Chapter 12

429 80 9
                                    

______________

Suasana malam hari di daerah kawasan rumah Jungkook memang tidak terlalu ramai. Mungkin hanya akan akan ada beberapa kendaraan yang lewat di jalan besar.

Taehyung memutuskan untuk meninggalkan mobilnya di depan karena tak memungkinkan untuk melewati jalanan kecil yang sedikit menanjak itu.

"Tak perlu mengantar ku seperti ini hyung, aku merasa tidak enak"

"Dan aku akan lebih merasa bersalah jika dalam perjalan pulang mu terjadi sesuatu"

Jungkook terdiam dan mengangguk saja. Ia berjalan mengikuti ritme langkah kaki pria yang lebih tua dari nya. Terasa cukup lebar hingga membuat nya berjalan sedikit lebih cepat.

"Lain kali pakai lah pakaian hangat. Entah itu musim semi atau pun panas, angin menjadi lebih kencang saat menuju malam"

"Ya hyung"

"Ya apa?" Tanya Taehyung main-main. Jungkook menoleh ke arah nya dan Taehyung mengangkat kedua alisnya

"A-akan kulakukan. Memakai pakaian hangat" Taehyung mengangguk dengan senyuman lebar nya, membuat Jungkook memalingkan wajah karena debaran itu kembali muncul.

"Itu rumah ku hyung"  Tunjuk Jungkook pada sebuah rumah kecil yang terletak di paling ujung sebelum sebuah belokan menuju jalan lain.

"Sebuah pencapaian yang bagus Jungkook. Rumah itu terasa cukup nyaman" Meskipun jauh di dalam hati nya Taehyung begitu teriris mengingat bagaimana perjuangan Jungkook untuk mendapatkan rumah itu. Rumah yang bahkan tak lebih besar dari kamar Juno, putra nya.

Jungkook tanpa sadar tersenyum, rasanya begitu senang tatkala Ia mendengar pujian akan pencapaian nya. Ia tak pernah mendapatkan nya, bahkan dari sang suami sekalipun.

"Masuklah Jung dan terimakasih untuk hari ini"

"A-aku juga berterimakasih hyung"

Taehyung mengangguk, ia memasukkan kedua tangan nya pada saku celana.

"Masuklah"   Dan terus menatap Jungkook hingga Sahabat nya itu berbalik berjalan menuju rumahnya.

Ia terus disana sampai Jungkook menyentuh knop pintu dan membuka nya.

Taehyung mengeluarkan tangan kanan nya, melambaikan nya pelan dengan gerakan bibir yang memerintah Jungkook untuk masuk.

Dan sesaat setelah Jungkook tertelan menghilang oleh pintu, Taehyung berbalik dan berlari kecil meuju mobilnya berada.

Ah, rasanya ia begitu bahagia.

* * *

"G-gyu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"G-gyu"

Jungkook begitu terkejut saat dirinya baru saja menutup pintu dan mendapati Mingyu yang sudah menatapnya dengan tatapan tajamnya.

"M-maaf akuㅡ"

"Kau menikmati nya?"

Jungkook menunduk, nyali nya menciut seketika disaat suami nya itu berdiri dan berjalan ke arah nya.

"Aku bertanya kepada mu, Kau menikmati nya?"

Jungkook memejamkan mata nya saat ia merasakan sebuah cengkraman pada pipi dan memaksanya untuk mendongak.

"Kenapa tidak menjawab Jeon, kau menikmati nya?"

"T-tidak Gyu, m-maafkan aku"

Namun, jawaban itu ternyata tak membuat suami nya puas.

Jungkook tersungkur karena sebuah pukulan yang dilayangkan telak mengenai rahang kanan nya.

"Kau bahkan berani pulang malam sialan! dan kau masih menyangkal tak menikmati nya. Apa itu masuk akal?"

Ia terangkat saat Mingyu mencengkeram baju nya dan dalam detik berikutnya ia kembali tersungkur saat pria itu menamparnya dengan keras.

Berkali-kali, mengulang dan terulang hingga membuat nya menangis karena tak mampu membalas ㅡSama sekali ia tak memiliki sedikit pun kebernanian untuk itu.

"hiks m-maafkan aku gyu, m-maaf aku tak akan mengulangi nya"

Jungkook jatuh bersimpuh tepat di bawah kaki Mingyu, ia menangis memohon karena amarah Mingyu yang terus menguap mengisi seisi rumah.

"Kau menjadi sedikit berani akhir-akhir ini. Jangan berpikir karena aku diam, aku tidak memperhatikan mu"

"Aarrghh!"  Jungkook otomatis meringkuk melindungi perutnya saat pria itu melayangkan tendangan.

Bugh

Bugh

Bugh

"Bagaimana rasanya huh? Kau menikmati nya?" Menginjak dan menendang tanpa ampun membuat tubuh itu semakin meringkuk. Tulang rusuk yang seolah remuk dan terhimpit membuat nya bekerja ekstra hanya untuk mencuri pasokan  udara.

Bahkan, ia tak lagi terisak karena sungguhㅡ ia tak memiliki kekuatan untuk itu. Seluruh tubuhnya terasa ngilu dan penuh oleh lebam, tak terkecuali ruam ungu dan bercak darah pada wajah nya yang tercetak begitu jelas terlihat kotor dan mengerikan.

"a-ampun, m-maaf. Maafkan aku"

Jungkook terus mengatakannya berulang, begitu pelan layaknya sebuah bisikan. Rasanya begitu menyakitkan, ia tak ingin merasakan nya lagi. Sudah cukup, tolong berhenti.

Sedangkan di sebrang sana, si Pria Kim nampak setengah berbaring dengan bantal yang di tumpuk lebih tinggi.

Setelah melepas penat dengan membersihkan diri berharap agar tubuh nya lebih cepat untuk istirahat, namun nyata nya ia tetap berakhir pada sebuah laptop yang terpangku dan sebatang rokok yang terapit di jemari dengan bibir yang sesekali menghisap nya, menemani separuh malam nya yang sengaja di habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Diliriknya sebuah Jam yang melingkar di pergelangan tangan , ia tersenyum tipis, hanya dua jam dan dirinya telah selesai. Taehyung menutup Laptop itu setelah mematikan nya, meletakkan nya di atas nakas dan kembali bersandar pada bantal yang tertumpuk.

Kembali menghisap batang nikotin dan menghembuskan nya, pikiran nya melayang jauh mengingat-ingat bagaimana dirinya memperlakukan Jungkook dulu.

"Sangat jahat"

Ia bergumam dengan raut wajah kelewat muram, lagi-lagi menghisap rokok dan membuang asap pada udara yang nampak tak sehat.

Menyugar surai nya sedikit kasar lalu menekan ujung nikotin pada asbak yang terletak di sisi kiri tempat nya berbaring. Taehyung dengan aura muram nya terlihat begitu mengerikan. Entah apa yang terjadi, sejak dua jam lalu mood nya mendadak berubah, bahkan ia tak bisa memejamkan mata setelah mengetahui betul bahwa dirinya tengah lelah. Ia memiliki firasat buruk.

Perasaan nya tidak enak.





_____________

T b c

Vote nya jangan lupa ♡

To My Youth || TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang