Mature Content 21+
Happy reading, semoga suka.
Maaf kalau ada bagian2 yang disensor dan dihilangkan ya, tapi tidak mengurangi esensi cerita. Demi kenyamanan bersama di wattpad ^^
Detail story 21+ hanya tersedia di versi berbayar ya (Karyakarsa dan Playstore). But yang diwattpad juga tetap bisa dinikmati.
Luv,
Carmen
_________________________________________________________________________
"Sweet Lord, Kaylee," erang pria itu saat jari-jariku menelusuri kejantanannya yang masih berada di balik celananya.
Aku mencoba menyembunyikan kekagumanku. Aku memang belum melihatnya, tapi aku yakin ukurannya pasti di atas rata-rata. Dengan tubuh sebesar itu, aku tidak bisa membayangkan betapa indahnya pria itu di bawah sini. Aku tersenyum kecil, senang mendapati bahwa pria itu berada di bawah kontrolku walau hanya untuk beberapa saat.
Tangan Craig lalu terulur dan meraih pergelanganku dengan erat, menghentikan paksa eksplorasiku. "Hentikan. Or we'll have a mess."
"Aku tidak ingin terburu-buru, Kaylee. Aku ingin membuatnya selama mungkin."
Aku mengangguk. Karena aku sudah meraih orgasme pertamaku, aku tidak lagi terburu-buru. Aku juga tidak ingin terburu-buru. Aku ingin mengeksplor pria itu, berlama-lama mengaguminya, memenuhi rasa ingin tahuku tentang keseluruhan pria itu.
Aku menggeser posisiku di sofa sehingga aku bisa berbaring meringkuk di samping pria itu. Dia merangkulkan lengannya dan menarik tubuhku pada tubuh kerasnya. Dia lalu mengusap lenganku dengan pelan sambil kemudian memainkan sulur-sulur rambutku.
Pria itu lalu menatap rambut di antara jemarinya itu. "Aku tidak pernah bersama dengan seorang wanita yang berambut merah. Dari mana kau mendapatkannya? Kupikir kau orang Romania."
"Ayahku orang Romania. Ibuku dari Irlandia," jawabku.
"Ah, sekarang aku tahu dari mana kau mendapatkan sifat meledak-ledakmu itu," ucap Craig sambil terkekeh.
"Apa maksudmu? Sifat meledak-ledak seperti apa?" tanyaku pura-pura tolol.
"Kau pasti bercanda," ujar Craig sambil tertawa. "Apakah semua rambutmu merah?"
Aku terkikik mendengar pertanyaan itu, sekaligus juga menyukai hangat menenangkan dari tubuh pria itu dan suaranya yang dalam dan berat. "Ya," jawabku.
"Benarkah?" ujar pria itu. "Apa kau tahu kalau ada taruhan di tempat kerja yang bertaruh bahwa kau memang redhead alami ataupun bukan."
"Benarkah?" tanyaku terkejut, langsung merasa tidak senang dan emosiku langsung tersulut pelan. "Para pria itu membicarakanku?!"
Craig mengangguk sebelum lengannya bergerak melewatiku untuk memungut bra-ku yang terjatuh. "36 D," bacanya keras. "Sepertinya aku yang memenangkan pertaruhan ini juga."