Mature Scene 21+
Happy reading, semoga suka.
Full version bisa didapatkan di Karyakarsa dan Playstore.
Luv,
Carmen
______________________________________________________________________________
Kami berdua langsung bergerak mendekati satu sama lain dan bibir kami langsung bertemu dalam ciuman dalam. Lidah-lidah kami saling menggoda, berusaha mendominasi satu sama lainnya. Jari-jariku berkutat dengan kemeja pria itu sementara tangan pria itu singgah ke bokongku.
Satu persatu kancing itu terbuka dan memamerkan dada lebar pria itu. Aku mengeluskan telapakku di sana, menyukai apa yang kutemukan. Pria itu mungkin sepuluh tahun lebih tua dariku tapi dia memiliki tubuh yang luar biasa. Aku selalu memiliki kelemahan terhadap bahu lebar dan lengan-lengan berotot.
Pria itu menjauhkan bibirnya dan turun untuk mengecup leherku, langsung menemukan titik yang membuatku meleleh dan menyerah padanya. Aku terengah hebat, sambil berusaha melepaskan kemeja dari tubuhnya dan berkutat dengan tali pinggang pria itu. Di balik celana yang dijahit dengan sempurna untuk pria itu, aku bisa merasakan kejantanannya yang sempurna – aku tidak sabar untuk melihatnya lagi.
"Kaylee," kesiap pria itu. "Kaylee..."
Aku mengangkat wajah untuk menatapnya. Ada kilat ragu di kedua mata pria itu dan itu nyaris menghancurkan hatiku karena melihat ekspresi seperti itu di wajahnya.
"Apa?" bisikku sambil mengusap pelipis pria itu dengan lembut.
"Jika kau ingin aku berhenti, kau harus memberitahuku sekarang," ucap pria itu dengan suara tak yakin. Dan inilah pertama kalinya aku melihat Craig yang bimbang. "Aku tidak ingin kau membenciku besok paginya."
Aku tertawa pelan, satu jariku yang bergetar menyentuh bibir pria itu. "Aku sudah membencimu, Craig," godaku dan senang melihat senyum di bibir pria itu. "Dan aku tidak mau kau berhenti."
"Thanks, Lord," gerung pria itu. "Dan aku berjanji kalau kali kedua akan lebih baik, Kaylee."
Aku melihat pria itu bangkit untuk melepaskan celana dan boxer-nya dan aku menahan napasku. Aku melihat kejantanan pria itu, angkuh dan searogan pria itu, berdiri menantang dan seolah memanggilku untuk menyentuhnya. Aku tidak membuang waktu, menyentuhkan tanganku di sana, membungkusnya dan membuat napas Craig nyaris putus saat pria itu terkesiap hebat.
"Sweet Lord, Kaylee," desis pria itu dan dengan cepat menjauhkan tanganku. "Tidak sekarang, Kaylee. Aku tidak bisa menunggu lagi."
Pria itu mendorongku hingga berbaring di sofa, lalu menjulang di atasku, telanjang dan besar, begitu tampan dan seksi sehingga aku yakin aku tidak akan pernah melupakan momen ini untuk selamanya. Aku tidak pernah menginginkan pria lain seperti aku menginginkan Craig. Aku tidak sabar ingin merasakan pria itu di dalam diriku dan tatapan pria itu juga menunjukkan bahwa dia juga memikirkan hal yang sama denganku.
Saat pria itu merendahkan tubuhnya ke atasku dan bagaimana kulit kami saling menempel dan mengirimkan getar ke sekujur tubuhku, aku mendesah lembut. Napas pria itu kasar dan cepat saat dia menciumku, membuatku mabuk dan terlena dalam gairahnya. Aku bisa merasakannya menekan paha dalamku dan aku bergeser, mencoba mengubah posisi agar bisa lebih merasakannya.
"Aku tidak bisa menunggu," gerung pria itu tidak sabar di dalam mulutku, berusaha menempatkan dirinya ke tengah tubuhku sementara aku melebarkan kedua kakiku.
"Kalau begitu jangan menunggu."