Thirteen: Menemukan Apa?

12 5 5
                                    

Hai, lama tak sapa. By the way, sekedar warning sebelum baca ....

Enggak jadi, deh, baca sendiri aja, hehe.

-Happy Reading-

Aina terbangun dari sebuah tidur yang tak terlalu pulas. Dari keterbangunannya, Aina dapat merasakan sesuatu melingkari pinggangnya. Bau khas tubuh seseorang mencapai ke penciuman Aina.

Aina terkejut saat dia menyadari penuh bahwa dia berada di dalam pelukan Fatur. Ada rona merah pada pipi Aina saat dia menyadari hal itu. Rona merah itu bertambah kala sebuah pertanyaan terbesit dalam benaknya. Apakah semalaman dia begitu?

Aina menetralkan sejenak perasaannya, dan beralih dengan menatap jam dinding yang berada di kamar Indira. Siapa sangka ternyata jam itu masih berfungsi.

Saat Aina menyadari bahwa waktu telah menunjukkan pukul 05.55, Aina memutuskan untuk hendak bersiap menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Fatur. Dilepasnya pelukan itu secara perlahan, dan mulailah Aina beranjak ke dapur.

Mata Fatur masih terpejam, tidak terusik sedikit pun dari tindakan Aina. Bukan Fatur yang tidur terlalu pulas hingga tidak sadar, tetapi Fatur terlalu lelah setelah semalaman hampir terjaga.

Aina melepaskan tangan Fatur secara perlahan dari perutnya. Beranjak berdiri untuk keluar dari kamar tanpa suara yang dapat membangunkan. Langkah-langkah senyap telah diambil hingga membawa dirinya tiba di area dapur rumahnya.

Tangan Aina mulai bekerja untuk menyiapkan masakan yang akan disantap dirinya dan suaminya nanti. Namun, baru beberapa menit kegiatannya berlangsung, suara berat milik seseorang menghentikan aksinya.

"Mau masak apa? Biar aku bantu."

Aina reflek menoleh ke belakang, tepatnya ke arah sumber suara. Itu Fatur. Itu adalah Fatur yang tadi bersuara. Fatur yang kini berjalan mendekat hingga sudah tiba di sebelah Aina.

"Mau masak apa?" tanya Fatur sekali lagi, karena pertanyaannya yang sebelumnya tidak mendapatkan jawaban dari Aina.

Terdengar kekehan halus keluar dari mulut Aina setelah mendengar perkataan Fatur. Entah apa yang lucu, tapi wanita paruh baya itu tampak baru saja mendengar sesuatu yang bersifat guyonan.

"Perkataanku salah?" Fatur mulai menanyakan pertanyaan yang terlintas setelah mendengar kekehan Aina. Memangnya apa yang salah dari pertanyaannya sebelumnya?

"Kamu mau membantuku masak? Are you serious? You can't cook."

Ah, jadi itu yang membuat Aina terkekeh.

Fatur menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Fatur akui dirinya memang tidak bisa memasak, lantas bagaimana caranya bisa membantu Aina?

"Benar juga," ujar Fatur yang membenarkan perkataan Aina.

Kekehan Aina berubah menjadi tawa lepas begitu mendengar kembali perkataan suaminya. Entah humor Aina yang sedang rendah di pagi itu, atau memang dasarnya Fatur yang bersikap konyol. Namun, yang jelas sekarang adalah ini pagi yang berawal tawa untuk Aina.

"Hey, jangan tertawa, Nona. Meski aku tidak bisa memasak, tapi aku tetap bisa membantumu. Aku bisa mengambilkan bahan-bahan atau wadah yang kamu perlukan, ataupun memotong bahan-bahan misalnya."

Tawa Aina langsung terhenti seketika begitu Fatur menyebutnya dengan Nona. Sial, itu adalah panggilan lama Fatur untuk Aina saat awal pernikahan dulu. Sial lagi, pipi Aina memerah dibuatnya.

Fatur yang baru menyadari dirinya telah menyebutkan panggilan lama ituitu; reflek menutup mulutnya sembari membuang pandangan dari Aina. Fatur bersikap salah tingkah sekarang. Pasutri ini sama-sama salah tingkah hanya karena satu kata. Nona.

Sederet Penyesalan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang