PaSaRIa

671 81 7
                                    

Beberapa minggu setelah Salma di rawat, hubungan Salma dan Rony semakin dekat. Begitu pula dengan orang tua mereka. Salma sudah sangat akrab dengan orangtua Rony, begitu juga dengan Rony dan orang tua Salma.

Tepat seminggu yang lalu, diputuskan bahwa Salma dan Rony akan menikah dua bulan lagi. Mereka memilih langsung menikah tanpa bertunangan. Sedangkan Paul dan Nabila meresmikan hubungan mereka dengan pertunangan, setelah Nabila lulus barulah mereka menikah. Itupun atas hasutan Rony kepada orang tua Salma. Ia menghasut calon mertuanya agar pernikahan tidak dilakukan bersamaan agar Nabila bisa fokus dulu menyelesaikan pendidikannya. Padahal tujuan utamanya adalah untuk memberi pelajaran kepada Paul yang telah mengerjainya.

Untuk Novia, ia telah berhenti bekerja di Wilaga group, ia kembali melanjutkan studinya di luar negeri. Sejak awal, tujuan Novia kerja di Wilaga juga hanya untuk berteman dengan Salma sekaligus memantau perkembangan keadaan kejiwaan Rony. Dan besok adalah hari keberangkatan Novia.

"Kok harus di luar sih, Nov? Lo ninggalin gue dong?" Saat ini mereka (Paul, Salma, Rony dan Novia) tengah berkumpul di apartement Rony yang berada tepat di depan apartemen Salma. Ya, Rony berhasil membelinya meski harus membayar lebih.

Mereka berkumpul di ruang nonton dengan Novia yang duduk selonjoran di karpet, Paul yang berbaring di karpet, sedangkan sang tuan rumah sedang berbaring di sofa dengan berbantalkan paha Salma yang senantiasa mengusap rambutnya.

"Pengen aja. Lagian sayang kan otak encerku kalo nganggur. Kau nggak usah lebay gitulah" Ucap Novia yang tengah menikmati keripik kentang milik Rony.

"Alesan lo. Bilang aja lo lagi frustasi setelah cinta lo ditolak sama pegawainya Rony" Ejek Paul tanpa mengalihkan perhatiannya dari handphone karena saat ini ia tengah bertukar pesan dengan Nabila.

"Siapa pegawai gue yang lo ngangguin? Di jodohin sama anaknya temen papa lo, lo nggak mau" Tanya Rony penasaran. Salma juga menunggu jawaban Novia.

"Kepala HRD, lo!" Bukan Novia yang menjawab, tapi Paul.

"Wah, bang Neyl? Lo suka bang Neyl, Nov" Syok Salma.

"Ckk, gini nih kalo punya temen cepu. Iya, aku suka sama bang Neyl. Tapi dia terus tolak aku, Sal. Sedihnya aku" Jawab Novia penuh drama.

"Jadi lo kuliah di luar supaya bisa move on?" Tanya Salma.

"Ya nggak lah. Aku tuh memang niat lanjut kuliah di luar sejak lama. Dan untuk bang Neyl, aku nggak mau move on. Bakal aku kejar terus sampe dia capek sendiri dan nerima aku. Sekarang, mau main tarik ulur dulu. Kita liat aja nanti, si gondrong itu bakal balik suka sama aku. Haha"

"Gila lo!" Ejek Paul.

"Kau bilang aku gila? Terus si Rony apaan kemarin-kemarin!"

"Ck" Rony membalikkan badan menghadap ke perut Salma, lalu menggigitnya.

"Awss, Rony geli!" Salma spontan teriak saat merasakan gigitan ringan di perutnya.

"Wah, parah lo, Ron. Kita masih di sini, lo udah berani mesumin Salma. Ckk ckk" Paul menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Otak lo yang mesum" Ucap Rony tanpa berbalik.

"Udahlah, aku mau balik. Paul ayo, kau antar aku pulang! Aku mau packing" Perintah Novia yang sudah mengambil tas selempangnya.

"Yaudah deh, daripada di sini jadi nyamuk" Paul ikut berdiri mengikuti Novia.

"Nggak usah dianter, yang. Mereka bisa buka pintu sendiri" Rony menahan Salma yang hendak berdiri dan Salma hanya mengikut saja.

"JANGAN LUPA ANTER AKU BESOK KE AIRPORT" Teriak Novia sebelum keluar dari apartemen Rony.

"NGGAK USAH TERIAK, GUE NGGAK BUDEK!" Teriak Salma.

Let Me be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang