1 4

32 4 0
                                    

"Haechan, ngapain lo di sini?!"

"Gue akan dengerin kata hati nurani gue."

Jeno terkekeh tak percaya mendengar ucapan Haechan, pemuda itu menunjuk Jaemin. "Lo mau bela si brengsek ini?!"

"Jeno, Jaemin terpaksa ngelakuin hal itu. Lo gak denger?!"

"Lo bodoh?! Lo percaya sama si brengsek ini?!"

Haechan mengangguk, pemuda itu kemudian menodongkan pisau ke arah Jeno yang sedang menodongkan pistol ke arah Jaemin. "Masih ada kesempatan, Jeno. Gue dan Jaemin akan ngelupain ini semua."

"Gak akan ada yang namanya kesempatan."

"Gue gak nyangka saudara gue, orang sepolos lo main setan," decih Haechan kecewa. "Lo orang brengseknya di sini."

"Haechan, lo akan menyesal bunuh gue."

"Gak akan menyesal, sebab itu yang pantas lo terima."

Jeno terkekeh mendengarnya, pemuda itu akhirnya memundurkan langkahnya. Ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah tombol remote.

"Oke lah, kalau gitu kita mati sama-sama aja ya," ujarnya dengan santai, mengangat tombol remote itu tinggi-tinggi. "Gue bisa ledakin kapal ini sekarang juga, semua sudut kapal ini sudah gue pasang bom."

"Lo jangan gila, Lee Jeno!"

"Gue udah gila dari dulu Haechan! Lo tahu apa? Lo tahu apa sih soal gue?!" teriak Jeno dengan tawa frustasinya. Mata Haechan berkaca-kaca melihat kondisi saudara kembarnya itu.

"Jadi mending sekarang, kita semua mati aja."

"Jeno.."

"Diem lo brengsek!" Jeno kembali menodongkan pistolnya ke arah Jaemin yang hendak bergerak.

"Jeno, lo apa-apaan?!"

"Gue gak akan bunuh lo, Chan. Setelah ini lo bisa hidup, tapi biarin gue bunuh di brengsek ini."

"Jeno, tolong pikirin Ayah dan Ibu."

"Gue ngelakuin ini semua karena Ayah dan Ibu!" seru Jeno marah. "Lo memang bener-bener gak tahu ya betapa sakit hatinya gue.."

"Jeno.."

"Oke kalau itu mau lo. Lo kayaknya memang pingin mati bareng-bareng."

Jeno tersenyum miris.


DOR!!!

DORRR!!!

DORR!!!!

"JENO!!"

"LO APA-APAAN BRENGSEK?!"

Jaemin memundurkan langkahnya dengan takut, Jaemin  baru saja menembakkan peluru yang ia sembunyikan dibalik jaket ke arah Jeno sehingga pemuda itu tumbang seketika.

"B-bukan salah gue.. lo tahu kan Chan? G-gue cuman mau nyelamatin diri kita! Dia udah bunuh temen-temen kita!" seru Jaemin takut begitu tubuh Jeno tumbang dengan darah yang mengalir deras dari dadanya.

Haechan menatap Jaemin marah.

"ANJING, GAK KAYAK GINI CARANYA! LO BUNUH SAUDARA GUE!"

"TERUS LO MAU APA?! LO MAU KITA MATI?!"

"Jaemin.."

Haechan menatap tubuh Jeno yang tak jauh darinya dengan napas tak beraturan, hatinya benar-benar sakit.

"Maafin gue."

"Jeno.." Dengan perlahan, Haechan melangkah mendekat ke arah tubuh Jeno. Pemuda itu masih sadarkan diri, namun Haechan yakin, Jeno tak akan bertahan lama.

Into the Unknown ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang