•
•
•
•
•HAPPY READING
◉
◉⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝
Sefa dan kedua orang nya berjalan menuju IGD setelah Almero memberi kabar bahwa Diyelline di sekap dan sekarang masuk IGD, begitu juga dengan Allexa dan kedua orang tuanya.
Mereka sampai di depan ruang IGD secara bersamaan, melihat Almero dan Skaya yang tengah tertidur di dekapannya.
"Bagaimana bisa si bajingan itu menyekap Elline, Al?" tanya John kepada Almero.
"Cerita nya panjang John, bahkan mereka begitu licik sampai saat saya melacak dimana lokasi Diyelline pun tidak ketemu" ujar Almero.
"Terus keadaan Elline gimana om?" tanya Allexa dengan raut khawatir.
"Belum tau, dokter belum keluar sedari tadi" jawab Almero membuat Allexa dan Sefa dilanda ke khawatiran.
Tak lama datang lah Bella dengan orang tua nya, dengan kepala di perban Bella menghampiri Allexa dan Sefa.
"Gimana sama Elline Xa, Fa?" tanya Bella dijawab gelengan.
Bertepatan dengan itu seorang dokter keluar.
"Bagaimana kondisi anak saya?" tanya Almer dengan masih memeluk istri nya yang tertidur akibat kelelahan.
"Kondisi nona Diyelline cukup memprihatinkan, banyak sekali luka lebam dan ada luka cambukan di bagian punggung nya, dan juga anak anda mengalami dehidrasi tuan, perut anak anda juga kosong membuat tubuh nya melemah, tapi pendarahan di hidung nya sudah berhenti dan mungkin nona Diyelline akan sadar sebentar lagi" jelas sang dokter.
"Terimakasih, tolong tempatkan anak saya di kamar VIP dok" ujar Almero.
"Baik tuan, kalau begitu saya permisi" pamit sang dokter meninggalkan 4 keluarga terpandang disana.
Almero membangun Skaya, "Mas gimana Diyelline?" tanya Skaya saat sudah terbangun.
"Diyelline gak papa sebentar lagi juga sadar kata dokter" ucap Almero.
"Syukurlah" lega Skaya.
Mereka semua sekarang berada di dalam kamar rawat Diyelline, Diyelline belum sadar kan diri, ketiga temannya yang melihat itu pun menangis menatap Diyelline penuh lebam, warna biru dan ungu tercetak jelas di kulit putih pucat Diyelline.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| quattro donne ||
Teen FictionTanpa bicara Diyelline mengambil cookies itu lalu memakannya. "Enak gak?" tanya Sefa dengan muka berharap, pasalnya Diyelline kalau ngomong selalu jujur. "Enak, kapan bikinnya?" tanya Diyelline balik. Sefa bersorak karena cookies nya disukai Diyelli...