•
•
•
•
•HAPPY READING
◉
◉⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝
Dengan tangan bergetar dan hati yang bergemuruh, dirinya membuka kain yang menutupi wajah orang itu.
Dirinya kembali terisak, dada nya sangat sakit seperti di timpa ribuan batu, mengapa? mengapa dunia sejahat ini?.
Diyelline menggeleng, "Bangun, bangun sebelum gue marah Li" ujar Diyelline parau.
"BANGUN" bentak Diyelline kepada seorang lelaki yang tertidur di brankar.
"Nggak sayang, Lio sekarang udah gak sakit nak" ujar sang mamah dengan lirih kepada putri nya.
Diyelline menggeleng, "NGGAK, NGGAK BOLEH, BANGUN SIALAN, LO GAK BOLEH NINGGALIN GUE, BANGUN LIO, GUE GAK NGIZININ LO PERGI" teriak Diyelline menatap wajah Lio yang sudah pucat, dirinya memeluk erat tubuh yang sudah terbujur kaku itu.
"Bangun hiks jangan tinggalin gue brengsek, bangun hiks" ujar Diyelline penuh Isak, Isak tangis yang sangat pilu.
"Pa, tolong bangunin Lio untuk Diyelline, tolong pa, Diyelline mohon hiks" tangis Diyelline memohon kepada sang papa.
"Sabar nak, ikhlas" ujar sang papa, sang mamah menatap nya dengan air mata seraya memegang pundaknya.
"NGGAK PA, LIO MASIH ADA, GAK MUNGKIN DIA NINGGALIN DIYELLINE" teriak Diyelline membuat Almero memeluk nya erat, hati nya sangat ter iris mendengar tangis sang anak yang begitu pilu.
"Permisi pak, jenazah akan kami mandikan" ujar seorang suster lalu membawa brankar Lio.
Diyelline menggeleng dan memberontak di pelukan papa nya.
"Jangan hiks, jangan bawa Lio" lirih Diyelline.
Malam ini dirinya kehilangan sahabat yang sangat dirinya cintai, sahabat yang selalu bersama dirinya, Lio nya...telah pergi.
Hujan malam ini menjadi saksi seberapa pilu nya tangisan Diyelline, Hujan semakin deras, seperti ikut menangis karena kehilangan salah satu makhluk yang sangat baik seperti Lio.
⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝
Flashback on
"Eyin lucu" ujar seorang anak lelaki melihat temannya memakai bando berbentuk kuping kelinci.
"Emang iya aku lucu?" tanya gadis kecil di depan nya.
Anak lelaki itu terkekeh lalu mengusap kepala gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| quattro donne ||
Teen FictionTanpa bicara Diyelline mengambil cookies itu lalu memakannya. "Enak gak?" tanya Sefa dengan muka berharap, pasalnya Diyelline kalau ngomong selalu jujur. "Enak, kapan bikinnya?" tanya Diyelline balik. Sefa bersorak karena cookies nya disukai Diyelli...