17

121 6 0
                                    

-Kantin, 11.00 WIB

Selesai mata kuliah kedua, Jenna dan Lela pergi ke kantin.

"Lo mau makan apa Jen?" tanya Lela seraya melihat-lihat lapak kantin.

"Gatau bingung."

"Ke cafe aja yok." ajak Lela namun Jenna menggelengkan kepalanya.

"Gak deh, lagi hemat gue. Mending beli batagor aja."

"Hm...boleh tuh, ayo."

Setelah mendapatkan makanan yang mereka beli, keduanya duduk di tempat yang tersedia dan makan dengan khidmat.

"Anjir! Matkul ketiga dikosongin! Dosen Satria gak masuk." pekik Lela dengan heboh.

"Emang iya? Lo tau darimana?" tanya Jenna dengan bingung.

"Liat grup sayang. Coba lo liat."

Jenna terlekeh lalu segera mengecek grup. Ia tersenyum senang.

"Berarti nanti jadwal matkul buat jadwal lo les privat aja Jen." usul Lela diangguki oleh Jenna.

"Makasih ya La, lo udah bantu gue nyari pelanggan." ucap Jenna. Bersyukur sekali bertemu dengan Lela yang sangat baik hati, menawarkan jasa les privat pada temannya itu.

Lela tersenyum. "Santai aja." Berikutnya, senyuman itu luntur. "Yahh yah... nongol tuh si cowok alay." gumam Lela yang masih didengar oleh Jenna.

"Siapa?"

"Mantan lo lah siapa lagi." Jenna menghela nafasnya lalu lanjut makan.

"Alohaaa, babang Luthfi tamvan datang." ucap cowok itu dari kejauhan. Membuat beberapa orang menatap ke arahnya.

"Anyinghaseyoh, beybih, I'm back." ucap Luthfi setelah tiba didepan meja Jenna. Cowok itu berlagak membenarkan kemejanya dengan wajah sok kegantengan.

Mendengar itu, Lela memperagakan seperti ingin muntah. Dan Jenna hanya menghela napasnya.

"Yeuhh dasar kutil!" sarkas Luthfi ketika melihat reaksi Lela.

"Hai beb." Luthfi duduk di samping Jenna dengan senyum sumringah

"Ngapain sih lo?" tanya Jenna jengah.

"Kangen kamu."

'amit-amit.' -Batin Jenna.

"Idihh." komen Lela.

Luthfi melirik ke arah Lela. "Iri ya? Gak pernah dikangenin cowok setamvan gue yang mirip Jake BTS ini? Hahaha kesian."

"Amit-amit ya Allah, Jen bilang amit-amit Jen." ucap Lela.

Jenna mengulum bibirnya menahan tawa melihat ekspresi Lela.

"Heh, Jake Enhypen, bego! Bukan BTS. Lagipula, lebih ganteng Jake daripada lo!"

"Dihh, gini nih orang sirik--"

"Udah! Udah! La, ayo kita pergi dari sini." Jenna menggandeng tangan Lela lalu keduanya berlari pergi.

"Beb!!!!! Kok gue ditinggal?!!!!"

:) :) :)

Jenna menatap rumah minimalis yang lumayan besar di hadapannya. Ia melangkah sedikit lalu mengetuk pintu.

Melihat ada bel, Jenna menekannya.

Ting tong...

Tak lama, sesosok anak kecil membuka pintu membuat Jenna tersenyum.

"Halo." sapa Jenna

Anak kecil itu menampakkan deretan giginya. "Halo." ucapnya malu-malu.

"Apa bener ini rumahnya Stella?" tanya Jenna.

Anak kecil itu mengangguk.

"Nama adek, Stella bukan?" Anak kecil itu menggelengkan kepalanya.

"Stella nama kakak aku." jawabnya dengan suara menggemaskan.

"Ohhh, nama kamu siapa?"

"Mila." jawabnya dengan suara kecil.

"Kamu cantik deh." Jenna tersenyum membuat Mila tersenyum dengan malu-malu. "Boleh panggil kak Stella nya?"

Mila mengangguk lalu berlari masuk ke dalam rumah.

Seraya menunggu, Jenna membalas chat dari Lela.

"Jennaira Citra ya?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba muncul.

Jenna sontak mendongak, "ehh iya, saya."

"Ayo masuk. Lela udah kasih tau nilai rapot lo, nilai lo keren juga ya? lo jago MTK sama inggris? Kok bisa?" tanya Stella.

Keduanya duduk di sofa begitu sampai sana.

Jenna terkekeh mendengar itu. "Gak tau, suka aja sama mapel nya."

"Tapi kenapa lo ambil jurusan pariwisata? Kenapa gak akuntansi, atau perkantoran gitu?"

"Waktu itu pengin ambil jurusan statistika, cuma kata hati suruh milihnya pariwisata."

"Hahaha, suka heran gak sih? Gue juga gitu, minat banget sama Jurnalistik, tapi malah ambil Hukum."

"Hahaha melenceng dikit gapapa kali ya, yang penting enjoy." ucap Jenna dengan kekehan.

"Bener, bener. Btw, tadi Mila adek gue. Dia kelas 3 SD, agak dodol dia sama mapel MTK. Jadi, gue mau lo ajarin dia ya?"

Jenna menganggukkan kepalanya.

"Btw perjam nya berapa?" tanya Stella.

Jenna terdiam, ini pertama kalinya dia menjadi guru les privat. Jadi, ia harus kasih tarif berapa? Duh jadi bingung.

"Hm...berapa aja, soalnya ini pertama kali jadi guru les privat. Mau coba pengalaman baru."

Stella mengangguk-anggukan kepalanya. "Hm...kalo gitu 200 ribu per jam. Gimana?"

"Oke."

"Oke deal, gue percayain adek gue sama lo."

Saat tengah mengajari Mila, pria baya keluar dari sebuah ruangan. Pria baya itu menghampiri Mila, mengelus kepala Mila dan memberikan semangat kepada anaknya itu.

Ah, Jenna jadi kangen Ayah.

"Semangat belajarnya ya? Nurut sama Bu guru."

Jenna tersenyum melihat interaksi antar ayah dan anak di hadapannya.

Pria baya itu kemudian menatap Jenna. "Udah berapa lama jadi guru les privat?" tanyanya.

"Baru hari ini Pak, mau nyari pengalaman baru."

"Emang sih ya, pengalaman sangat diperlukan apalagi masih kuliah."

Jenna tersenyum. "Iya."

"Ngomong-ngomong, apa pengalaman kamu sebelumnya?"

"Kebetulan, saya pernah jadi brand ambassador."

"Wahh, keren. Berbakat sekali kamu." ucapnya.

Jenna terkekeh. "Terimakasih Pak."

1,5 jam berlalu. Jenna merapikan barang-barangnya karena waktu belajar sudah habis.

"Hati-hati ya dijalan, Jen." Jenna mengangguki ucapan Stella

"Tapi bentar Jen, bokap gue mau ngomong sama lo." lanjut Stella.

Pria baya itu tersenyum setelah berdiri di hadapan Jenna. "Jenna, jadi gini, saya sangat tertarik sama kamu.."

••••

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang