3 bulan kemudian...
Sore hari saat Ahza sedang menikmati bunga-bunga yang bermekaran di halaman rumahnya tiba-tiba tersentak karena tiba-tiba ada motor yang belok ke rumahnya. Awalnya Ahza mengira jika seseorang tersebut hanya tamu biasa karena memakai helm. Namun, ternyata saat dibuka dan yang datang adalah Herli membuat perempuan itu kaget. Perempuan itu memang sengaja tidak memberitahu kalau dirinya akan pulang.
"Kak Ahza," panggil Herli seraya tersenyum.
"Ya ampun lo beneran pulang dalam waktu dekat ternyata."
"Iya lah Kak, gue kangen suasana di sini. Kangen sama kakak juga," jawabnya santai. "Oh iya, ini ada oleh-oleh buat lo, Kak."
Kak Ahza kemudian menyuruh adiknya itu untuk masuk ke ruang tamu. Mereka mengobrol banyak hal untuk melepas rindu.
"Mama tau lo pulang gimana?" tanya Kak Ahza penasaran.
"Sama kayak ekspresi lo tadi pas gue baru dateng, Kak."
Ahza dan orang tuanya memang sudah tidak tinggal bersama orang tuanya karena dia sudah menikah.
"Launa tau gak kalau lo pulang?" tanyanya lagi.
"Enggak, gak gue kasih tau dan gue juga belum ke rumah dia."
Herli mengatur napasnya dan memberanikan diri untuk memulai obrolan tentang apa yang dia inginkan tapi dia berpikir ulang dan menunggu waktu yang tepat.
"Harusnya mah lo ngajak dia ke sini, kan belum pernah. Kakak dukung sepenuhnya kalau lo pacaran sama dia ketimbang sama mantan lo sebelumnya."
Herli menghela napas berat tanpa merespon apa-apa. "Kenapa bahas mantan sih, gak jelas banget."
Untuk menghindari pertanyaan Kak Ahza yang tidak penting. Laki-laki itu masuk ke dalam rumah berjalan menuju dapur untuk mencari makanan. Kak Ahza yang paham jika adiknya sedang mencari makanan seketika berkata, "Lo gak bilang kalau mau ke sini, sih. Jadi gue cuma masak seadanya. coba kalau bilang—"
"Kan gue bisa masak sendiri, Kak." potong Herli bangga.
Kebiasaan besar kepala dari dulu gak hilang-hilang.
Yang paling Herli senangi saat berada di rumah Kak Ahza adalah bisa melakukan apa pun dengan bebas karena suaminya sedang bekerja ke luar kota dan hari ini dia memutuskan untuk menginap di sana.
***
Pagi harinya Herli bangun tidur lebih awal karena sudah berencana pergi ke rumah Launa untuk memberi kejutan, karena sampai hari ini dia memang tidak bercerita apa pun tentang kepulangannya.
"Lo jadi ke rumah Launa jam berapa?" tanya Kak Ahza sambil menyiapkan sarapan.
"Sekitar jam 10 mungkin, Kak."
"Oh, ya udah."Sambil menunggu waktu Herli bersantai di ruang keluarga sambil menonton video di instagram. Baru beberapa menit men-scroll, Herli menghela napas panjang karena timeline-nya dipenuhi konten bucin. Dia mengambil kunci motor dan segera berangkat ke rumah Launa.
Sebelum dia menjalankan motor, Herli menyisir rambutnya dengan jemari dan memastikan penampilannya sudah maksimal melalui kaca spion. Setelah itu dia menjalankan motornya, saat sudah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit akhirnya Herli sampai di depan rumah Launa. Dia langsung turun dari motor dan mengetuk pintu. Beruntungnya tanpa menunggu waktu lama pintu dibuka dan saat Launa melihat seseorang yang berdiri di depan pintu adalah Herli, gadis itu mematung karena merasa shock."Kaget ya tiba-tiba gue ada di sini?" tanya Herli membuka suara.
"Banget, kenapa gak bilang kalau pulang?" Launa malah justru bertanya balik.
"Sengaja mau kasih lo kejutan."
Keduanya saling berpelukan karena tidak bisa menahan rasa rindu, meskipun sebenernya mereka sudah sempat bertemu sebelumnya."Lo pulang ke sini gak akan berangkat lagi ke luar kota kan? Gak akan pergi lagi kan?"
"Enggak sayang. Gue butuh rumah dan itu ada di diri lo," jawab Herli seraya tersenyum tulus.
Lagi-lagi Launa merasa tercengang karena panggilan "sayang" yang keluar dari mulut Herli. Rona merah di pipi menjadi tanda bahwa dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang mendalam. Launa sampai lupa tidak menyuruh Herli masuk ke dalam rumahnya dan mempersilakan duduk. Tanpa aba-aba juga perempuan itu berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman kopi untuk Herli.
Gila, udah berapa lama ya gue gak buatin Herli kopi kayak gini.
Saat kembali ke depan dan menyuguhkan kopi tersebut, mereka terdiam beberapa detik dan saling bertatapan. Masih tidak menyangka jika bisa menikmati momen seperti ini setelah kurang lebih 1 tahun menjalani hubungan LDR.
"Li, lo pulang kapan? Kenapa kok pulang gak ngasih tau gue? Beneran gak balik ke medan lagi, kan?" Launa terus saja menanyakan hal yang sama karena belum mendapat jawaban.
"Satu-satu kalau tanya Na, pasti gue jawab kok," respons Herli lalu kemudian menyeruput kopi yang telah disuguhkan.
"Ya udah jelasin!"
"Gue pulang belum lama. Sengaja pulang gak kasih tau lo biar jadi kejutan. Enggak Na, gue mau di sini terus."
Mendengar jawaban tersebut Launa masih belum yakin dan merasa takut jika nantinya dia akan ditinggalkan lagi sewaktu-waktu. Apa emang bener Herli gak bakal balik ke Medan lagi?
"Terus pekerjaan lo?"
"Gue mau bangun usaha bareng Kak Ahza."
Launa hanya memberi anggukan kecil.
"Btw, lo mau gak kalau gue ajak pergi?"
"Ke mana?"
"Keliling kota aja sambil ngabisin waktu bareng, kayak pas lo nyamperin gue ke Medan."
Launa langsung menyetujui ajakan laki-laki tersebut dan bersiap-siap. Herli semakin gemas dengan tingkah Launa karena dia terlihat sangat excited, tapi satu hal yang menjadi pertanyaan Herli apakah Launa akan tetap merasa bahagia saat mengetahui jika dia akan diajak pergi ke rumah Kak Ahza dan akan diperkenalkan dengan mamanya?
"Ayo berangkat!" ajak Launa karena tidak ingin mengulur waktu lagi.
"Ayo." Herli menyuruh Launa untuk berjalan lebih dahulu, dalam hatinya dia bergumam betapa cantiknya Launa hari ini.
"Na, bisa gak jangan cantik-cantik, meleleh nih hati gue," ucap Herli to the point.
Launa yang memang berjalan di depan cowok itu langsung menengok ke belakang, "Apa sih tiba-tiba bilang gitu," ucapnya seraya tersipu.
"Serius Na.""Cepet naik!" suruh Herli sambil memberikan helm.
Cowok itu menjalankan motornya dengan kecepatan normal, sepanjang jalan hati Launa berdegup lebih cepat dari biasanya, karena hal tersebut juga Launa tidak banyak bicara.
"Ini beneran kita cuma keliling kota?" tanya Launa memastikan. Namun Herli tidak menjawab dan hal yang membuat dia terkejut saat motor yang mereka kendarai berhenti di depan rumah seseorang. Keduanya kemudian turun.
Mau bertamu di rumah siapa sih ini?
"Eh, Launa akhirnya kamu main ke rumah kakak juga," sapa Kak Ahza semringah.
"I-iya Kak,"ucap Launa membalas senyum. "Aku malah gak tau kalau mau diajak ke sini."
Anehnya gadis itu malah enjoy berada di rumah Ahza tanpa rasa canggung. Dia juga menyalami perempuan itu layaknya kakak kandungnya sendiri. Herli yang melihat kedekatan mereka berdua.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktunya Untuk Serius [Completed]✓
Ficção Geral[Revisi setelah tamat] Launa hanya ingin bercerita tentang bagaimana dia menjalani hubungan jarak jauh atau long distance relationship bersama Herli. cowok yang melatih mentalnya dan membuat batinnya teruji. Entah bagaimana akhirnya dan sejauh man...