ruangan mereka masing-masing.

* * *

Baru sepuluh menit Salma duduk di kursinya, pintu ruangan Rony terbuka. Rony berjalan ke arah Salma.

"Aku keluar dulu yah" Rony mengusap kepala Salma yang tertutup hijab pashminanya.

"Ada meeting?" Tanya Salma, seingatnya tidak ada meeting hari ini.

"Nggak. Mitra lama ngajakin ketemu, ada yang penting katanya tapi bukan tentang kerjaan" Jelas Rony.

"Kok perasaan aku nggak enak yah. Dia ada anak cewek nggak?" Entah mengapa Salma merasa ada yang berbeda dengan perasaannya.

"Yang aku denger-denger ada. Emang kenapa?" Bingung Rony.

"Kalau dia mau nge jodohin kamu sama anaknya, gimana? Dunia bisnis kan selalu gitu" Kini Salma mengerucutkan bibirnya karena kesal.

"Haha. Makin cinta deh kalo posesif gini" Kini Rony mencubit pipi Salma.

"Ishh apa sih, sakit tau" Salma menepis pelan tangan Rony.

"Ya kalo ditawarin anaknya, aku nolak lah. Udah punya yang kayak gini nggak bakal dilepas" Rony mengusap pipi Salma yang ia cubit tadi.

"Alah alesan. Awas aja nanti ditawarin nggak bisa nolak, aku obrak-abrik data kantor!" Ancam Salma.

Let Me be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang