•
•
•
•
•HAPPY READING
◉
◉⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝
Sefa saat ini tengah bersiap-siap, jam menunjukkan pukul 06.35, "Alamak sisa 10 menit lagi anjir" ujar Sefa lalu buru-buru merapihkan buku nya dan menggendong tas nya ke luar kamar."Sefa sarapan dulu" ujar sang ibu saat melihat nya jalan terburu-buru.
Sefa menghampiri ibu nya lalu menyalimi tangan ibu nya itu, "Gak usah Bu Sefa udah kesiangan, nanti Sefa sarapan di sekolah aja" ujar Sefa.
"Bener ya? jangan sampe gak sarapan" ujar sang ibu membuat Sefa mengangguk.
"Kalo gitu Sefa berangkat ya".
Sefa bergegas menuju keluar rumah, saat dirinya membuka pintu terlihat seorang lelaki tengah berdiri dengan tangan mengambang ke atas.
"Lo ngapain disini anjir?" tanya Sefa kepada lelaki itu.
"Ayo bareng gue, dikit lagi masuk" ujar lelaki itu yang tak lain adalah Ario.
"Ck gak usah deh gue sendiri aja, minggir" ujar Sefa.
Ario menarik lengan Sefa lembut menuju motor besarnya.
"Gak usah nolak" ujar Ario seraya memakaikan Sefa helm, dapet darimana coba.
Akhirnya mereka pun berangkat bersama menuju sekolah.
Sefa merasa lega karena gerbang belum di tutup, dirinya turun dari motor Ario lalu membuka helm nya dan memberikannya pada sang empu.
"Nih thanks ya" ujar Sefa.
"Gak usah makasih, kalo bisa setiap hari juga gue gapapa" ujar Ario seraya tersenyum membuat Sefa menatap nya aneh.
"Gak usah modus ke temen gue" ujar seseorang membuat mereka berdua menengok.
Sefa membulatkan mata nya, dan Ario nampak terkejut.
"ELLINE" teriak Sefa lalu berlari kecil ke arah Diyelline dan memeluknya.
"Omg gila, lo kok malah makin cantik anjir wah gak beres" ujar Sefa menggeleng-gelengkan kepala nya seraya menatap tubuh Diyelline dari atas hingga bawah.
"Lebay, ayo ke kelas" ujar Diyelline di angguki oleh Sefa, mereka pun berjalan dengan tangan Sefa yang menggandeng tangan Diyelline.
"Kapan lo balik? kok gue gatau" tanya Ario yang berjalan di samping kanan Diyelline.
"Semalam" balas Diyelline membuat Ario menganggukkan kepala nya.
Kedua gadis itu berpisah oleh Ario, kini mereka sudah sampai di depan kelas, dimana kelas sangat ramai karena mungkin jam kosong lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| quattro donne ||
Novela JuvenilTanpa bicara Diyelline mengambil cookies itu lalu memakannya. "Enak gak?" tanya Sefa dengan muka berharap, pasalnya Diyelline kalau ngomong selalu jujur. "Enak, kapan bikinnya?" tanya Diyelline balik. Sefa bersorak karena cookies nya disukai Diyelli...