17. Ayolah!

1.4K 333 26
                                    

NOTE: EKSTRA (NOT) REVENGE EPISODE 2 SUDAH TERBIT DI KARYAKARSA. SELAMAT MEMBACA. HIHIHI ADA SPOILER DI SANA.

***

Kuharap telingaku salah dengar. Semoga saja ocehan Nia mengenai “mencari istri” itu tidak benar. Salah. Namun, cerocosan berikutnya membuatku bergidik.

“Jangan ganggu calon kakak iparku,” Nia memperingatkan.

Sekalipun tubuh Nia mungil menggemaskan, tetapi nyali miliknya sebesar raksasa. Tidak gentar menghadapi Nao yang lebih tinggi. Bahkan gara-gara itu kami jadi pusat perhatian. Semoga saja tidak ada kabar aneh yang mendadak menyebar di sekolah. Aku tidak ingin dikaitkan apa pun dengan Naoki Kimura, baik di masa kini maupun masa depan. Dia tidak memiliki benefit apa pun. Hanya membuat rencanaku makin sulit.

“Sejak kapan Biru tertarik dengan cewek SMA?” tanya Nao sembari memamerkan senyum mengejek. “Dia terlalu tua bagi temanmu, ‘kan?”

“Jangan berani sebut nama abangku,” Nia mendesis seolah ucapan Nao membuatnya tersengat. “Kotor. Kalau kamu punya waktu mengganggu Embun, sebaiknya urusi cewek lain yang butuh perhatianmu. Contohnya, Eva Listiana Mahendra.”

“Terserahku dong mau dekat dengan cewek mana pun. Kamu nggak punya kapasitas melarang diriku.”

“Ohoooo kata siapa?” Nia membusungkan dada persis ayam jantan. “Beda cerita kalau kamu bermaksud mengusik Embun. Aku berjanji akan menjadi penjaga kesucian dan kepolosan Embun dari tangan jahanam. Iya, itu artinya kamu termasuk kategori cowok jahanam.”

“Mulutmu, Nia. Andai aku nggak menghormati papamu, maka....”

“Hei, nggak usah sok bijaksana,” Nia balas menyerang. “Selesaikan dulu urusanmu dengan Diva. Move on! Baru bicara mengenai pendekatan. Ayo, Embun. Di sini banyak polusi. Nanti kamu sakit.”

Tanpa menunggu balasan Nao, Nia langsung menyambar tanganku dan mengajakku pergi.

Dalam hati aku ingin menertawakan reaksi Nao. Seumur hidup baru kali ini aku melihatnya menganga gara-gara diserang cewek. Nao yang kukenal sulit didekati oleh siapa pun, kecuali Diva. Sekarang melihat Nao yang bisa dikalahkan oleh Nia ... hatiku sedikit riang.

“Dia tuh berengsek!” Nia memekik, meluapkan seluruh emosi begitu kami masuk kelas. Barangkali karena merasa aman, dia bersedia melepas cengkeraman tangannya padaku. “Kurang ajar!”

Nia mengempaskan diri ke kursi. Dia merogoh sesuatu dari dalam ransel dan mengeluarkan sebuah kipas lucu warna merah muda. “Dasar penjahat,” hinanya sembari mencibir. “Nggak punya otak. Beraninya mengincar mangsa-maksudnya, beraninya mengganggu cewek di siang bolong. Apa dia nggak mempertimbangkan gosip? Dasar edan.”

Aku terkikik menyaksikan Nia yang mirip kucing. Galak menggemaskan dan membuatku ingin menggodanya. Lucu sekali.

“Tenang saja,” kataku seraya duduk santai di kursiku. “Aku nggak tertarik mengejar Nao.”

“Serius?” Nia berhenti mengipasi dirinya. Kedua mata Nia membulat, tampak berbinar oleh ekspektasi. “Nggak usah pacaran dengan anak Om Kimura. Kamu pilih abangku saja. Namanya Biru.”

“Nama ... emmm pilihan nama yang unik.”

“Itu karena Mama suka warna biru. Awalnya sih mau dinamai Ai atau Aoi. Tapi, Nenek nggak suka. Maunya nama yang mudah diucap oleh lidah orang Indonesia. Kenapa nggak dikasih nama Kumo atau Sora aja, ya? Kan bagus.”

“Kan kamu bukan orangtua abangmu, Nia,” sahutku sembari mencolek pipi Nia. “Orangtuamu suka sesuatu yang berbau Jepang, ya?”

Nia menggeleng. “Nggak kok. Mama memang keturunan Jepang-Indonesia, sementara Papa Inggris-Indonesia-Cina. Hahaha sedikit rumit, tapi begitulah.”

(NOT) REVENGE  (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang