•
•
•
•
•HAPPY READING
◉
◉⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝⸝⸝⸝ ӦӦӦ ⸝⸝⸝
Allexa memarkirkan motornya di garasi lalu beranjak memasuki mansion.
"Mih" panggil Allexa kepada sang mamih yang sedang main handphone.
"Mih" panggil Allexa lagi karena mamih nya tidak mendengar.
"Mamih" panggil Allexa tepat di samping mamih nya membuat mamih nya terlonjak kaget.
"Xa kamu ngagetin mamih aja" ujar sang mamih seraya mengelus dada nya.
"Lagian dipanggilin dari tadi gak nyaut-nyaut, lagi liat apa sih?" tanya Allexa sebal membuat sang mamih menyengir.
"Mamih lagi check out barang Xa, liat deh lucu-lucu kan" ujar sang mamih seraya menunjukan aplikasi Oren dan barang-barang yang dirinya pesan kepada sang anak.
"Kebiasaan" dengus Allexa.
"Hehe kamu nanti jemput adek mu ya, dia kerkom dirumah temannya" ucap sang mamih.
"Emang nya dia gak bawa motor?" tanya Allexa, Allexa mempunyai satu adik laki-laki yang berbeda dua tahun dari nya, dan memang biasanya sang adik membawa motor ke sekolah.
"Gak bawa dia tadi bareng sama papih" ujar sang mamih, "Kamu jemput ya, nanti paling ngechat" ujar sang mamih lagi lalu kembali fokus ke handphone nya lagi.
"Yaudah Allexa ke kamar dulu" ujar Allexa dan dibalas deheman oleh sang mamih.
Allexa berjalan menuju kamar di lantai 2, saat sampai dirinya menggantung kan tas dan melepas seragam nya.
Dirinya duduk di pinggir kasur lalu mengecek ponsel nya dan membuka roomchat nya dengan Diyelline.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| quattro donne ||
Teen FictionTanpa bicara Diyelline mengambil cookies itu lalu memakannya. "Enak gak?" tanya Sefa dengan muka berharap, pasalnya Diyelline kalau ngomong selalu jujur. "Enak, kapan bikinnya?" tanya Diyelline balik. Sefa bersorak karena cookies nya disukai Diyelli...