Mrs. Wilaga

573 62 2
                                    


_Kediaman Wilaga_

"Assalamualaikum, mi" Sapa Rony kepada sang ibu yang saat ini tengah menikmati secangkir teh di halaman samping rumah.

"Waalaikumsalam sayang. Tumben balik dulu?" Ayumi heran, biasanya jika Rony menginap di kantor, putranya tidak akan pulang pagi. Rony pasti akan melanjutkan pekerjaannya sampai waktu pulang tiba.

"Mau mandi dulu mi"

"Oh, yaudah naik dulu abis itu sarapan. Ehh ini siapa?" Ayumi mengalihkan perhatiannya pada seorang gadis yang sejak tadi hanya diam di belakang Rony.

Hening, tidak ada yang mengeluarkan suara. Ayumi menatap Rony meminta penjelasan, tapi sang empu hanya menatap balik tanpa menjawab. Hingga akhirnya Salma yang membuka suara.

"Saya Salma bu, sekretaris pak Rony" Jawab Salma sedikit gugup.

Iya mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Ayumi dan dengan senang hati dibalas oleh Ayumi.

"Oh. Ayo duduk dulu sayang, kita nge teh sambil nungguin Rony siap-siap" Ayumi meraih tangan salma dan menuntun Salma untuk duduk bersamanya.

Sedangkan Rony meninggalkan dia wanita kesayangannya. Sebelumnya, ia sempat mengelus pundak kiri Salma seolah memberi ketenangan. Rony yakin, ibunya pasti memperlakukan Salma dengan sangat baik.

Setelah Rony pergi, dua wanita beda generasi itu mulai mengobrol.

"Salma udah lama jadi sekretarisnya Rony?" Ayumi baru tau jika Daniel sudah tidak menjadi sekretaris Rony lagi.

"Baru bu, sekitaran empat bulanan"

"Eh jangan panggil ibu, panggil mami aja"

"Engga bu, kurang sopan"

"Itu bukan permintaan sayang, tapi perintah"

Kini Salma tau dari mana sikap keras kepala Rony.

"Iya mi" Balas Salma kembali kikuk.

"Makasih ya sayang" Ayumi menggenggam tangan Salma.

"Makasih untuk apa mi?" Salma bingung, apa yang telah ia lakukan hingga Ayumi berterimakasih kepadanya.

"Mami tau hubungan kamu sama Rony bukan hanya sekedar atasan dan bawahan. Mami yakin kamu itu spesial bagi Rony. Ini untuk pertama kalinya anak mami yang dingin itu bawa gadis ke rumah"

Salma hanya terdiam, ia tidak tau harus menanggapi seperti apa.

"Salma bahagia kan sama Rony? Kalau Rony nakal, lapor mami yah?" Ayumi kembali bersuara.

"Iya mi" Hanya itu yang dapat Salma ucapkan.

"Sal, kalau nanti Rony nggak sengaja nyakitin kamu, kamu boleh bales nyakitin dia tapi mami mohon jangan pernah tinggalin Rony yah. Tetap di sampingnya. Mami kenal anak mami, dia nggak akan nyakitin kamu" Ayumi mengusap pipi Salma. Ia tau Salma adalah gadis yang baik dan tentu saja istimewa. Ayumi bersyukur karena Rony bisa dipertemukan dengan Salma.

Salma hanya mengangguk. Ia tau ada pesan tersirat disetiap ucapan Ayumi.

Atensi keduanya teralihkan saat Rony datang dan menghampiri mereka.

"Mi, aku sama Salma belum sarapan tadi. Masih ada makanan nggak?"

"Ckk kamu kenapa nggak bilang dari tadi sih? Tau gitu bisa minta tolong bibi tadi nyiapin. Yaudah ayo ke ruang makan, kita ngobrol sambil bibi nyiapin"

Ayumi menggiring Salma ke ruang makan. Setelah meminta sang pekerja menyiapkan sarapan, mereka kembali melakukan obrolan ringan di meja makan.

"Kapan-kapan Salma datang ke sini yah makan malam sama kita. Nanti mami kenalin juga ke papi. Papi pasti seneng" Ayumi sangat antusias dengan kehadiran Salma saat ini.

"Nanti kalau nggak sibuk, aku bawa Salma ke sini lagi mi" Jawab Rony.

Salma menatap nyalang Rony. Apakah Rony tidak tau jika saat ini Salma sangat nervous. Bertemu dengan nyonya Wilaga saja sudah membuatnya deg-degan, bagaimana jika ia harus bertemu dengan tuan Wilaga juga.

"Yaudah, makan gih abis itu berangkat. Atau Salma di sini aja nemenin mami, mami kesepian di rumah sendirian. Kamu izin aja hari ini yah" Tawar Ayumi yang spontan membuat Rony mengalihkan perhatiannya.

"Nggak ada ya mi, di kantor banyak kerjaan" Bagaimana bisa Rony bisa kerja tanpa ada Salma dalam jangkauannya.

"Tadi malam kata bapak, saya nggak usah masuk dulu. Boleh istirahat" Salma menggoda Rony, ia tau apa yang ada di pikiran Rony.

"Nggak, tadi malam saya lupa kalau banyak kerjaan. Ayo abisin makanannya abis itu kita berangkat" Rony memulai sarapannya dan menatap nyalang Salma. Seolah memberi peringatan agar Salma segera menghabiskan sarapannya.

Salma tersenyum, kena target. Salma sudah mengerti jalan pikiran Rony setelah beberapa bulan bekerja sebagai sekretaris Rony.

Setelah sarapan, Rony dan Salma pamit kepada Ayumi. Mereka berangkat dengan mobil Rony yang tentu saja dikendarai oleh supir pribadi Rony. Sedangkan mobil Salma nanti akan di antar oleh supir nyonya Wilaga ke kantor.

Sepanjang perjalanan, Rony terus menggenggam tangan Salma sambil memejamkan matanya. Kebiasaan Rony yang sudah Salma hafal.

* * *

_Kantor Wilaga_

Saat tiba di lantai atas ruangan Rony, Rony meminta Salma untuk mengikutinya ke ruangannya.

"Duduk, ada yang mau aku omongin" Rony duduk dan menggenggam tangan Salma yang saat ini juga duduk di samping Rony.

"Kenapa?" Tanya Salma bingung. Ia yakin, sesuatu yang akan diucapkan oleh Rony pasti sangat penting dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

"Tolong untuk saat ini jangan bertanya dulu, karna aku nggak yakin bisa jawab semua pertanyaan kamu dan akan nyakitin kamu nantinya. Cukup percaya sama aku. Aku akan cerita secara perlahan"

Salma hanya mengangguk, ia akan percaya pada Rony.

"Aku nggak bisa bawa mobil bahkan duduk di kursi depan. Ada kejadian lima tahun yang lalu yang buat aku trauma sampai sekarang. Aku tau kamu pasti penasaran tiap kita naik mobil bareng. Dan aku makasih karna kamu nggak pernah nanya" Rony menatap mata Salma, ada harapan dalam pancaran matanya.

Salma menatap balik Rony, ia yakin ada luka yang disembunyikan oleh Rony tapi justru terlihat jelas di mata Salma.

Salma mengusap jemari Rony yang menggenggam jemarinya, memberi kekuatan kepada laki-laki yang ada di depannya itu.

"Makasih karna udah percaya aku untuk cerita. Pelan-pelan aja yah. Aku siap nunggu" Ucap Salma.

Rony menarik Salma ke dalam pelukannya. Nyaman, itu yang ia rasakan saat ini.

"Jangan pernah ninggalin aku Sal, karna itu bakalan ngancurin aku" Rony mengeratkan pelukannya. Ia tak akan pernah melepaskan Salma, walaupun ia harus berhadapan dengan Paul sekalipun.

Hari ini mereka akan saling mendampingi menghadapi segala masalah yang terjadi kedepannya. Entah bagaimana akhirnya, mereka hanya berharap ada kebahagiaan di akhir kisah mereka.

* * * 

Let Me be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang