Chapter 17

123 14 5
                                    

ASSALAMUALAIKUM
Jangan lupa kerjakan yang lebih penting dulu yaa...
___________________________________________

Di kamar yang bernuansa putih, terlihat pasangan muda yang tengah berdebat di atas kasur.

"Berikan kotak p3k itu Aiora, luka di lutut kamu harus diobati" titah Fatih.

"Gamau! Gw gamau diobati pake cairan itu!" bantah Aiora seraya menyembunyi kan kotak p3k di belakang badannya.

"Cairan itu hanya betadine, ga sakit kok. Percaya deh sama saya"

"Hanya kata lo? Gak. Dulu gw pernah jatoh, trus bunda ngasih cairan itu ke luka gw. Perih tauk!"

"Yaudah kalau kamu gak mau diobati. Emangnya kamu mau, luka di lutut kamu itu infeksi?" kata Fatih sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Ya.. ga mau. Emangnya ga bisa ya, pake obat yang diminum aja? Kayak obat sirup atau tablet gitu?" lirih Aiora menatap Fatih penuh harap.

Dengan mata yang membalas tatapan Aiora, secara perlahan, Fatih memajukan wajahnya sehingga Aiora harus memundurkan wajahnya sendiri.

Namun, Aiora tidak bisa menjauhi wajah Fatih lagi dengan cara memundurkan wajahnya, karena kepalanya pun sudah menyentuh headboard kasur.

5 cm. Hanya 5 cm jarak kepala mereka.
Bahkan, Aiora bisa merasakan deru nafas Fatih, begitupun sebaliknya.

"Ya tuhan sedekat ini. Gw ga bisa nafas njir. Mana ganteng lagi" batin Aiora.

"Ga bisa sayang.. ayo, berikan kotak itu zaujati" suara yang sangat tampan itu berhasil menerpa wajah dan singgah di telinga Aiora.

Bukannya memberikan kotak p3k, Aiora malah tidak sengaja menjatuhkan kotak itu ke lantai.

"Ma-maaf, gw gak sengaja" cicit Aiora.

Dengan senyuman manis, Fatih berdiri dan mengambil kotak yang jatuh itu sembari berucap, "Iya gapapa sayang"

"Huh.. lo bisa gak sih berhenti manggil 'sayang' ke gw?" ujar Aiora dengan mata yang terus menatap Fatih.

"Ga bisa. Kenapa emangnya? Kamu jadi gugup ya?"

"Iya. Eh, maksud gw enggak! Gak berfaedah banget gw gugup cuma karena lo"

Melihat Fatih yang sibuk membuka kotak p3k, Aiora kembali bertanya.

"Kenapa sih, lo suka banget manggil gw dengan panggilan sayang?"

"Karena kamu kesayangan saya" lihatlah, betapa entengnya lelaki itu mengucapkan kalimat yang membuat jantung Aiora berdugem di dalam sana.

"Udah udah.. cukup tih.. gw ga sanggup lagi denger gombalan lo. Bisa mati muda gw kalau gini terus" ujar Aiora dengan tangan yang mengelus dada nya sendiri.

Melihat tingkah laku Aiora, Fatih hanya bisa terkekeh kecil sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jantungnya udah aman? Sekarang angkat dulu lutut kamu"

Setelah Aiora mengangkat lututnya, dengan telaten Fatih menaikkan legging yang dipakai Aiora sampai atas lutut.

Sebelum memberikan cairan betadine ke luka Aiora, Fatih sempat melirik wajah Aiora.

"Kamu kalau takut, jangan lihat. Sembunyiin aja wajah kamu di bahu saya"

"E-emangnya gapapa?"

"Ya gapapa lah, seluruh tubuh saya kan sudah menjadi milik kamu"

Ow shit men!

Tidak ingin Fatih sadar akan pipinya yang sudah memerah bak kepiting rebus, Aiora langsung memegang lengan kiri Fatih lalu menyembunyikan wajahnya pada bahu Fatih.

A WAKE  HEART :) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang