Esok harinya setelah pertarungan dengan Keel.
"Jadi bagaimana?"
Pertanyaan itu tiba tiba saja keluar dari mulut Umemiya. Saat ini dia sedang duduk dihadapan (Name) sambil bertopang dagu dan mereka tidak hanya berdua, disana juga ada Hiiragi yang duduk di sebelah (Name).
(Name) yang sedang bermain hp itu lantas meletakkan hpnya di meja. Rautnya menatap bingung Umemiya.
"Apanya?" Tanya (Name)
"Kemarin." Balas Umemiya
"Hah?" (Name) semakin tidak mengerti
"Kami dengar dari Kaji kau ikut bertarung melawan Keel. Lalu sebelum itu kau juga dengan bodoh menyelamatkan Anzai sendirian." Sahut Hiiragi sembari melipat tangannya di depan dada
(Name) tersentak sedikit lalu terdiam. Setelah beberapa saat dia menatap Hiiragi, (Name) perlahan menoleh kearah Umemiya yang sedari tadi diam sambil memasang senyum mengerikan.
"KENAPA KAU MENATAPKU SEPERTI ITU UMEMIYA?!" Teriak (Name) panik
Umemiya hanya diam dan masih tersenyum.
"njir horror banget wajahnya." Batin (Name) ngeri
"A-aku hanya membantu temanku, memangnya apa yang salah? Anzai di keroyok sama Keel dan mereka membawa senjata. Aku gabisa diem aja lihat temanku bonyok."
Umemiya dan Hiiragi semakin menatap (Name) intens dan (Name) tambah panik.
"T-Terus masalah kemarin aku ikut lawan Keel karena aku kesal, temen temenku ga kasih tau kalo mereka akan melawan Keel. Aku ditinggal sendirian, masa aku harus diem aja. Katanya- "
(Name) tiba tiba terdiam saat tangan Umemiya mendarat pelan di puncak kepala dan mengusapnya pelan.
"Kerja bagus (Name), kau hebat sudah membantu temanmu." Ucap Umemiya sembari tersenyum, tetapi kali ini senyumannya berubah hangat tidak seperti tadi mengerikan.
(Name) masih terdiam. Ia pikir Umemiya akan marah besar, ternyata dia malah mengapresiasi.
"Haha aku tidak menyangka kau akan seberani itu (Name)." Kekeh Hiiragi
"Iya keberanianmu itu perlu diapresiasi, tapi...." Umemiya mengantung ucapannya membuat (Name) penasaran sekaligus firasatnya tidak enak.
Umemiya terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela napas lalu tersenyum lagi.
"Kau ini bandel ya (Name)?! Sudah kubilang untuk tetap bersama Sakura atau Suo, kau ini tidak mau mendengarkanku ya? Gimana kalau kau kena pukul? Gimana nanti kalo terluka? Aku bisa sedih loh, nanti aku nangis. Jangan bikin aku khawatir gini dong (Name). Aku tau kau bisa bela diri tapi ga gini juga caranya, kau harus tetap bersama salah satu dari kami. Kenapa kau senang sekali membahayakan dirimu?" Oceh Umemiya
Seketika (Name) dan Hiiragi menutup telinga mereka.
"Ah mulai." Gumam Hiiragi
"(Name) dengarkan aku jangan tutup telingamu, dasar nakal." Umemiya menarik kedua tangan (Name) dari telinganya.
"Kenapa kau tidak mau mendengarkan aku sih? Disini itu sangat berbahaya, apalagi Keel itu mereka menyeramkan. Untung saja kau tidak kena pukul senjata, bagaimana kalau kena? Aku akan menggantung orang yang memukul mu itu-"
"Iya iyaa maaf bawel banget kau, aku udah besar tau bukan anak kecil lagi. Lagipula aku tidak mau merepotkan yang lain untuk menjagaku." Potong (Name) kesal
"Sebesar apa sih kamu? Masih bayi gini." Balas Umemiya.
"MANA ADA BAYI ANAK SMA?!" Balas (Name)
"Ada, ni buktinya." Tunjuk Umemiya lalu menarik hidung (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Absolute Zero || Wind Breaker
FanfictionKisahku bersama mereka. - Wind Breaker •NII SATORU ❗Manga Spoiler❗ • Bahasa non baku • Kasar • Female (Name)