06

187 9 0
                                    

ˊJena povˋ

"Dok." panggilku pada Dokter yang saat ini sedang berdiri dengan punggung yang bersandar pada mobil. Dokter itu menungguku ganti pakaian diluar.

Aku berdiri di depannya, dengan wajah tertunduk. "Jangan kasih tau ibu saya dok."ucapku pelan.

"Ya saya gak akan kasih tau, asal kamu gak ngulangin lagi." jawabnya.

Aku mengangguk, "iya dok, saya gak akan ngulangin kayak gitu lagi. Jangan boong ya dok?"

"Iya. Kamu kenal saya?" jawabnya lalu bertanya.

Aku mengernyit, "kenal? Gimana saya bisa kenal, saya aja baru ketemu dokter hari ini." ucapku.

Dokter itu manggut-manggut gak jelas.

"Ini dompet kamu, ketinggalan di kursi mobil. Ayo masuk." ucapnya seraya memberikan dompet milikku.

Aku mengambil dompet milikku lalu segera kumasukkan ke dalam saku celana.

"Gak usah, saya naik taksi aja lebih baik dokter pulang aja. Kasian istri dokter udah nunggu di rumah."

"Makasih dok, maaf ngerepotin." lanjutku lalu melenggang pergi.

"Beneran gak mau di anter sampai rumah sakit?" tanya dokter itu memastikan.

"Iya gak mau, makasih. Istri dokter lebih membutuhkan dokter." ucapku dengan kepala sedikit tertoleh.

-Rumah sakit.
22.00 wib

"Assalamualaikum." aku membuka pintu dan langsung mendapati tatapan marah dari ibu.

"Kamu kemana aja sih? Ngambil dompet aja lama banget!" omelnya.

Aku menjatuhkan bokong ku di sofa lalu membuka gorden melihat pemandangan indah dari atas gedung rumah sakit.

"Aku di rumah bu ketiduran." akhirnya. Sekalinya bohong keterusan bohong.

Aku mendengus saat hari ini aku banyak berbohong pada ibuku.

"Kamu udah makan?" tanya ibu.

"Belom."

"Makan gih, nih ada sop." ibu menunjuk sebuah mangkuk diatas nakas.

"Sop rumah sakit itu gak ada rasanya, gak enak." ucapku lebih tepatnya mengejek masakan rumah sakit.

"Ambil dompet ibu," ujarnya.

"Buat apa?" tanya ku menatapnya.

"Beli nasi goreng gih, ibu pengin."

"Pake uang aku aja. Nasi gorengnya pedes apa enggak?"

"Jangan pedes banget, nasi goreng ati ampela ya, Jen?" aku mengangguki ucapan ibuku.

"Besok ibu pulang kan?" tanyaku seraya bangun dari duduk.

"Kata dokter belum boleh, tunggu dia yang nentuin." aku manggut-manggut paham.

"Yaudah, aku beli nasi goreng dulu."

"Iya, hati-hati."

***

-07.15 wib

Aku membuka pintu kamar mandi seraya mengeringkan rambutku dengan handuk. Seiring berjalan keluar dari kamar mandi, mataku menyorot dua orang yang sedang mengobrol. Siapa lagi kalo bukan dokter itu dan ibuku.

Aku tak menghiraukan mereka. Lebih baik aku bersiap-siap untuk pergi kuliah.

Mulai dari menyisir rambut, memakai handbody, memakai sedikit bedak dan lipbalm tak lupa menyemprotkan parfum pada bajuku.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang