Tanpa bicara Diyelline mengambil cookies itu lalu memakannya.
"Enak gak?" tanya Sefa dengan muka berharap, pasalnya Diyelline kalau ngomong selalu jujur.
"Enak, kapan bikinnya?" tanya Diyelline balik.
Sefa bersorak karena cookies nya disukai Diyelli...
Diyelline berjalan menuju meja yang sudah di tempati oleh abang nya.
"Ada apa tadi?" tanya Diego saat Diyelline sudah duduk di samping nya.
"Problem ex crush nya Sefa" jawab Diyelline.
"Ohh, ini gue pesenin lo ini, suka gak? atau mau ganti?" tanya Diego.
"Gak usah, gue gak pilih-pilih" balas Diyelline yang dibalas anggukan oleh Diego.
Mereka makan dengan tenang, dengan di selingi obrolan kakak beradik itu.
Mereka menghabiskan waktu bersama, bermain di mall, memakan eskrim, berjalan-jalan di taman dan terakhir membeli jajanan lalu membawa nya pulang.
Diego dan Diyelline sampai di mansion, mereka turun dan beranjak memasuki mansion.
Saat keduanya berjalan mereka mendengar suara orang mengobrol di ruang keluarga, mereka pun menghampiri.
Saat sampai mereka di kejutkan oleh kedatangan sang kakek dan nenek.
"Eyin" panggil sang kakek dan nenek bersamaan, Vanqio dan Efreda, sejak kapan mereka disini?.
"Sini" titah sang papa menyuruh kedua anaknya mendekat.
"Kapan kalian sampai?" tanya Diyelline kepada kakek dan neneknya.
"Dua jam yang lalu, sini, kakek mau peluk cucu kakek yang paling cantik" ucap sang kakek merentangkan tangannya.
Diyelline mendekat ke arah sang kakek lalu memeluknya, entah apa yang terjadi, tumben sekali keluarga nya berkumpul walaupun bukan keluarga besar, tetap saja ini aneh.
"Cucu kakek sudah besar" ujar sang kakek mencium pucuk kepala cucu nya penuh sayang, lalu mengelus pundak cucu perempuan satu-satunya itu.
Keluarga Emmertha memang hanya mempunyai keturunan laki-laki, Almero memiliki 3 saudara dan laki-laki semua, dan ketiga saudara nya pun memiliki anak laki-laki, hanya dirinya yang mempunya anak perempuan dan hanya satu, sebab istrinya Skaya sudah tidak bisa hamil lagi.
"Nenek juga mau peluk dong sayang" ujar sang nenek, Diyelline beralih memeluk sang nenek.
"Tumben banget kalian kesini? lagi free?" tanya Diyelline kepada kakek dan neneknya, sebab mereka bukan tinggal di kota yang beda, tetapi mereka tinggal di Amsterdam, tempat kelahiran ayahnya.