"Ck, woy cowok gila!!." Teriaknya pada Areksa
Yang diteriaki pun menengok kebelakang.
"Why??."
"anter gue pulang."
Mata areksa melotot mendengar perkataan Zara, sedangkan Zara langsung berjalan ke parkiran tempat diparkirkannya motor Areksa.
"Mak lampir Lo serius??."ucapnya memastikan.
"Iyee, cepet atau gue berubah pikiran."
"I iya gue cepet." Ucapnya langsung kearah Zara dengan terburu-buru.
Bau bau ada yang mulai luluh nih kayaknya🙏😃.
Lanjut lagi aja lah ya gess.
Sampai sudah diparkiran. Areksa langsung menaiki motornya lalu menghidupkannya dan mengasih helm kepada Zara.
Setelah memakai helm, Zara mulai menaiki motor areksa.
"udah."
"hm."
Setelah mendapatkan respon dari Zara ia mulai melajukan motornya. Kini motor sport milik areksa sudah keluar sekolah dan perlahan mulai tidak terlihat.
Kini tersisa kelima inti vargas yang masih berada disekolah.
"Mereka dekat dari kapan?." Tanya Karel pada keempat inti vargas.
"ga tau juga sih, tapi kayanya pas dia borong semua gorengan ya g dijual si Zara." Jawab Gavin.
"Ohh."
"Ya udah lah yok pulang ke apart, udah gerah bangat gue."
Akhirnya kini kelima inti vargas mulai meninggalkan sekolah dan kembali ke apartemen tempat tinggal mereka bersama, sedangkan
"mak lampir." Panggil Areksa pada Zara.
Zara yang dipanggil Mak lampir terus menerus merasa kesal dan jengkel dengan areksa.
"lo bisa ga sih ga usah manggil gue mak lampir!! Nama gue itu Zara! Zara Erlyna." Tegas Zara.
"Ck, iya-iya. Habisnya lo marah Mulu si ke gue."
"ya karena lo ngeselin anjing." Ucap Zara kesal.
"ya udah gue minta maaf."
"Hm."
"ini kita lewat mana??." pertengkaran tadi membuat ia jadi lupa ingin menanyakan kearah mana.
"Lo lurus terus, terus nanti kan ada perumahan Lo berhenti disitu. rumah gue diperkampungan bukan di perumahannya, Lo bisa turunin gue disana."
"ga gue anter lo sampe depan rumah."
"ga usah reksa!!."
"ga terima penolakan."
"ck, dasar. Ya udah, nanti masuk ke gang terus belok kanan masuk ke gang kecil habis itu lurus terus nanti nyampe ke rumah gue."
"Okeh mak lampir."
"lo emang bener bener ya sa."
"Pffttt.....iya sorry² Ra."
Saat sampai di perumahan ia langsung masuk ke perkampungan dan mengikuti arahan yang diberi tahu Zara tadi.
"areksa stop itu rumah gue."
Terlihat didepan rumah areksa ada seorang wanita tua yang sedang mengobrol dengan tamu.
"Mak Zara pulang."
"eh Zara udah pulang, loh itu siapa."
Menunjuk areksa yang berdiri dibelakang Zara.Tadi waktu Zara ingin turun ia menawarkan areksa untuk mampir. Sebenarnya itu hanya basa-basi saja, ia berharap areksa menolaknya tapi ternyata malah menerimanya yang membuat Zara hanya bisa pasrah.
"halo Tante saya areksa temannya Zara."
"Oalah temannya Zara."
"Iya Tante."
"Jangan panggil Tante, panggil emak aja."
"iya tan-, eh mak." Si emak tersenyum kepada areksa, tampak ibu-ibu yang tadi sedang mengobrol dengan emak Zara pangling melihat areksa.
"Zara nak areksanya ajak masuk, buatin minuman sama cemilan dulu."
"Iya mak."jawabnya. "Ayok masuk."ucapnya pada areksa diikuti oleh areksa.
"nyusahin lo, ngapain juga pake mampir segala!!."
"lah tadi nawarin."
"Ya kan cuma basa-basi aja."
"Ck."
"udah situ duduk dulu, gue mau buatin minum dulu. Oyah lo mau minum apa?."
"jus jeruk ada?."
"Gada."
"Es teh aja."
"ya udah tunggu."
Setelahnya Zara mulai pergi ke dapur untuk membuatkan reksa minum dan mengambil beberapa cemilan.
••••
Disisi Nathan kini ia sedang berada ditempat yang biasa areksa datangi jika areksa ada masalah.
Ia menutup mata menikmati udara segar sore hari disana.
"Brengsek lo diana, gue benci sama lo." Batinnya
"Arkhh....!!" Teriaknya keras frustasi lalu mengacak-acak rambutnya.
"Bodoh lo Nathan bodoh." Ucapnya menghina diri sendiri lalu memukul-mukul kepalanya menggunakan tangan.
"Seharusnya lo ga usah ikutin kemauan jalang itu, bodoh gue emang bodoh."
"Gue benci diri gue sendiri."
"Cila, maafin aku."
Ia membaringkan tubuhnya di rerumputan dekat danau lalu menutup matanya perlahan, untuk sekedar memenangkan dirinya.
air yang entah dari mana menetes di wajah Nathan. Ia membuka matanya lalu melihat perlahan hujan mulai turun dan membasahi seluruh tubuhnya, sangat menggambarkan keadaan Nathan saat ini.
Ia masih setia berbaring disana menikmati hujan yang mengguyurnya, tapi tiba-tiba wajahnya merasakan tidak terkena air lagi.
Ia membuka matanya dan mendapati pria dewasa dengan payung ditangannya yang menatap Nathan yang sedang terbaring. nathan bangun lalu berdiri.
"Bang devan?? Lo ngapain disini?."
"seharusnya gue yang nanya lo ngapain tiduran ditengah hujan? Mau kesambar petir lo."
"Ck, iya kalo boleh." devan hanya membuang nafas kasar. Ia tahu bahwa adiknya sedang ada masalah.
"cerita kalo lo ada masalah."
"ga dulu bang."
"ya udah kalo gitu kita pulang, jangan disini lagi hujan nanti lo demam."
devan menarik lengan sang adik untuk mengajaknya pulang, kini devan pulang dengan mengendarai mobilnya sedangkan Nathan menggunakan motornya.
Sudah terlanjur basah ini jadi dia memilih menggunakan motor, lagi pula siapa nanti yang akan membawa motornya.
Kini devan dan Nathan telah sampai dirumahnya, Nathan hanya tinggal berdua dengan devan, Ia sudah lama pergi dari rumah orang tuanya.
Okeh segini aja dulu ga sampe 1000 kata.
Jangan lupa komen and vote ya readers yang baik nan juga cantik/ganteng.
NEXT CHAPTER.....
KAMU SEDANG MEMBACA
•AREKSA• ( Hiatus )
Teen Fiction[ Sebelum membaca alangkah baiknya vote dan komen ya ]. AREKSA MAHENDRA, namanya sudah tidak asing lagi di kalangan anak remaja termasuk sekolahnya yakni SMA GARUDA. Semua murid disekolahnya sudah pasti tidak ada yang berani mencari masalah dengan a...