23

382 11 3
                                    

LAGI ADA IDE NIH
JADI UP CEPET ZEWYENG ♡♡
HAPPY READING!!!

❤❤❤

"Mantan A Rey diundang?" ledek Sophia.

Ucapan Sophia membuat Jenna menatap Rey, menunggu jawaban sang suami.

"A Rey gak pernah punya pacar, bawa cewek ke rumah aja gak pernah." ucap Asya.

Asya lalu menoleh menatap Jenna. "Jen, kamu percaya gak kalo Rey gak pernah punya pacar?"

"Emh..." Jenna menggeleng perlahan. "Gak percaya."

"Seganteng dokter Rey gak pernah punya pacar? Mustahil banget anjir. Kalo iya, apa jangan-jangan dokter Rey gay?" -batin Jenna. Otaknya sangat positive thinking.

Rey tersenyum melihat reaksi Jenna.

Asya terkekeh. "Dari dulu ya Jen, dia itu pacarannya sama buku. Di kamar baca buku, ngopi baca buku, kemana-mana bawa buku. Keluar kamar cuma makan sama nonton TV bentar."

"Bahkan ya mbak Jen, A Rey kalo lagi makan sekeluarga di mall, buku tebelnya gak pernah ketinggalan." ucap Sophia.

Jenna tertawa mendengar itu.

"Waktu itu, Rey mau dikenalin yang sesama dokter sama tantenya, tapi dia nolak, ehh tiba-tiba dia bilang mau melamar kamu." Jenna tersenyum canggung.

"Seharusnya emang dokter Rey cocoknya sama dokter juga. Karena bisa tau kesibukan masing-masing. Tapi dia kenapa milih gue coba?" -batin Jenna.

"Jujur mama sama papa gak maksa Rey buat cepet nikah, kalopun Rey udah menemukan yang emang pilihan dia, kita berdua setuju dan merestui." ucap Asya.

"Jenna harap maklumin Rey ya, kalo dia sibuk dan jarang punya banyak waktu. Apalagi sekarang Rey ambil spesialis lagi, tentunya harus banyak belajar dan selalu ke rumah sakit." ucap Asya.

Jenna mengangguk paham. "Iya ma, Jenna ngerti kok."

"Yasudah, sekarang kalian istirahat. Bu Ella sama mas Adit nanti diantar sama mbak Dena ke kamar ya?"

"Kayaknya saya sama Adit sementara di rumah dulu, bu Asya. Soalnya Adit lagi persiapan untuk interview kerja." ucap Ella.

"Oh gitu.. Iya gapapa. Kapanpun Bu Ella dan mas Adit mau kesini, rumah ini selalu terbuka." ucap Asya.

Jenna memeluk Ella dan Adit bergantian sebelum ibu dan kakaknya itu pergi.

🥰🥰🥰

Jenna masuk ke dalam kamar Rey, dinginnya AC menusuk kulitnya. Ia memandang sekeliling, kamar Rey luas dan rapi.

Jenna menolehkan kepalanya ketika Rey datang. Pria itu mendekat lalu berdiri di hadapan Jenna.

"Loh kenapa berdiri disini, hm?"

Jenna tersenyum canggung. "Gapapa, saya bingung mau ngapain dok."

Rey ikut tersenyum. "Boleh saya peluk kamu?"

"Hah?" Jenna mendadak nge-blank sebentar. Cukup terkejut dengan ucapan Rey. "B-boleh." lanjutnya kemudian.

Rey menarik Jenna ke dalam pelukannya, memeluk istrinya itu dengan nyaman. Sementara Jenna, membalas pelukan Rey. Asli, jantungnya berdetak kencang.

Beberapa menit berlalu, keduanya melepaskan pelukan masing-masing. Rey memandangi Jenna, masih dengan senyuman, tangan besar itu terangkat merapikan rambut sang istri.

Jenna menatap Rey dengan aneh, tak dipungkiri juga, ia salah tingkah ditatap seperti itu.

"Dokter Rey kenapa?"

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang