Make a Choice

514 64 2
                                    

Bughh Bughh

Saat tiba di ruang tamu, Paul berbalik dan tanpa aba-aba langsung memberikan bogeman yang cukup keras sebanyak dua kali ke pipi kanan dan kiri Rony.

Sedangkan Rony hanya pasrah menerima pukulan dari Paul. Ia sempat mundur beberapa langkah akibat serangan Paul tadi. Setelahnya, Rony berjalan ke arah sofa dan mendudukkan dirinya di sana. Rony tidak akan membalas, ia tau tindakan Paul tadi hanya pelampiasan perasaan setelah beberapa tahun terpendam.

Tidak ada suara yang terdengar dari keduanya. Hingga beberapa saat, Rony mulai membuka pembicaraan.

"Sorry" Ucap Rony lirih dengan kepala tertunduk dan tangan yang saling menggenggam.

"For what?" Paul bertanya tanpa memberikan atensi kepada Rony. Saat ini Paul dalam posisi membelakangi Rony.

"Everything"

"Yang lo omongin itu Anggis atau Caca?"

"Tentang gue sama Salma itu nggak ada hubungannya sama lo, Ul. Gue tau hubungan kalian nggak lebih dari sekedar sahabat atau sodara"

"Jadi lo minta maaf untuk Anggis?"

Rony terdiam, ia tau jika Paul pasti paham apa yang dimaksud Rony.

"Apa Anggis masih ada dalam pikiran lo sampai sekarang?" Tanya Paul setelah beberapa waktu hening.

Rony kembali terdiam.

"Jangan maju deketin Caca kalo lo belum bisa lupain Anggis!" Paul berbalik dan berbicara penuh penegasan.

"Nggak bisa Ul, gue udah terlalu sayang ama dia"

"Lo hanya akan nyakitin dia Ron" Kini suara Paul mulai meninggi. Ia mulai kesal dengan Rony saat ini.

"Kalo gue jauhin dia, apa itu nggak bakalan nyakitin dia Ul? Salma pasti sakit, dan gue bakalan lebih sakit karna itu"

"Lo cuma jadiin Caca tameng buat nutupin Anggis di pikiran lo" Paul kembali melunak.

"Nggak. Salma bukan tameng gue, tapi obat gue. Gue butuh Salma dan dia juga butuh gue. Itu aja udah cukup untuk gue nggak ngelepasin Salma" Rony tetap kukuh dengan keputusannya.

Kembali hening.

"Lo udah jujur ke Caca tentang Anggis?" Paul kembali bertanya setelah beberapa saat.

"Ini belum waktunya, gue masih belum siap. Apalagi Salma lagi terpuruk sekarang"

"Huhh, terserah lo. Btw kemarin Caca sempet nanyain Anggis ke gue". Paul mengambil posisi duduk di hadapan Rony.

Deg

Rony kaget, dari mana Salma bisa tau tentang Anggis?.

" Lo cerita tentang Anggis?" Rony menetap nyalang kepada Paul.

"Caca denger sendiri dari mulut lo. Katanya beberapa kali denger lo ngigo".
Paul mengambil cemilan yang ada di meja dan mulai memakannya. Sepertinya perasaannya sudah tenang saat ini.

"Aghh sh*t, dia pasti salah paham"

"Ya tinggal jelasin aja sih"

"Ckk, nanti" Rony menyenderkan tubuhnya ke sofa dan memijat pangkal hidungnya.

Paul berjalan ke arah Rony dan mengeluarkan handphone yang ada di saku celananya.

Cekrek

Rony kaget saat Paul tiba-tiba memotretnya.

"Ngapain?" Tanya Rony bingung.

"Mau abadiin muka kacau lo, siapa tau aja nanti bisa dilelang"

"Ckk nggak lucu"

Let Me be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang