22

132 7 0
                                    

3 hari berlalu, setelah minta petunjuk dari solat istikharah serta nasihat dari Ella dan Adit, Jenna pun sudah mendapatkan jawabannya. Apapun jawabannya nanti, semoga itu yang terbaik.

Kini, keluarga besar Rey datang ke rumahnya. Termasuk ibu dan ayah Rey. Membuat Jenna benar-benar panik dan takut menjadi satu.

Bayangin, keluarga besar. Tapi...apa itu tandanya, keluarga Rey juga merestui dirinya?

Sebelum memulai inti dari semua ini, semuanya kini berkumpul membentuk lingkaran beralas karpet untuk makan siang bersama diselingi canda tawa serta jokes bapak-bapak.

"Rey bilang, Jenna lagi training modelling ya?" tanya wanita baya berkerudung membuat Jenna menatapnya.

Dia adalah Asya ibundanya Rey. Wanita berumur 55 tahun itu masih terlihat cantik meskipun umurnya sudah tidak muda lagi.

Jenna menganggukkan kepalanya disertai senyuman. "Iya tante."

"Semoga sukses ya Jen, tante do'akan yang terbaik untuk Jenna."

Hati Jenna menghangat mendengar penuturan dari calon ibu mertua--insyaallah.

"Terimakasih banyak tante." Jenna tersenyum.

"Kamu kuliah semester berapa Jen?" tanya Aiman-- ayahnya Rey.

"Jenna baru semester 3,om."

Lulus sekolah, Jenna memilih gap year selama 5 tahun untuk fokus kerja. Apalagi ia ditawarkan oleh temannya menjadi Brand Ambassador. Dan di usianya yang ke 23 tahun, Jenna akhirnya memutuskan untuk kuliah.

_

Usai makan siang, kini waktunya Jenna membuka suara atas lamaran Rey tempo hari.

Jenna meneguk saliva, menarik napas dalam, Jenna pun berkata. "Saya menerima lamaran dokter Rey."

Jenna menerima Rey, bukan karena Rey kaya. Namun, melihat bagaimana baiknya Rey dan hati pria itu yang begitu tulus membuat Jenna jatuh hati, terlebih pada wajah tampannya.

"Alhamdulillah..." ucap Keluarga Rey serentak.

Jenna tersenyum haru, ia mengambil buket bunga yang diberikan Rey lalu menerima cincin lamaran dari pria itu. Tidak menyangka, keluarga Rey menerimanya dengan baik.

"Karena Jenna udah menerima lamaran Rey, papa mau memberi saran agar kalian menikah siri."

Jenna mengerutkan dahinya tak paham,  begitupun Rey. Keduanya saling menatap, namun hanya sebentar.

"Maksudnya gimana pa?" tanya Rey dengan bingung.

"Sehabis ini, kalian pasti disibukkan mengurus persiapan pernikahan kalian berdua, dan solusinya supaya menghindari zina atau adanya kesalahpahaman dan kalian diperbolehkan berduaan, papa mau kalian nikah siri." ucap Aiman.

"Nikah siri juga sah namun hanya secara agama, nanti kalian akan menikah secara negara dan mendapatkan buku nikah kalau semua persiapannya sudah selesai." lanjut Aiman.

"Iya Rey, mama setuju. Kalo udah halal kan mau ngapain aja bebas." ucap Asya membuat gelak tawa yang lainnya.

Jenna tersenyum lalu menundukkan wajahnya. Ia malu.

Rey ikut tertawa, ia melirik Jenna sekilas.

"Papa akan persiapkan semuanya termasuk cincin nikah. Dan kalian, nikahnya besok."

☻☻☻

Selama 3 hari di Jambi, Anhar benar-benar frustasi. Ia dipaksa untuk mengenal Cynthia lebih ddekat Bahkan untuk mengenal namanya saja Anhar tidak tertarik apalagi menikah dengan perempuan itu. Anhar hanya menginginkan Jenna. Hanya Jennaira.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang