Happy reading, semoga suka.
Full version sudah tersedia di Karyakarsa ya.
Di Playstore juga sudah available, silakan search dengan keyword : carmen labohemian hate
Luv,
Carmen
____________________________________________________________________________
Paginya, ketika aku tiba di kantor, di tengah-tengah kacaunya meja kerjaku, aku menemukan sebuah yellow stick note dengan sebaris kalimat singkat : Kantorku.
Aku langsung mengenali tulisan tangan pria itu. Permainan apa yang sebenarnya sedang dimainkan oleh Craig? Dengan gerung frustasi pelan, aku bangkit dan berjalan keluar ruangan, lalu naik elevator untuk menuju kantor pria itu. Saat aku tiba, kantor pria itu kosong. Di sudut ruangan, di mana meja gambarnya terletak, aku melihat sebuah kertas kerja putih yang baru dan aku mendekat, lalu saat melihat inisial namaku di kolom digambar oleh; aku termenung sejenak, tak mengerti apa maksud semua ini.
Aku mencium aroma teh Earl Grey sebelum pria itu masuk ke dalam kantornya. Saat melihatku, dia menyerahkan satu cangkir padaku dan ikut berdiri di sampingku sambil menatap kertas kerja kosong tersebut.
Aku belum sempat membuka mulut meminta penjelasan karena pria itu sudah mendahului. "Aku pikir lebih baik kalau kau yang menggambar rancangannya. Aku yang akan menangani masalah tender dan semua detail pekerjaan yang dibutuhkan. Kau pasti bisa lebih fokus bekerja di sini daripada di bawah, setidaknya kau tidak perlu berbagi satu ruangan kantor dengan puluhan orang."
Suara pria itu dalam dan tapi mengandung perintah yang tidak bisa dibantah. Dia sepertinya tidak akan menerima perdebatan apapun terkait hal ini.
Aku terdiam tak percaya. Apa Craig ingin aku yang menggambar rancangan? Tanganku bergetar begitu keras sehingga cangkir tehku ikut bergetar. Apa dia benar-benar serius?
"Kaylee?"
Aku tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya.
"Ak... aku tidak bisa melakukan ini, Craig. Aku tidak bisa. Ini proyekmu. Aku hanya arsitek junior," ujarku dengan suara bergetar. "Aku akan mengacaukannya. Aku yakin kalau George juga ingin kau yang menggambar rancangannya, aku yang akan menangani pekerjaan operasional."
"Siapa yang bilang?"
"Aku! George! Semua orang, Craig," jawabku setengah histeris. "Craig, ini proyek yang sangat penting. Mrs. McNeil adalah klien yang sangat penting dan memiliki banya uang serta kenalan-kenalan yang berpengaruh. Proyek ini sangat penting untuk firma kita, aku tidak bisa mengacaukannya, Craig."
"Kalau begitu jangan."
Pria itu meremas lenganku pelan, seolah sedang menyemangati, sama sekali tak menyadari bagaimana sentuhan sederhana itu membuatku seolah tersengat listrik ribuan volt. Lalu dengan santainya pria itu berjalan kembali dan duduk di balik mejanya. Aku hanya berdiri diam, menatap pria itu dan berjuang menetralkan napasku.
Setelah menyesap minuman teh yang diberikan pria itu, aku akhirnya berhasil menjadi lebih tenang. Aku lalu duduk di depan meja gambar itu sementara benakku masih berputar bingung. Aku tidak mengerti jalan pikiran Craig. Di saat aku berpikir aku sudah memahaminya, ternyata dia memberikanku kejutan lainnya. Dia memusuhiku, lalu menciumku, berkata bahwa dia menginginkanku, lalu sekarang ingin aku menggambar proyek yang sebenarnya adalah miliknya? Aku harus berusaha keras agar tidak membaringkan kepalaku di atas meja dan mulai menangis.
Apakah pria itu benar-benar berpikir bahwa aku memang mampu atau dia segaja melakukannya agar aku gagal dengan menyedihkan?
Jangan konyol! Suara di dalam kepalaku kembali lagi. Ini pasti gara-gara aku kurang tidur. Mengapa dia ingin kau gagal? Dia adalah project leader, maka kegagalanmu adalah kegagalannya juga.
Tapi bukankah pria itu terang-terangan mengakui bahwa dia merasa tersaingi denganku? Apakah ini semacam taktiknya untuk membuatku terlihat buruk di mta George dan Mrs. McNeil? Suara di dalam kepalaku kembali menggangguku. Gambar rancanganmu dan tunjukkan pada mereka bahwa kau memang kompeten, Kaylee!
Aku menyerah, lebih karena aku tidak memiliki pilihan. Jadi aku mengambil pensilku, memposisikan diri dan mulai menggambar.