Line terbangun jam 7, ini sungguh bukan kebiasaannya. Parahnya lagi, ternyata jam wekernya dimatikan, entah siapa yang matiin.
Di saat terbangun yang ia rasakan pertama adalah berat di bagian perutnya, ia melihat ke arah perutnya, ternyata ada tangan yang sedang memeluknya. Line lalu melihat ke sampingnya dan terlihatlah wajah damai Malik saat tidur.
Line memindahkan tangan Malik dari perutnya, lalu ia duduk kemudian terkejut melihat pemandangan yang tersaji di depannya ini.
Jingga yang ilernya keluar dan mengenai baju yang dikenakan Daniel, Kaki Fabian yang entah mengapa sudah tiba di perut Bastian, dan Bastian yang tangannya seperti menjauhkan wajah Fabian dan wajahnya.
"Daniel! Iler Jingga kena baju lo!" Teriak Line.
Daniel yang terkejut pun langsung menampar wajah Jingga dengan tidak berperasaan.
"Anjing!!! Sakit goblok!" Teriak Jingga yang membuat mereka semua terbangun.
"Lo apa-apaan sih tai! Iler lo kena baju gue bangsat!" Balas Daniel sambil mencengkram baju Jingga.
"Ya maap!"
"Udah udah, Jingga sebagai maaf lo cuciin baju Daniel." Ujar Line dengan suara lembutnya.
....
Line saat ini sedang menuju ke kantornya, setelah memastikan semua adeknya datang ke sekolah dengan selamat.
Setibanya di kantor ia langsung memarkirkan mobilnya lalu masuk ke kantor. Para karyawannya terkejut melihat sang atasan yang terus tersenyum ramah pada mereka, biasanya bos nya ini tidak pernah tersenyum seperti itu.
Line memasuki ruangannya lalu terduduk lemas di depan pintu.
"Kenapa lo lemas banget, Ris?"
Line terkejut saat mendengar suara itu, suara yang sudah lama tidak ia dengar, dia sedikit rindu dengan suara itu, suara yang menenangkan.
"Ya gimana gak lemas coba? Masa lalu lo gelap bet!" Ujar Haris kesal.
"Jangan salahin gue, salahin orang yang ngelakuin itu ke gue." Ujar Line dengan nada malas.
"Eh, btw, lo kemana aja? Tumben baru nongol sekarang?" Tanya Haris.
"Gue pergi."
"Pergi?"
"Gue cuman lihat gimana keadaan adek-adek lo."
"Adek gue!? Gimana adek gue!?"
"Tenang aja, adek lo udah ngiklasin lo kok, mereka bilang gak akan terpuruk dalam kesedihan."
"Untung. Line, gue boleh bilang masa lalu lo gak?" Tanya Haris hati-hati.
"Gak."
"Line-"
"Jangan sekarang, Ris."
"Gue penasaran, kenapa lo rahasiain banget dari adek lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eldest
Teen FictionProtagonis, protagonis, protagonis, hanya mereka saja yang diingat oleh pembaca. Karena apa? Karena baik lah, karena lembut lah, karena cakep lah. Tapi, pembaca melupakan salah satu tokoh, antagonis. Antagonis memang tokoh jahat, ya mereka memang to...