Chapter 18

97 6 1
                                    

ASSALAMUALAIKUM
Jangan lupa kerjakan yang lebih penting dulu yaa...
___________________________________________

jam 14.00

Menatap langit siang hari sangat menawan. Melihat awan-awan putih yang menghias langit siang membiru dengan bersihnya.

Sinar matahari menguning menemani suasana siang hari. Memancar sinar matahari menyambut dalam penuh hangat, terlihat seorang gadis berabaya coksu tengah duduk di taman pondok pesantren an-nur.

Gadis itu ialah Aiora, rasa bosan sangat menyelimuti dirinya.

Aiora tidak mempunyai kerjaan, ia ditinggal sendiri di asrama, sedangkan Fio dan Brina tengah berada di ndalem untuk menyelesaikan tugas harian mereka.

Para santri pun masih sibuk menuntut ilmu di kelas mereka, sehingga Aiora memutuskan untuk pergi ke taman.

Sedari tadi, sudah ada sepasang mata yang menatapnya dengan intens, tetapi Aiora sama sekali tidak menyadarinya.

"Gadis itu akan menjadi milikku!" ucap sosok misterius itu, lalu pergi begitu saja.

Di sisi lain, 3 laki-laki pun tengah sibuk memantau seorang pemuda yang ada di dalam musholla pesantren an-nur.

"Itu dia tih.." ujar Varel sembari menunjuk pemuda yang berada di dalam musholla itu.

"Jadi gus Arsya itu dia?" kata Fatih dengan mata yang tidak berhenti menatap pemuda itu.

"Iya, tapi gw heran deh.. kenapa tu anak tiba-tiba jadi alim ya?" monolog Afdi.

"Maksudnya?" tanya Fatih.

"Jadi, kemaren itu gw sama Varel kan liat dia, wajahnya sih sama persis ya, tapi kemaren itu pakaian nya bukan begini.. ya kan Rel?" ujar Afdi.

"Iya juga ya.. kemaren tu pakaian nya kek anak geng motor gitu, bahkan awalnya gw sama Afdi ga percaya kalau dia itu gus. Tapi kok sekarang pakaiannya kek gus beneran.." ujar Varel yang merasa heran.

"Assalamualaikum" sapa kyai Halim yang baru saja datang.

"Eh, waalaikumussalam pak kyai"

"Waalaikumussalam pak kyai"

"Waalaikumussalam pak kyai"

Jawab ketiga lelaki tersebut kemudian bergantian menyalami tangan pak kyai Halim.

"Sedang apa kalian bertiga disini? kenapa tidak masuk saja ke mushollanya?" tanya kyai Halim.

"Hehe, afwan pak kyai.. kita boleh nanya gak pak kyai?" tanya Varel dengan sopan.

"Boleh. Nanya apa?"

"Yang lagi ngaji di dalam musholla itu siapa pak kyai?" tanya Varel sedikit berbisik.

Mendengar pertanyaan dari Varel, kyai Halim pun melemparkan pandangannya ke dalam musholla.

"Oooh, itu anaknya kyai Zafran. Namanya Rahsya"

"Ha? Rasya? namanya bukan Arsya ya pak kyai?" tanya Afdi.

"Yang Arsya mah kembarannya, ini mah namanya Rahsya"

"Oo begitu ya pak kyai. Eeee saya mau nanya lagi boleh gak pak kyai?" sekarang giliran Afdi yang akan bertanya.

"Silahkan"

"Sebelumnya maaf kalau lancang pak kyai, tapi saya denger-denger gosipnya si gus Arsya bakalan dijodohin sama ning Zakia ya pak kyai?" tanya Afdi.

"Gosip dari mana itu? tidak! saya tidak punya niatan begitu. Arsya dan Rahsya kesini itu karena disuruh sama abi mereka yaitu kyai Zafran, temen saya. Mereka disuruh kesini tujuannya untuk memperdalam ilmu" ucap kyai Halim.

A WAKE  HEART :) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang