02

859 18 0
                                    

Haihaihaiiiiii 🤗
Happy reading sayank😹

***

-Rumah.

"Kamu bener liat kejadian itu Jen?" tanya Ella---ibu Jenna. Wanita baya itu kemudian mengelap air matanya dengan tisu.

Jenna mengangguk, "iya bu Jenna liat! waktu itu aku di rumah lagi tidur siang dan aku kebangun karena denger suara orang berantem terus aku liat kejadian itu."

"Ini semua salah ibu Jen, hiks hiks..." tangis Ella semakin deras. Jenna menatap sang ibu dengan sendu.

"Ayah meninggal gara-gara ibu! Ibu yang pantes masuk penjara!"

Jenna pun langsung memeluk Ella saat bicaranya mulai ngelantur.

"Seandainya ibu di rumah dan gak kerja, seandainya ibu menjaga kalian dan seandainya ibu dengerin ucapan kamu untuk gak kerja, semua ini gak akan terjadi! hiks..."

"Ibu, ibu gak salah! Ini musibah bu ini musibah!" ujar Jenna sambil mengusap lembut punggung sang Ibu. Memberikan ketenangan.

Jenna terdiam, ingatan gadis itu beralih pada perampok sialan itu yang kabur naik lewat atap dapur.

Bagaimana bisa lewat atap?

"Sebentar bu, Jenna ambilin minum." Jenna melepaskan pelukanya dan beranjak ke dapur.

Jenna mengambil mminu, kepalanya mendongak menatap atap dapur dengan wajah kebingungan.

Gimana perampok itu bisa masuk lewat atap?

"Gue harus pindah dari rumah ini!" gumam Jenna lalu melangkah pergi dari dapur.

***

-Penjara

"Kenapa lu masuk penjara?" tanya seorang preman drngan tato di tangannya yang satu sel tahanan pada Adit--Kakak laki-laki Jena.

Adit hanya terdiam. Ia mengusap wajahnya terlihat jelas banyaknya masalah di hidupnya.

"Kenapa?! Lu nantangin gua?!" ujar preman bertato itu gak jelas.

"WOY JAWAB!" ujar preman satu lagi dengan berteriak.

Adit mengepalkan tangannya menahan emosi. Urat lehernya sudah terlihat jelas menonjol di kulit.

"Budek kali dia," ujar preman bertato itu.

'Sabar Dit, sabar...' ujarnya dalam hati agar tidak terbawa emosi.

"Pijitin gua cepet!" ujar preman bertato itu seraya tengkurap.

"Woy lu denger gak?!" teriak preman satu lagi. Mungkin mereka adalah komplotan penjahat yang tertangkap karena melakukan hal kriminal.

Adit tak bergerak sedikit pun. Ia masih mengingat betapa jelas kejadian saat ayahnya tertusuk oleh pisau.

"Sialan, hajar aja!!!" ujar preman bertato kesal karena Adit tak menggubrisnya.

Teman dari preman bertato itu berdiri lalu menendang kaki Adit. Lelaki itu tersadar lalu menatap wajah preman itu marah.

"Mukanya nyolot bos." ujarnya pada preman bertato itu.

"Hajar aja! Bonyokin muka sok gantengnya itu!" balasnya sengit.

"Heh! Pijitin bos gua atau lu bakalan gua hajar!" ancamnya.

"Diem!" singkat Adit membuka suara. Ia sedang tidak ingin mencari masalah apalagi keributan.

"Wah bener nyolot lu ya!" preman itu menendang wajah Adit tapi dengan cepat kepala lelaki itu menghindar.

Adit mengambil kaki preman itu lalu memelintir membuatnya mengerang kesakitan.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang