Bab 11. Festival bunga

4.9K 318 6
                                    

Selamat Membaca!
Janlup vote dan komen!

***

Rhea tak henti-hentinya berdecak kagum, alun-alun kota dihiasi dengan bunga-bunga yang indah. Ia berjalan bersama Arthur melewati kios-kios bunga, serta beberapa kios makanan.

Sebuah tangan kekar menggenggam tangan Rhea, menariknya menuju sebuah tempat , terlihat seperti kuil.

Bangunan kuil yang terbuat dari batu alami dengan warna hangat dan sentuhan ornamen yang halus menawarkan kesan yang tenang dan menyambut.

Dinding-dinding kuil dihiasi dengan motif-motif geometris yang menyerupai sinar matahari, menciptakan suasana yang dinamis dan energik. Altar pusat yang sederhana namun megah terletak di tengah ruangan, dihiasi dengan lambang-lambang yang mencerminkan kehadiran Dewa Matahari. Lampu-lampu yang terpasang di langit-langit memberikan cahaya yang terang namun hangat, menciptakan suasana yang sakral dan menenangkan.

Para pengunjung duduk dengan tenang di bangku-bangku yang tersusun rapi, merenungkan kebesaran Dewa Matahari dan memohon berkah-Nya. Suara gemericik air dari sebuah pancuran air kecil di sudut ruangan menambahkan kesan yang menenangkan, sementara wangi harum dari dupa yang membakar mengisi udara dengan aroma yang menyegarkan.

Pendeta memulai acara berdoanya, para pengunjung mengikuti kegiatan ini secara khusyuk. Entah bahasa apa yang digunakan oleh sang pendeta.

Setelah selesai, para pengunjung meletakkan sebuah bunga yang Rhea ingat bernama, Auroriana.

Auroriana, bunga ini memiliki bentuk yang menyerupai kipas dengan daun-daun yang panjang dan ramping, yang tersusun secara spiral seperti heliks. Setiap daunnya memiliki warna yang bergradasi, mulai dari warna kuning keemasan di bagian dalam hingga warna ungu tua di bagian luar. Pada bagian tengahnya, terdapat bunga kecil yang berwarna biru terang.

Bunga ini adalah bunga yang menjadi simbol kerajaan Lysdor. Auroriana dianggap sebagai simbol keindahan, keberuntungan, dan keajaiban alam di kerajaan Lysdor. Bunga ini, hanya tumbuh di lembah-lembah yang berada di kerajaan Lysdor. Auroriana biasa mekar saat musim semi hingga musim panas, maka tak ayal festival bunga selalu digelar saat musim semi.

Acara selanjutnya adalah, pertunjukan tari tradisional kerajaan Lydor. Instrumen lagu untuk tarian ini bernama, Glintar.

Alat musik ini memiliki tampilan yang menarik, dengan bentuk yang menyerupai bunga dan permata yang bersinar. Bagian tengah Glintar terdiri dari sebuah bola kristal yang transparan, yang mengandung cairan khusus yang bercahaya dengan warna-warna yang berbeda tergantung pada musik yang dimainkan.

Musisi menggunakan jari-jari mereka untuk menyentuh permukaan kristal yang bercahaya. Ketika disentuh, kristal akan menghasilkan suara yang merdu dan harmonis, yang dapat disesuaikan dengan tekanan dan gerakan jari musisi. Gerakan yang lebih halus akan menghasilkan nada yang lebih lembut, sementara gerakan yang lebih kuat akan menghasilkan nada yang lebih keras dan dramatis.

Instrumen Glintar dipadukan dengan lagu daerah kerajaan Lysdor. Musik mulai berbunyi, para penari mulai menarikan tarian tradisional yang bernama Travia.

“Woah, budaya disini sangat indah ya, Arthur,” ujar Rhea.

“Kau benar, dan tetaplah genggam tanganku, aku tidak ingin kau hilang.”

Rhea menarik tangan Arthur menuju kios-kios penjual makanan.

“Paman aku ingin membeli yang ini,” tunjuk Rhea, pada sebuah makanan yang berbentuk mirip dengan awan berwarna-warni yang terbentuk di langit saat senja.

Mata Rhea terbelalak, setelah menyicipi makanan tradisional khas Lysdor yang bernama Nebulosa. Makanan ini sangat enak!

“Kau ingin mencobanya?” tawar Rhea, ia menyodorkan Nebulosa bekas gigitannya kepada Arthur, dan disambut dengan baik oleh sang empu.

“Enak 'kan?” tanya Rhea ketika melihat Arthur sedang mengunyah Nebulosa.

“Enak.”

“Baiklah, sekarang mari kita coba minuman ini! Paman, ini minuman apa?” tanya Rhea merasa aneh dengan warna minuman ini, warnanya keemasan yang bersinar dengan sentuhan ungu.

“Minuman ini terbuat dari ekstrak bunga Auroriana yang segar dan dipadukan dengan bahan-bahan alami lainnya yang dipilih dengan cermat,” ujar pria tua di depan Rhea disertai senyum hangatnya.

“Woah! Aku ingin membelinya satu, Arthur jangan lupa bayarkan makanan serta minumanku ini.”

Rhea bergeser ke kios sebelah yang menjual aneka bunga.

“Arthur, bukankah bunga ini sangat harum? Aku ingin membelinya!” Rhea menunjukkan bunga Auroriana pada Arthur.

“Belilah.” Tanpa Rhea duga, Arthur menyelipkan sebuah bunga yang mirip seperti bunga kamboja ke daun telinganya.

“Terima kasih,” ujar Rhea dengan tulus.

***

Pengunjung festival sangatlah ramai, bahkan ada yang dari kerajaan Dorvalle. Seluruh masyarakat bersorak gembira, seolah melupakan
peristiwa mengenaskan yang menimpa keluarga Count Beaumont.

Bersambung...

Kalo malam, otaknya lancar bgt, jdi heran🙃

Untuk bunga, makanan, minuman, sama alat musiknya tidak ada gambarnya ya! Soalnya itu karangan semata, hehe

Bagaimana tanggapan kalian soal bab ini?

Melintasi Garis Waktu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang