19

116 5 0
                                    

Jenna pov

-Kantor polisi

Aku dan Dokter Rey berjalan beriringan memasuki kantor polisi. Salah satu polisi menghampiri, membuat langkah kami berhenti.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?"

"Siang Pak. Saya datang kesini mau menjenguk Kakak saya, namanya Aditya Hermano."

"Baik, namun saat ini, saudara Adit sedang dalam jengukan, jadi mohon untuk bergantian ya?"

Alisku berkerut mendengar itu. "Siapa Pak?"

"Ibu dari saudara Adit."

Seketika mataku melotot, ibu?

"Kalo gitu saya permisi." ucap polisi itu.

Aku mengangguk pelan begitupun dengan Dokter Rey.

"Jen, duduk disana yuk?" Aku menganggukkan kepalaku. Lalu kami berjalan menuju kursi kosong dan duduk disana.

Tak berselang lama, Ibu keluar membuat aku langsung berdiri dan berlari menghampirinya.

"Bu.." aku memeluk Ibu, mataku berkaca-kaca. "Ibu kemana aja si? Kenapa gak pulang 2 hari ini? Ibu kemana? Jenna sendiri di rumah, Jenna takut."

Akhirnya aku menangis, aku melirik Dokter Rey yang tiba-tiba nongol membuat ku dengan cepat mengubah posisi wajahku ke arah lain. Bisa-bisa malu nangis didepannya.

"Maafin ibu ya Jen, tadi ibu ke rumah mau ketemu kamu tapi kamu gak ada."

"Terus ibu kemana aja selama 2 hari?"

"Ibu kerja, cari biaya supaya Adit bisa bebas."

Aku melepaskan pelukan, menatap wajah yang selama ini aku rindukan.

"Ibu gak perlu kerja lagi ya? Jenna sama Dokter Rey udah sewa pengacara, kakak pasti bebas."

Ucapanku membuat Ibu penasaran, aku segera menjelaskan semuanya kepada Ibu dan juga kebaikan Dokter Rey yang tanpa beban membantuku.

//Skip//

Rey melajukan mobilnya menuju garasi ketika satpam membuka gerbang, ia turun lalu masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab keluarga Rey yang sedang mengobrol di ruang keluarga.

Rey menghampiri kedua orang tuanya, mencium tangan mereka dan tantenya yang sedang berkunjung ke rumah.

"Rey ke atas dulu ya semua."

"Ehh bentar Rey, Tante mau bilang sesuatu sama kamu."

Rey menghela napasnya, dengan terpaksa ia menunda langkahnya menuju kamar. "Ada apa?"

"Gini Rey, Tante punya kenalan Dokter nah dia masih single, kamu mau gak Tante kenalin?"

"Maaf Tan, Rey gak mau." tolak Rey mentah-mentah. "Rey ke atas dulu." ucapnya lalu melenggang pergi ke kamar.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang