Happy reading, semoga suka.
Yang mau baca cepat, silakan ke Karyakarsa, bab 7-10 sudah diupdate.
Luv,Carmen
______________________________________________________________________
Aku tahu pasti akan ada masalah di saat aku tahu ditugaskan untuk proyek pria itu. Aku tidak pernah bekerja secara dekat dengan Craig McFarland dan tidak pernah ingin, tentu saja. Dari semua arsitek di firma ini, pria itu adalah yang paling parah – bukan karena dia tidak kompeten, tapi karena pria itu sangat ahli dalam bidangnya, yang menjadi setengah dari masalah. Dan karena dia tahu bahwa dia sangat hebat, pria itu selalu membuat standar di atas kemampuan manusia – itulah letak isunya.
Dia sudah bekerja untuk George selama satu dekade dan kearoganannya sungguh tak terkalahkan. Tidak ada arsited junior maupun draftsmen yang menyukainya – di belakang punggung pria itu, kami semua memanggilnya Sang Naga.
Bos dari Suarez Architects, George, sudah lanjut usia dan sangat mempercayai pria itu juga banyak mendelegasikan tugas serta proyek-proyek besar kepada Craig, alih-alih menanganinya sendiri, mungkin itu juga yang menambah kearoganan Sang Naga. Tapi untuk proyek kali ini, entah kesialan apa yang menimpaku, George justru secara pribadi menugaskanku untuk proyek restorasi ini dan meyakinkanku bahwa walaupun aku baru bergabung di firma ini, pria itu merasa aku sanggup menghadapi tekanan dan aku adalah satu-satunya arsitek berusia di bawah tiga puluh tahun yang dikenalnya yang memiliki spesialisasi dalam restorasi sejarah dan juga memiliki kemampuan menggambar rancangan dengan menggunakan tangan dan bukannya bantuan digital.
"Program komputer baru itu benar-benar membuatku bingung," ucap George sambil tersenyum, mengamati aku yang berdiri gugup di dalam kantornya. "Klien yang satu ini agak spesial, dia ingin agar propertinya dikembalikan ke kondisi aslinya dan ingin nilai sejarahnya tidak terganggu, dia ingin bangunan itu kembali seperti sediakala, seakurat mungkin. Dan dia khusus meminta agar rancangannya dibuat dengan tangan, bukan dengan perangkat komputer. Karena itulah tugas ini dilimpahkan kepadamu. Kau akan bekerja di bawah Craig McFarLand, tapi aku ingin kau secara khusus menangani klien ini karena Nyonya McNeil sedikit temperamental dan juga menuntut, tapi aku yakin dia akan menyukaimu."
Aku berusaha sangat keras untuk menjaga air mukaku agar tidak menampakkan kekecewaan. Bekerja satu proyek dengan Naga McFarLand dan juga dengan klien yang suka marah dan banyak menuntut? Oke, memang ini yang kubutuhkan, batinku sinis. Tapi, aku juga sangat ingin membuktikan diriku pada Suarez Architects - firma ini memiliki reputasi yang sangat hebat dan bisa bekerja di sini saja sudah merupakan pencapaian yang luar biasa untuk karirku. Dan di satu sisi, aku juga tidak suka mengecewakan George. Memaksakan senyum, aku menerima poyek ini dan mencoba bersyukur atas kesempatan langka ini alih-alih mengeluh.
Kembali ke meja kerjaku, aku menumpukan keningku pada meja gambarku dan mencoba untuk tidak menangis. Aku bisa merasakan kepanikan yang pelan-pelan membuat perutku bergolak. Di sekitarku, para artistek junior masih sibuk dengan pekerjaan mereka tapi tatapan penasaran mereka tidak berusaha mereka sembunyikan. Hanya saja, aku tidak sanggup menatap mereka. Aku masih baru di sini dan satu-satunya arsitek wanita yang mereka miliki, jadi aku tidak akan menunjukkan kelemahanku lebih dari ini. Aku tidak butuh tatapan kasihan dari mereka seandainya mereka tahu bahwa aku ditugaskan di bawah McFarLand.
Shit! What a luck!
Sebuah bayangan jatuh di atas meja gambarku dan aku mengangkat wajah hanya untuk menatap Naga McFarLand yang sedang menjulang di atasku.
"Apa kau Kaylee Dimitriu?" tanya suara berat itu.
Aku mengangguk. Mulutku mendadak kering sehingga aku tak sanggup berbicara. Di sekitarku, semua suara menghilang, hening seketika.
"Ke kantorku, sekarang juga."
Sang Naga berjalan pergi bahkan tanpa mengecek apakah aku mengikutinya.
Tapi tentu saja aku mengikutinya.
Aku dengan cepat mengumpulkan buku sketsaku dan beberapa pensil lalu dengan cepat mengejar langkahnya, melewati meja kerja para arsitek junior itu tanpa berani menatap mata mereka.
Kantor Suarez Architects berlokasi di salah satu pusat perkantoran di Kota New York, sebuah bangunan modern dengan arsitektur yang memukau. Menempati tiga lantai, lantai terbawah merupakan area penerima tamu dengan bagian belakang yang merupakan kantor dari para arsitek junior sementara lantai teratas ditempati oleh para manajemen dan eksekutif top termasuk kantor McFarLand. Kantor pria itu menempati salah satu sudut terbaik dan terluas. Dan di sanalah aku duduk di seberang meja pria itu dan berusaha untuk tidak menatap ke dalam matanya.
"Nama belakang apa ini, Dimitriu?" ujar pria itu sambil mengangkat matanya dari kertas-kertas yang berserakan di atas mejanya dan memandangku dengan mata biru abu dinginnya itu.
"Rumania," balasku cepat, itu adalah pertanyaan yang sudah sering terlontar.
"Kau lahir di sana?" Pertanyaan pria itu jauh dari kata ramah, lebih kepada nada interogasi.
Aku mendesah, mencoba untuk tidak terdengar defensif. Mungkin saja pria itu memang sedang mencoba ramah, hanya saja memang seperti itu nada bicaranya – tapi entah kenapa aku tidak begitu yakin. "Generasi kedua. Ayahku imigran, datang ke Amerika saat usianya dua puluhan."
Pria itu mengangguk singkat dan aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh pria itu. Aku hanya duduk di sana, menunggu, pensil berada di atas lembar sketsaku. Lalu tanpa banyak basa –basi, Sang Naga langsung memberiku daftar pekerjaan yang langsung kucatat dengan terburu-buru, dia sama sekali tidak memperhatikan apakah aku berhenti untuk mengambil napas atau melihat apakah aku berhasil mencatat semua yang diucapkannya – bagi pria itu, aku harus bisa, itu saja.
Pikiranku berputar-putar ketika dia mengusirku dari kantornya beberapa menit kemudian dan aku bergegas kembali ke mejaku secepatnya untuk membuat catatan yang lebih lengkap dan detail sebelum aku melupakan semua yang tadi diucapkannya padaku. Lalu aku menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri, meyakinkanku bahwa proyek ini tidak ada bedanya dengan proyek-proyek terdahulu lainnya. Tapi entah kenapa, Sang Naga sudah membuatku ketakutan hingga rasanya aku hancur berkeping-keping sebelum memulai. Aku teringat kembali tatapan pria itu, dingin dan tajam dan perutku kembali bergolak.
Sial! This firm doesn't pay me enough for this crap!