Part 22

12 2 0
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





HAPPY READING


⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝

Hari ini adalah hari pembuka classmeeting, anggota OSIS yang menjadi MC dengan memberi tahu kegiatan apa saja yang lakukan selama seminggu acara classmeeting ini berjalan.

Lalu anggota OSIS menyebutkan lomba-lomba apa saja yang di adakan, dan meminta perwakilan kelas untuk mengirim nama-nama yang akan menjadi perwakilan.

Saat ini kelas Diyelline dan ketiga temannya sedang memilih untuk siapa yang akan mengikuti dan menjadi perwakilan.

Nama harus di kumpulkan sebelum pukul 9.

Setelah memilih beberapa berwakilan lalu sekarang mereka sedang memilih perwakilan volley putri.

"Ini nih Diyelline sama Allexa" ujar Sefa dan Bella menunjuk-nunjuk Diyelline dan Allexa.

"Oh iya bener" ujar ketua kelas lalu menulis nama mereka berdua.

"Terus siapa ya empat lagi?" tanya ketua kelas.

"Vera, Jasmine, Anaya sama Rala" ujar Diyelline, ke empat orang di sembut itu pun terkejut, begitu juga dengan teman kelasnya yang langsung menatap Diyelline.

"Kenapa? mereka bisa" ujar Diyelline yang dibalas anggukan oleh ketua kelas lalu menulis nama mereka.

"Thanks Lin" ujar keempat gadis itu kepadanya, Diyelline mengangguk.

"Terus ini kelas kita mau nampilin bakat apa?" tanya ketua kelas, yang lain hanya diam.

"Gue sama Sefa mau dance K-Pop, sama Gladis, Clara, Delina" ujar Bella di angguki oleh ketua kelas mereka.

"Gue sama Allexa duet nyanyi" ujar Diyelline membuat seisi kelas menatap dirinya dan Allexa bergantian.

"Anjir suatu kebanggaan gila" ujar seorang lelaki yang duduk di paling depan.

"Dari dulu kek lo berdua, punya bakat bagus malah i pendam" ujar Delina.

Pemilihan selesai, kelas mereka pun keluar untuk istirahat karena pertandingan pertama adalah futsal dan akan dimulai setelah istirahat pertama.

Diyelline dan ketiga temannya berjalan menuju kantin.

"Duduk disitu aja" tunjuk Bella, lalu mereka pun beranjak menuju meja tersebut.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Sefa.

"Mie ayam bakso sama es jeruk" ujar Diyelline.

"Gue juga cuma minum nya es teh" ujar Allexa.

Bella dan Sefa pun pergi memesan makanan dan minuman mereka.

"Woy berduaan aja, hati-hati" ujar Karel yang datang bersama keempat temannya.

Diyelline memutar bola matanya malas.

Mereka berempat duduk di sana.

"Mana cewe gue" tanya Ario.

"Mesen" jawab Allexa singkat.

"Lo berdua masih jomblo kan?" tanya Gifar.

"Nggak" jawab Allexa.

"Anjir gue kira jomblo" dengus Gifar.

"Lah elo punya pacar Lin?" tanya Karel.

"Bacot lo ah" desis Diyelline, gadis itu sedang tidak mood.

Mereka pun diam, lalu Karel pergi memesan untuk teman-teman nya.

Sefa dan Bella datang membawa pesanan mereka.

"Nih" ujar Sefa, lalu mereka pun mengambil makanan mereka.

Ario berpindah tempat menjadi di samping Sefa, begitu juga dengan Bana yang duduk di samping Bella.

Allexa dan Diyelline mendengus seraya menatap mereka malas.

Sefa dan Bella asik berceloteh, sedangkan Diyelline dan Allexa hanya makan dalam diam.

Entahlah dirinya sangat muak melihat penghianat itu.

"Eh lo ada rencana apa buat nanti?" tanya Elkio.

"Rencana apa?" tanya Bella heran.

Diyelline maupun Allexa tidak menjawab.

"Bukannya lo ada rencana buat nyingkirin musuh lo? kasih tau ke kita aja" ujar Elkio.

Diyelline merasa ada yang menepuk pundak nya dua kali, Diyelline menatap tajam tangan yang sekarang dengan enteng nya bertengger di pundak nya setelah menyentuh nya saat sedang makan.

"Bener tuh coba Lo kasih tau ki-", "SHUT UP!" bentak Diyelline seraya menyentak tangan Karel.

"Lo berisik tau gak" desis Diyelline lalu pergi meninggalkan mereka.

Allexa menatap datar mereka semua lalu mengikuti Diyelline.

Bella dan Sefa yang melihat itu pun bingung, tapi karena keduanya adalah sahabat mereka, mereka pun ikut pergi dari sana.

Karel menatap tangan yang tadi di sentak oleh Diyelline dengan nanar.

"Dia kayaknya lagi gak mood, tatapannya kayak mau makan orang" ujar Gifar.

"Kenapa itu sepupu lo?" tanya Elkio ke Bana.

Bana mengendikkan bahu nya.

"Ayo cabut" ujar Ario lalu mereka meninggalkan kantin.









🍁 Grazie 🍁


⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝⸝⁠⸝⁠⸝ ӦӦӦ ⸝⁠⸝⁠⸝

|| quattro donne ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang