Pagi ini (Name) berniat untuk mengunjungi Kotoha yang merupakan teman masa kecilnya. Itung itung sekalian jalan mengelilingi kota karena menurut (Name) kota ini sudah banyak berubah dibanding saat dia kecil.
(Name) itu lahir di Indonesia tapi saat dia berumur 6 tahun, orang tuanya pindah dan membawanya ke kota ini sampai dia umur 10 tahun. Setelah itu karena suatu alasan mereka balik ke Indonesia dan sekarang (Name) memutuskan untuk kembali lagi ke kota ini sendirian.
"Lumayan rame ya sekarang." Gumam (Name) melihat sekeliling
Tangan kanannya memegang hp karena dia sambil baca maps. Walaupun (Name) pernah tinggal di kota ini tetep aja ga hafal hafal jalan nya. Pelupa + buta maps.
(Name) bisa mendengarkan bisikan bisikan beberapa orang yang dia lewati. Mereka membicarakan (Name) yang tampak asing dan ada pula yang memuji (Name).
"Hei nak, tunggu sebentar." Panggil seseorang membuat (Name) menghentikan langkahnya dan menoleh.
Seorang pria menggunakan baju chef dan celemek mendekati (Name) sambil membawa roti yang masih ada di loyang.
"Ini ambilah roti ini selagi hangat." Ucapnya tersenyum
"Ehhh?" (Name) nampak bingung tiba tiba dikasih roti
"Tapi aku bukan pengemis..." Kata (Name) polos
Seketika pria itu tertawa bersamaan dengan dua pengunjung lain yang mendengarnya.
"Hahaha tak kusangka kau ini begitu polos ya. Aku memberikan roti ini sebagai ucapan terimakasih karena kau telah menolong salah satu warga disini tadi malam." Jelas pria itu semakin membuat (Name) bingung.
"Hah? kapan?" Tanya (Name) sambil cengoh
"Hahaha nak, kau itu orang yang menolong pria semalam dirampok kan? Berita nya sudah menyebar di kota ini bahwa ada seorang gadis dari luar yang dengan berani menghajar preman dan menolong seorang pria." Sahut ibu ibu yang ada disekitar situ.
"Perasaan kemarin aku cuma kabur doang." Batin (Name)
"Eh? hehe itu...anu..bukan saya ko- " Ucapan (Name) terpotong saat pria tadi tiba tiba memberi bungkusan berisi roti.
"Ini ambil saja, masih hangat kok. Jangan lupa dimakan ya nak." Kata pria itu sembari tersenyum.
"Ini aku juga ada beberapa buah untukmu, ambil saja!" Ibu yang tadi langsung memberikan buah itu ke (Name)
"Ini situasi buset atau bjir?" Batin (Name) meringis
"Terimakasih." Balas (Name) tersenyum lebar.
Masih dengan pikiran yang bertanya tanya (Name) melanjutkan perjalanannya. Entah kenapa dia tiba tiba jadi terkenal gini padahal cuma modal ngefoto muka preman terus kabur.
Dan juga yang bikin (Name) bingung adalah kenapa orang orang disini pada tau? Padahal posisinya tadi malam itu sepi tidak ada orang.
(Name) tidak ingin ambil pusing, mungkin itu semua hanya kebetulan ada yang lihat.
"Nenek awas nanti jatuh, pelan pelan."
Suara anak kecil yang khawatir itu membuat (Name) menoleh ke depan.
Dia melihat seorang nenek nenek naik ke tangga berusaha mengambil kucing peliharaan diatas rumah, kucing itu takut untuk turun kebawah.
"Orang disini pada kenapa dah, mandiri amat sampe nenek nenek aja manjat tangga sendiri." Batin (Name).
"NENEK HATI HATI!" Teriak anak kecil itu saat melihat tangga yang dinaiki sang nenek bergoyang mau jatuh.
"Eh eh!" Kaget (Name) saat melihat kucing dan nenek itu mau jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Zero || Wind Breaker
FanfictionKisahku bersama mereka. - Wind Breaker •NII SATORU ❗Manga Spoiler❗ • Bahasa non baku • Kasar • Female (Name)