"Terserah apa katamu sekarang. Tapi, kau ku-peringatkan. Aku adalah pengawal Tokito [Name], jika obsesi aneh mu sampai mengganggu tuanku baik fisik maupun mental, maka bersiaplah untuk duel dimana kau adalah oni di mataku"
"Sialan!"
Botol kaca tak bersalah tertendang jauh oleh gadis berpangkat tsuchinoto tersebut. Amarahnya bak api yang membara. Nafas memburu serta bahu yang naik turun dengan cepat membuktikan seberapa besar usaha Riese agar tetap tenang.
'Tidak bisa dibiarkan, Mereka harus ku singkirkan bagaimana pun juga!' Gadis itu menggigit ibu jarinya kuat-kuat.
'Shiori...! Ku pastikan dia hancur dengan wanita itu'
Helaan nafas kasar mengudara bersamaan dengan langkah kuatnya menginjak-injak tanah. Tidak ada yang bisa mendefinisikan rasa kebencian Riese. Orang-orang sekitar pun memilih mengabaikan gadis muda yang tengah tersulut emosinya sendiri.
"Permisi nona manis"
Lirikan mata sang surai coklat langsung berubah sinis. Suasana hatinya sedang buruk, ada pula om-om aneh yang tiba-tiba mendekatinya.
Berfikir pria tua itu hanya akan menggodanya saja, Riese hendak pergi dari sana.
"Tunggu-tunggu! Saya ingin berbicara─"
"APA? Saya sudah ada calon, saya tidak suka berinteraksi dengan laki-laki lain" Riese melipat tangan di depan dada. Mengangkat wajahnya angkuh dan merendahkan lawan dihadapannya.
Pria itu tertawa hambar. "Ah.. Saya tidak bermaksud menggoda anda, saya hanya ingin bertanya karena anda menggunakan seragam yang sama seperti orang yang kami cari"
Riese mengangkat satu alis. Ia tidak bodoh untuk tau bahwa lelaki ini mencari seseorang (yang pastinya anggota) dari organisasi Pemburu Iblis. Akan tetapi, seharusnya keberadaan mereka tersembunyi sebab tak banyak yang percaya pada iblis. Pemerintah pun tak mendukung keberadaan mereka.
"Aku tidak paham apa organisasi yang kau maksud. Sampai jumpa" Pemilik manik oranye itu seketika berbalik, tidak tertarik.
Akan tetapi, sebuah perkataan pria tersebut langsung membuat langkah Riese terhenti.
"Saya mohon nona!" Ia menahan ujung baju Riese. "Apa diantara orang-orang kalian tidak ada wanita dengan rambut [h/c]? Dia orang yang saya cari!"
"[H/c]...?" Riese berkedip. Kemungkinan orang yang punya rambut berwarna [h/c] itu ada banyak. Tapi pikirannya langsung tertuju ke seseorang.
'Baiklah... Ini menarik'
Melihat Riese yang sepertinya berubah pikiran. Pria paruh bawa tersebut tersenyum berharap. "Anda sungguh mengenalnya?"
"... Mungkin?" Riese menarik kasar bajunya kembali, seakan jijik disentuh oleh lelaki itu.
"Jelaskan lebih detail, siapa tau aku kenal" Ujarnya menuntut
Pria yang merasa punya peluang, langsung menjelaskannya. "Dia seorang wanita, meski umurnya 20 ia masih terlihat sangat muda, sifatnya lembut dan penurut, dia adalah calon istri saya..."
Alis Riese kembali tertekuk. 'Calon..?'
"Seperti yang saya bilang, secara spesifik rambutnya berwarna [h/c]─"
"Dan matanya [e/c]?"
Riese tak sadar ia menyambungkan ciri-cirinya. Sebenarnya hanya spekulasi. Sebuah nafsu berharap hipotesis menjadi kenyataan.
Namun seakan mendapat berkah semesta. Melihat si lelaki terdiam, manik oranye itu langsung menatapnya.
"... Anda kenal dengan dia, ya?" Seketika auranya yang sok sopan santun tadi berubah mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ˊ˗ ✦ Sᴜɴsʜɪɴᴇ ꒱ ➛ [ T. MUICHIRO ] ⊰
Fanfic「 ❝ Touch her? you'll die. ❞ 」 𖧵ֹֺֽ໋໋݊ [Name] [Lastname] adalah matahari. Sebuah bintang yang menjadi pusat perhatian, penuh kehangatan dan senyuman. Namun fakta tidak bisa bohongi. Menjadi pusat bukan berarti selalu ada yang setia menemani. Hing...