Langkah kaki kembali membawa [Name] ke tempat ini.
Rumah klasik dengan halaman super luas. Gadis berambut [h/c] tersebut menunggu Oyakata-sama tiba, seraya memainkan koin pemberian Kanao kemarin.
'Kasumi Hashira'
Entah apa alasan Kanao memberikan koin ber-atas tulisan gelar pilar kabut, a.k.a suami [Name] (kalau jadi).
Semalaman ia berfikir, tapi ujung-ujungnya malah tidur karena overthinking. Percayalah, banyak pertanyaan yang harus dijawab karena NIKAH NGGAK SEGAMPANG ITU‼️
Tak mau terlarut dalam pikiran wajah [Name] mendongak menatap langit berawan putih. Kalau bisa tuh ya, [Name] mau terbang aja dan tinggal di sana bak bidadari comberan
"Awannya kayak kodok"
"Hm... Lebih cocok seperti ikan"
"..."
Mata [e/c] melotot melihat sosok pria sedang berdiri di sebelahnya. Mulut terbuka sedikit, sedangkan si pelaku melirik dengan tanda tanya.
"Kau... AKHIRNYA KITA BERTEMU!"
"Hm?─aw"
Helaian rambut hitam-mint segera ditarik oleh lengan gadis tersebut. Amarahnya nampak menggebu-gebu bahkan jika hanya dilihat dari belakang. Dibawanya pria itu ke sebelah rumah Oyakata-sama sebelum [Name] berbalik dengan wajah merah.
"Apa kau sudah gila?!"
" ? Aku waras. Teman ku bilang orang gila tidak boleh menikah"
"JANGAN BAHAS ITU DULU"
Muichirou menatap raut muka [Name] yang tengah tertekuk dengan ekspresi biasa.
Perempuan dihadapannya sampai mempertanyakan Muichirou ini paham situasi atau tidak. Kenapa dia bisa terlihat santai sekali?!
"Kau tau tentang perjodohan ini?"
Pertanyaan sederhana, dan Muichirou mengangguk.
"Kamu menerimanya?"
Muichirou diam sejenak, tapi ia mengangguk sehingga [Name] menghela nafas lelah. Ia menundukkan kepala sebentar sebelum kembali menatap netra turquoise itu.
"Kamu kenal aku?"
"[Lastname] [Name]. Umur 20 tahun, lahir tanggal [date] bulan [Month]. Saat ini berstatus pasien butterfly estate"
"Bukan itu!"
Tangannya menarik kerah seragam Muichirou, mau tak mau pria itu menunduk. Sedikit mempersempit jarak, ia bisa melihat tatapan manik [e/c] perempuan dihadapannya. Beberapa centi lagi dahi mereka bisa bersentuhan.
"Apa yang kamu tau tentang aku secara personal. Kepribadian ku? Apa kesukaan ku? Apa yang ku benci dan apa yang ku idamkan. Kau tau itu semua?" Kali ini [Name] tidak sedang bercanda.
Ia muak terjebak dalam situasi dimana kata pernikahan selalu menjadi akhir ceritanya. Apa ia benar-benar hanya bisa jadi istri orang lain tanpa bisa bersinar sendiri?
Dari usia 12 tahun, dirinya dituntut untuk menjadi sempurna. Gadis matahari yang merupakan pusat semesta. Sinar nya selalu memberikan keceriaan dan kehangatan untuk semua orang.
[Name] bukan pusat semesta. Ia tak mau menjadi acuan orang lain.
Memikirkannya saja membuat hati [Name] terasa perih. Setetes air mata hampir jatuh ke bumi jikalau tidak ada jari yang menghalangi.
"Jangan menangis."
Kedua mata melebar ketika tangan dinginnya menangkup kedua pipi. Sorot dari warna turquoise seketika membuat garis kusut di kepala [Name] menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ˊ˗ ✦ Sᴜɴsʜɪɴᴇ ꒱ ➛ [ T. MUICHIRO ] ⊰
Fanfiction「 ❝ Touch her? you'll die. ❞ 」 𖧵ֹֺֽ໋໋݊ [Name] [Lastname] adalah matahari. Sebuah bintang yang menjadi pusat perhatian, penuh kehangatan dan senyuman. Namun fakta tidak bisa bohongi. Menjadi pusat bukan berarti selalu ada yang setia menemani. Hing...