09 Surat

1.5K 228 5
                                    

Pukul 19.00 (Name) baru saja berjalan pulang menuju rumah setelah tadi dia dan yang lain nongkrong di cafe Kotoha. Tadinya Suo dan Kiryuu menawarkan (Name) untuk pulang bersama, tapi (Name) menolak dengan alasan ingin mampir membeli sesuatu. Padahal mah nggak.

Lagian gegara pembahasan absurd tadi, (Name) dan yang lain jadi sedikit canggung. Apalagi saat Sakura malah menyuruh (Name) dan Umemiya pacaran, bodoh emang.

Umemiya hanya menganggap (Name) dan Kotoha sebagai adik walau bukan adik kandung beneran, begitu pun sebaliknya (Name) menganggap Umemiya sebagai kakak.

Tetapi perlakuan Umemiya ke (Name) dan Kotoha berbeda. Umemiya memperlakukan Kotoha masih ada batasan, sedangkan dia memperlakukan (Name) seperti anak kecil.

Yang dalam artian Umemiya senang sekali tiba tiba memeluk (Name), mengusap surai (Name), tiba tiba menggandeng tangannya, dan memperlakukannya seperti anak kecil.

Dengan Kotoha tidak begitu, padahal jarak umur (Name) dan Kotoha hanya setahun tetapi bisa dilihat Kotoha lah yang memiliki sifat dewasa.

"Malam ini nyemil apa ya?" Gumam (Name) sembari menatap langit yang sudah gelap

Saat (Name) sedang melamun dia tiba tiba mendengar suara tangisan dan rintihan anak kecil. Suara itu berasal dari taman yang sedang ia lewati.

(Name) pun langsung menoleh mencari asal suara.

Matanya memicing saat menemukan dua sosok anak kecil laki laki di taman dengan lampu yang remang remang.

Anak kecil yang menangis itu terlihat sekitar umur 5 tahunan dan satu anak kecil lainnya tergeletak disana merintih kesakitan, dia terlihat seperti umur 9 tahun.

"Kakak bertahan lah hiks..aku akan mencari bantuan!" Ucap anak yang menangis sembari ketakutan

(Name) langsung buru buru menghampiri mereka berdua.

"Hei kau baik baik saja?" Tanya (Name) khawatir

Mendengar suara (Name), kedua anak itu langsung menoleh.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya (Name) lagi

Tangis sang adik semakin pecah kala melihat (Name) datang dengan seragam fuurin yang masih lengkap. Dia merasa sangat bersyukur ada anak Fuurin yang akan membantunya dan sang kakak.

"HUAA..tolong kakakku..hiks..tadi ada anak smp yang mencuri uang kami..terus mereka menendang dan memukul kakakku hiks!" Jelas sang adik sesegukan.

"Biar kulihat apa ada yang terluka?" (Name) membantu sang kakak untuk duduk, tetapi anak itu menepis tangan (Name).

"Aku baik baik saja." Jawab sang kakak meringis menahan sakit.

(Name) sedikit terkejut. "Galak bener." Batinnya

"Kau tidak, biarkan aku memeriksamu. Bahaya jika ada yang luka." Balas (Name)

"Sudah kubilang aku baik baik saja!" katanya dengan mata berkaca kaca

(Name) tidak memperdulikan ucapannya dia memeriksa anak itu dan melihat ada luka gores di kakinya. Sang adik masih sibuk menangis karena tidak tega melihat kakaknya seperti itu.

"Hei siapa namamu?" Tanya (Name) pada sang adik.

"Aku Akio dan kakakku Hitoshi.." Jawabnya

(Name) pun tersenyum lalu mengusap kepala Akio, lantas anak itu menatap (Name) tapi masih dengan menangis.

"Akio kau anak berani dan kuat kok. Bisa tolong jaga kakakmu sebentar saja? Aku akan membeli obat untuknya lalu kita bisa pulang dengan segera. Bagaimana? tapi kau harus berjanji jangan menangis lagi."

Absolute Zero || Wind BreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang