Chapter 4

389 69 3
                                    


_________________

Pagi kedua di musim semi terasa sama saja dengan hari-hari sebelumnya di musim dingin.
Tak ada perbedaan yang mencolok, hanya saja udara terasa lebih hangat dan memeluk.

Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, dan tak ada tanda-tanda pergerakan dari suami nya yang tetap setia bergelung dengan mimpi.

Jungkook sudah siap dengan aktivitas nya, setelah membuat sarapan ia bermaksud berangkat lebih awal karena ia ingin berjalan-jalan lebih lama di pagi hari.

Ia berjalan memasuki kamar lalu membuka kelambu membiarkan cahaya matahari masuk.

Mingyu tidur dengan posisi telungkup tanpa atasan apapun, lalu selimut yang di kenakan entah bagaimana bisa tergeletak dibawah.

Ia sedikit membungkuk dan menekuk kaki nya, mengambil selimut itu sedikit susah payah untuk dilipat dan diletakkan di atas kasur.

"Aku akan berangkat gyu, jika lapar aku tadi membuat omelette. Ada juga makanan sisa kemarin, sudah ku panaskan"

Mingyu membuka sebelah mata nya, melirik ke arah Jungkook yang setia berdiri disampingnya.

"Apa?"

Jungkook berjalan menuju lemari untuk mengambil Jaket milik suami nya.   "Bolehkah aku membawa nya?"

Mingyu mengerutkan dahinya, "Tidak, itu masih baru"

"Memangnya kenapa? Aku kan juga ingin memakai barang baru"

"Ck! Menurut saja apa susah nya?!"

Jungkook tersentak. Ia kembali memasukkan jaket itu ketika nada suara Mingyu mulai meninggi.

"Y-yasudah tidak jadi. Aku berangkat saja"

Jungkook kembali keluar dan menutup pintu kamar. Ia mengusap dada setelahnya.
Beruntung diri nya tidak mendapatkan pukulan atau apapun.

Namun saat ia hendak melangkah menuju rak sepatu, pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan Mingyu yang kini berdiri di belakangnya.


"A-apa terjadi sesuatu?" Tanya Jungkook hati-hati.

"Minggirlah" Jungkook hampir saja terjatuh saat Mingyu mendorong bahu nya.
Beruntung ia memiliki keseimbangan tubuh yang baik.

Jungkook memilih mengabaikan nya, ia berjalan menuju rak sepatu dan mengambil sepatu Slip On putih yang baru saja dibeli nya dua minggu lalu.

"Apa kau membutuhkan sesuatu lagi gyu?"

"Tidak"

"Baiklah, kalau begitu aku berangkat"

Kaki nya melangkah menyusuri jalan. Pagi hari adalah waktu yang sangat tepat untuk berjalan-jalan. Maka dari itu, ia tetap memilih berjalan kaki meskipun jarak antara rumah dan tempat kerja nya lumayan jauh.

"Kenapa jalan ini di tutup?"

Ia bertanya-tanya seorang diri ketika melihat sebuah tanda yang dipasang dengan tulisan dilarang lewat.
Ia tidak memiliki keberanian lebih untuk bertanya pada para pekerja proyek yang tengah berkumpul menatap sebuah bangunan di pusat kota.

"Apa mereka akan melakukan pembangunan?"

Dilihatnya para pekerja tengah berjalan mundur sedikit menjauh dari gedung. Haruskah ia berputar? Namun ia tidak yakin karena jarak yang di tempuh akan semakin jauh.

"Tapi mereka belum melakukan apa-apa. Mungkin tidak apa jika aku melintas sebentar"

Jungkook melangkahkan kaki nya kembali, ia mengambil jalan menepi menempel dinding pembatas dengan gerakan kaki di percepat.

Namun suara debuman kencang yang di iringi dengan getaran pada jalan yang dipijaknya membuat ia terkejut dan refleks menutup telinga menekuk lutut setelah tak sengaja berteriak.

Tentu saja semua mata kini tertuju pada nya.

Seseorang dengan Safety helmet berwarna merah yang tak lain adalah safety officer menghampiri nya dan memegang bahu nya.

"Kenapa anda disini? Apa anda terluka?"

Jungkook, ia segera berdiri dan membungkuk kan badan nya beberapa kali.

"M-maaf saya tidak tau jika ada perobohan gedung."

Dan seseorang dengan helmet berwarna putih yang menandakan bahwa jabatan orang itu lebih tinggi ikut menghampiri nya. Menyuruh pria dengan helmet merah tadi pergi dari sana.

"Bukan kah sudah terlihat jelas bahwa kami sudah memasang peringatan disana? Kau berusaha terluka agar mendapatkan kompensasi?"

Jungkook semakin menunduk dan jemarinya bertaut takut. Ia sungguh tidak memiliki niatan seperti itu.

"S-saya minta maaf"

Jungkook membungkuk berkali-kali.
Jantungnya berdegup kencang, nafas nya terasa tercekik. Jika di tanya, ia masih takut akan pandangan orang-orang. Meskipun tidak separah dulu, namun jika ia berada di posisi seperti sekarang, ketakutan menggebu itu selalu datang.

"Apa terjadi sesuatu?"

Tanya pria dengan pakaian terkesan simple namun cukup memperlihatkan bahwa ia lah yang tertinggi disini.

"Dia seperti nya sengaja mencari masalah agar mendapatkan keuntungan. Anak muda jaman sekarang memang nekat soal uang"

Kim Taehyung, pria yang baru saja sampai itu menaikkan satu alisnya. Ia tidak suka bagaimana pria itu berbicara.

Seperti nya ini hanya kesalahpahaman.
Ia juga yakin, bahwa orang itu tidak mungkin sengaja melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya karena dapat dilihat nya bahwa ia tengah mengandung.

"Aku sudah sangat sering menemukan yang seperti ini, mereka sangat menyusahkan Tuan" Kalimat itu terjeda bersama helaan napas yang terdengar setelahnya.

Taehyung tak memberikan respon apapun selain memberikan tatapan datarnya kepada pria setengah abad yang kini menyadari dan segera membungkuk-kan badan nya beberapa kali. Diliriknya seseorang bersweater coklat yang kian menunduk dengan ibu jari yang berusaha melukai ibu jarinnya yang lain.

"Lanjutkan pekerjaan mu, atau aku akan mencari Kontraktor baru?"

Pria itu terbelak kaget dan kembali membungkuk "M-maafkan aku tuan"
Lalu segera pergi beranjak dari sana.




"M-maafkan aku tuan"

Dada nya berdesir, entah kenapa ia merasa seperti tersayat saat mendengar suara itu.
Ia seolah mengingat sesuatu, tapi sesuatu itu sangat jauh dan abstrak. Tidak bisa memperjelas.

"Ya, tak apa. Segeralah pergi, disini sedikit beresiko karena kami sedang melakukan perobohan gedung"

Surai itu kembali memantul bersamaan dengan badan yang di bungkukkan beberapa kali, sebelum kaki nya berbalik dan segera melangkah pergi menjauh dari sana.

Kim Taehyung menghela napas nya, menatap punggung kecil yang kian menjauh dengan aroma strawberry yang tertinggal.

"Mereka begitu mirip"

________________

T b c

To My Youth || TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang