10

739 80 9
                                    

"Semuanya gara-gara dia, Ris."

"Badan gue sakit."

"Jiwa gue udah hilang."

"Harga diri gue sebagai kakak hilang, Ris."

"Gue udah kotor, Ris."

"Gue capek."

"Gue capek karena gak ada yang ngerti, Ris."

"Gue, capek."

....

"Akhhhh!!!"

"Sakit ayah, sakit."

"Sakit, udah ayah... Badan Ine sakit..."

"SAYA GAK PEDULI, KAMU TETAP SALAH!"

....

"Aya, cakit aya, badan Ine cakit."

"Mommy tolongin Ine."

....

"PERGI SANA LO BAJINGAN!"

"PERGI!"

"AKHHHHH!"

....

"Gue mau dibawa kemana lagi?"

....

"Akhhhh!" Haris terbangun dari mimpi buruknya. Ah, bukan mimpi buruk lebih tepatnya sedikit ingatan tentang masa lalu seseorang yang ia rindukan.

"Gue kasihan sama lo, Ne. Gue juga pengen nolongin lo, kak." Haris terisak sedikit demi sedikit, hingga air mata yang ia tahan sedari tadi meluncur tanpa ia minta.

Haris sudah keluar dari rumah sakit 5 hari lalu, kegiatannya juga dibatasi, jadi ia sekarang hanya bisa bekerja di rumah, tapi tidak boleh berlebihan.

Terkadang yang membantu dia untuk meeting dengan clien itu Maka. Hanya Maka yang bisa ia suruh, karena Maka sama sepertinya suka bisnis, sedangkan Hiro ia lebih suka meracik-racik sesuatu.

Semenjak keluar dari rumah sakit lebih tepatnya semenjak ia terbangun dari komanya, yang ia inginkan bukan pulang.

Ia ingin bertemu rumahnya, iya rumah. Maka dan Hiro memang sudah menjadi 'rumah' bagi dirinya, tapi ada yang lebih dari mereka berdua. Ia merindukan pemuda itu.

Pemuda yang dikatakan oleh buku novel dingin, kejam dan tidak bisa tersenyum. Nyatanya tidak, pemuda itu lebih hangat dari matahari, lebih manis daripada madu.

Ia merindukan satu nama selain dua nama adeknya, iya dia merindukan Galineo Varista Tanjiya. Ia merindukan pemuda itu, sangat.

"Bang, ngapain nangis?" Tanya Hiro yang tiba-tiba sudah duduk di sampingnya. Haris lalu menghapus air matanya.

"Gak, gue gak nangis." Bohong Haris, ia malu kalau sudah ketangkap basah sedang menangis oleh Hiro.

"Aelah bang, ceritain aja, rindu bunda lo?" Tanya Hiro sambil merangkul abangnya.

EldestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang