10

178 5 0
                                    

"Saya..."

"Duh tapi nanti kalo gue jatuh cinta beneran gimana? Secara dia dokter ganteng pula dan gue? Cuma remahan rengginang. Terus kalo orangtuanya benci gue? Gak suka gue? Dan jijik liat gue gimana?" Batinku.

Suara dehaman membuat aku tersadar.

"Kamu sudah membuang waktu sembilan detik untuk melamun." Ucap dokter Rey.

"I need a reason." Ucapku.

"Alasan? Kamu akan tahu itu kalau kamu setuju."

"Kalo gitu saya setuju." Finalku.

Dokter Rey sedikit menggulung lengan kemeja.

"Mama saya kepingin menantu."

Mataku melebar seketika.

"Kenapa saya gak langsung dijadiin istri aja dok?" Batinku lalu menggeleng pelan.

Aku tertawa. "Saya gak yakin dokter belom punya calon."

"Kamu percaya atau enggak itu terserah kamu. Jadi gimana? Saya nungguin ini." Ucapnya.

Aku cengengesan. Saat hendak menjawab, tiba-tiba hujan turun disertai petir. Refleks aku mendekat lalu memeluk lengan dokter Rey.

Sepertinya Tuhan tidak merestui kebohongan ini.

"Dok ujan dok ayo kita turun."

Dokter Rey mengangguk.

Aku terkejut saat tangan dokter Rey yang aku peluk dilepaskan. Dan detik berikutnya aku mengulum senyum saat kedua tangan dokter Rey dijadikan alat pelindung kepalaku.

"Please jangan seneng dulu Jen! Nanti lo jatoh." Batinku berkata.

"Kita jalan beriringan ya." Ucap dokter Rey.

"Iya." Aku mengangguk.

....

"Monyet--"

"Mana monyet mana?!" Pekik Luthfi panik sambil menatap sekitar kebun.

Saat ini, Luthfi dan Evan sedang berteduh di sebuah pos ronda. Mereka niatnya mencari kayu bakar yang disuruh kak Titi, namun malah mereka gunakan untuk mencari udara segar. Hingga akhirnya mereka terjebak hujan deras dengan jarak kembali yang cukup jauh.

Evan menempeleng kepala Luthfi kesal. "Monyetnya lo! Udah tau gua lagi berkeluh kesah bego!"

Luthfi yang tak terima menyenggol keras lengan Evan membuat cowok itu jatuh menginjak tanah.

"Sialan apaan nih ANJENG!" Pekik Evan lalu segera naik kembali ke pos ronda.

Cowok itu kemudian melihat telapak kakinya.

"IHHH ULET BULU!!!" Teriak Luthfi lalu menjauh dari Evan.

"HUAAAA ULET ULET ULET LUTHFI ANJENG BANTUIN GUA TAI!!!" Teriak Evan ketakutan dan panik jadi satu.

"Dih ogah gatel-gatel nanti gua!" Tolak Luthfi sambil bergidik ngeri.

"Sialan lo!" Hardik Evan kesal. Ia lalu memeperkan kakinya ke kayu.

"EVAN MONYET GUA UDAH MANDI!!!" Teriak Luthfi saat Evan menjahili cowok itu dengan memeperkan kakinya ke celana Luthfi.

"Hahahahaha mampus rasain lo!"

"Sialan hiiiihhh!" Kini Luthfi memeperkan celananya ke kayu.

....

Aku dan Dokter Rey kini berada di sebuah warung kecil. Jarak yang cukup jauh serta hujan yang sangat deras membuat kami terpaksa meneduh sejenak.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang