Jenna menaruh tas di lantai, kemudian duduk di sofa samping Ella. Wanita baya itu sudah diperbolehkan untuk pulang karena kondisi yang telah membaik.
"Ibu istirahat aja di kamar."
"Jen, jadi 'kan cari kontrakan baru?" Tanya Ella.
Jenna menganggukkan kepalanya. "InsyaAllah bu, nanti Jenna yang bakal cari."
"Ayo, Jenna anter ke kamar."
Setelah mengantarkan Ella ke kamar untuk istirahat, Jenna keluar kamar dan mulai menelpon seseorang.
"Halo Man, eh gue mau nanya kok gada panggilan job buat gue ya beberapa hari ini."
"Iya Jen, gara-gara waktu itu lo ijin deh. Soalnya masih ada take tapi lo tinggalin gitu aja "
"Lah, gue ijin juga karena urgent banget Manda."
"Gue gatau Jen, Bu Sinta selaku manager yang nentuin itu."
Jenna menghela napas mendengar itu. "Trus yang di Bali itu, jadi? Gak lo oper ke yang lain 'kan?"
"Itu juga udah di taken sama Laura. Bu Sinta yang pilih dia."
Jenna mengusak rambutnya dengan kasar. "Duhh... yaudah makasih Man."
Tut.
Jenna mendengus kasar lalu melempar handphonenya ke sofa. Sementara gadis itu melenggang pergi untuk membersihkan tubuhnya.
🫥🫥🫥
Kembali lagi ke rutinitas sehari-hari, Jenna dengan cekatan membuat sarapan untuknya dan juga Ella sebelum pergi ke kampus.
"Nanti Jenna aja ya Bu, yang cari kontrakan baru. Ibu istirahat di rumah, jangan kemana-mana dulu." ucap Jenna.
Ella mengangguk, lalu mereka fokus sarapan dengan hening.
Setelah Jenna berangkat ke kampus, Ella bersiap-siap untuk pergi ke kantor polisi. Sudah beberapa hari, ia tidak mengunjungi Adit disana.
"Ella, yaampun...kamu udah pulih. Apa kabar kamu? Gimana keadaan kamu?"
Ella menghentikan sejenak langkahnya ketika seorang tetangga mendatanginya.
"Iya, Er. Alhamdulillah. Kabarku baik."
"Gimana sama anakmu yang dipenjara itu? Apa tindakan polisi?"
Raut wajah Ella terlihat sedih mendengar ucapan Erna tetangganya itu. Melihat itu, Erna berdeham.
"Oh iya El, aku ada lowongan kerja, siapa tau aja anak gadismu mau."
"Lowongan kerja apa?" tanya Ella mencoba tenang.
"Jadi pembantu, gajinya lumayan lho."
Sepertinya Ella tergiur oleh lowongan pekerjaan yang tetangganya itu katakan. Pekerjaan itu bukan untuk Jenna, melainkan untuk dirinya sendiri.
Wanita baya itu ingin menghasilkan uang untuk membantu Jenna menyewa pengacara yang tentu biayanya tidaklah murah.
Dibantu oleh Erna, Ella sudah mempersiapkan berkas yang diperlukan untuk melamar, ia juga sudah diberitahu alamat rumah yang akan dituju. Pekerjaan ini, tidak akan ia beritahu pada Jenna. Anak gadisnya itu pasti akan melarangnya.
Ella memandangi rumah besar di hadapannya sejenak, kemudian berjalan mendekat ke arah pos satpam yang ada disana.
"Permisi.."
"Iya? Ada apa?" tanya pria berpakaian satpam.
"Eum..." Ella tampak kebingungan untuk berucap. "Apa benar ini rumah Pak Arya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Romance"Aku suka Kak Rey dari kecil." "Aku tau. Inget gak? dulu kita pernah main nikah-nikahan?" Jenna menganggukkan kepalanya. "Sampai sekarang, kita belum cerai." -_-_-_- Cerita ini menceritakan bagaimana Jenna bertemu dengan pria berhati malaikat hing...