Halo semua, selamat membaca ya ❤️
Suasana pagi ini cukup cerah. Burung-burung terbang di atas sana bersama teman-temannya sambil berkicau. Rena yang saat ini berada di lampu merah tersenyum melihat burung-burung itu. Mereka terlihat bebas terbang di atas sana. Tak lama kemudian senyumnya memudar, menyadari bahwa impiannya untuk memiliki sayap seperti burung itu tak kan pernah terwujud.
Nafasnya memberat, sampai kapan ia harus hidup di dalam sangkar ekspektasi orang tuanya?
Motor yang dikendarai Papanya melaju ketika lampu hijau menyala. Tak lama kemudian, sampailah mereka di depan pintu masuk SMA Garuda Merah. Rena mencium punggung tangan Papanya.
“Nanti sore jangan lupa kita survei bimbel baru kamu,” ucap Rizal mengingatkan.
Rena hanya mengangguk sekali lalu pergi masuk ke area sekolah. Ya, setelah Papanya tahu rangkingnya di PTS kemarin, beliau mengatakan akan memindahkan dirinya ke tempat bimbel baru. Papanya bilang kalau bimbel tersebut lebih baik dibanding bimbel sebelumnya meskipun biayanya lebih mahal.
Sebagai anak, Rena hanya bisa mematuhi saja. Lagi pula kalaupun ia menolak juga pasti akan dimarahi.Rena masuk ke kelasnya, XI IPS 3. Dilihatnya Pandu tengah menyantap sarapannya. Sedangkan Alvian tengah membaca bukunya. Rena duduk di tempatnya tanpa menyapa seperti biasa. Sejak kejadian ambil rapor kemarin, mood-nya tidak pernah baik.
“Lo baik-baik aja ‘kan, Ren?” tanya Pandu melihat Rena tak bersemangat hari ini.
Rena berdehem pelan lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja. Alvian melirik Rena sekilas lalu menutup bukunya.
“Lo udah sarapan?” tanya Alvian. Rena mengangguk lagi. Alvian dan Pandu saling lirik, keduanya tampak mengerti apa yang tengah terjadi pada sahabat perempuannya itu.
“Kalau ada yang mau diceritain, bilang ya,” ucap Pandu setelahnya. Namun Rena tak membalas apa-apa sampai bel masuk berbunyi.
Hari ini adalah hari Senin, harusnya upacara rutin diadakan. Tapi hari ini upacara itu sengaja ditiadakan karena waktu upacara akan digantikan oleh promosi bimbel. Hal ini sudah biasa dilakukan, selain promosi bimbel, biasanya juga ada promosi kampus swasta. Namun untuk kelas 11 kebanyakan promosi bimbel.
Tak lama setelah bel masuk berbunyi, ada seorang perempuan muda memakai seragam berwarna navy serta celana bahan hitam datang memasuki kelas. Di lehernya dikalungkan id card. “Halo selamat pagi semuanya!” sapanya sambil tersenyum manis.
“PAGI!” sahut seisi kelas.
“Kenalin nama aku Tiara, kalian bisa panggil aku Kak Ara. Seperti yang sudah diinfokan oleh wali kelas kalian, jadi tujuan aku di sini untuk menjelaskan mengenai bimbingan belajar Three C.” [Tri ; Si]
Perempuan muda itu mulai membagikan brosur ke setiap anak.
Kak Ara maju selangkah sambil mengeluarkan sebuah kipas tangan dari paper bag yang ia bawa. “Nah Three C itu kan artinya tiga C, kira-kira ada yang tahu nggak tiga C itu apa aja?!” tanya Kak Ara penuh semangat.
Alvian mengangkat tangannya. “Cerdas, Cermat, Cemerlang,” jawabnya.
“Betul! Ini untuk kamu, Alvian!” Kak Ara memberikan kipas tangan itu pada Alvian. Semua bingung kenapa Kak Ara bisa mengenal Alvian. “Pasti kalian bingung kok aku bisa kenal sama Alvian? Ya karena Alvian juga bimbelnya di Three C! Dulu aku sempat jadi mentornya sampai kemudian aku pindah ke bagian promotor.”
“Kok gue baru tau, Al?” tanya Rena yang baru saja mengetahui Alvian bimbel di Three C.
“Lo nggak nanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
OMONG KOSONG KITA (Sistem Sekolah yang Rusak)
Teen Fiction"𝙎𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙤𝙢𝙤𝙣𝙜 𝙠𝙤𝙨𝙤𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙜𝙞 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖." *** Menceritakan tentang sistem sekolah yang rusak. Di mana nilai dipermainkan di SMA Garuda Merah. Selain itu, uang SPP yang dibayarkan setiap bulannya juga sengaja diu...