"Gak ada yang perlu kalian ketahui tentang Galineo Varista Tanjiya." Ujar Line dengan tatapan kosongnya.
"Kenapa? Bukankah sebagai adek kami harus tau tentang abang kami sendiri?" Tanya Malik heran, dia juga heran dengan pernyataan Line, seolah-olah ia seperti... Membicarakan orang yang berbeda, tapi itu ia sendiri? Entahlah, ia tak tau bagaimana mengatakannya.
"Tidak ada alasan, yang penting kalian tidak perlu mengetahui tentang orang jahat ini." Ujar Line dengan menekankan kata 'orang jahat'.
"Kami tidak mengatakan bang Line orang jahat." Ujar Jingga membantah pernyataan Line.
"Kalian memang tidak mengatakannya, tapi," Line berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju tangga lantai 2 di mana kamarnya berada, "Gue mengakui seorang Galineo Varista Tanjiya memang orang kejam dan orang kejam ini, memiliki sesuatu yang lebih kejam dalam hidupnya," ujar Line dengan nada dingin.
Mereka semua terdiam mendengarkan perkataan Line, entah perasaan mereka seperti mengatakan memang ada sesuatu yang disembunyikan oleh Line, seperti ada hal yang memang seharusnya mereka ketahui, tapi Line tak ingin mereka mengetahui?
"Bang, kenapa gue ngerasa bang Line akhir-akhir ini berbeda?" Ujar Fabian sambil melihat ke arah lantai 2.
"Berbeda apanya? Karena bang Line gak ada hukum kita lagi?" Tanya Daniel.
"Bukan itu, tapi gue ngerasa kayak gimana gitu, memang sikapnya masih kayak dulu, tapi ini lebih berbeda?" Ujar Fabian.
"Jangan ke sikapnya dulu, kita harus mencari tahu sesuatu tentang bang Line." Ujar Bastian menatap satu persatu abangnya.
"Kalian jangan mencari tahu sesuatu tentang gue! Ngerti gak!?" Teriak Line dari lantai 2.
Mereka semua terkejut mengetahui bahwa Line mendengarkan semua yang mereka katakan.
"Kenapa kami gak boleh tau bang!?" Malik balas berteriak.
Line tidak menjawab, ia hanya memalingkan wajahnya lalu kembali masuk ke dalam kamarnya.
"Mungkin lebih baik kita membahas ini di lain tempat." Ujar Malik yang diangguki mereka semua.
Tiba-tiba ada pesan masuk dari hp Malik, ia langsung melihat pesan itu dan terkejut dengan isi pesan juga nama kontak itu.
Bang Line
Jangan pernah lo cari tau, Lik. Gue mohon
....
Bukan tanpa alasan Line menutup semua tentangnya dari adek-adeknya, ia menutup bahkan melarang adeknya mencari tahu tentang dia karena ini adalah permintaan dari Line aslinya sendiri.
Line asli tidak menginginkan kelima adeknya membenci orang yang membuat ia menjadi seperti ini. Dan juga, ini adalah permintaan terakhir dari Line.
Saat Line asli juga Haris sedang berbincang di dalam mimpi Haris, Line tiba-tiba tertarik oleh sebuah cahaya, entah ia mau dibawa kemana.
Line menghela nafas lelah, ia lelah, lelah menjadi abang yang memiliki banyak masa lalu yang suram. Mereka memang memiliki kesamaan masa lalu, mereka dipukul jika melakukan kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eldest
Teen FictionProtagonis, protagonis, protagonis, hanya mereka saja yang diingat oleh pembaca. Karena apa? Karena baik lah, karena lembut lah, karena cakep lah. Tapi, pembaca melupakan salah satu tokoh, antagonis. Antagonis memang tokoh jahat, ya mereka memang to...