25

160 5 0
                                    

Selesai mengetikkan pesan untuk Jenna, Anhar menaruh handphonenya kemudian melamun seraya merokok.

Netranya melirik malas pada Cynthia yang jalan menghampirinya. Sementara Cynthia, tersenyum ketika Anhar menatapnya.

"Mas Anhar, boleh bicara sebentar, Mas?" ucap Cynthia.

Anhar membuang puntung rokok asal, mengambil handphonenya lalu beranjak untuk pergi.

"Akh!" ringis Cynthia.

Anhar mendadak berhenti, menatap Cynthia yang entah kenapa tiba-tiba meringis.

"Mas Anhar, rokok kamu kena kaki aku."

Anhar segera menatap kaki Cynthia, lalu pada rokok yang tak jauh dari sana.

"Ada yang luka gak?" tanya Anhar.

Cynthia tersenyum. "Enggak kok Mas, cuma kerasa panas aja."

Dengan tatapan datar, Anhar mengangguk kecil lalu melangkah pergi. Namun, dengan cepat Cynthia menahan tangan pria itu.

"Sebentar Mas, boleh ya bicara sama kamu?"

"Jangan pegang-pegang bisa?" Anhar menatap Cynthia dengan tajam.

Sontak Cynthia segera melepaskan cekalannya pada tangan Anhar.

"Maaf Mas." Cynthia menunduk. "Boleh ya bicara sebentar?"

Anhar menghela napasnya, menahan emosi. "Apa cepet!"

Tangan Cynthia reflek memilin ujung baju dengan kepala masih tertunduk. "Mas Anhar gak setuju sama perjodohan ini ya?"

"Kalo udah tau kenapa nanya?" ucap Anhar sarkas. "Saya udah punya calon yang mau saya lamar."

"Ta-tapi Mas..."

Anhar mengatur napasnya, kesal karena perempuan di depannya lambat sekali berbicara.

"Apa?!"

"Cynthia suka sama Mas Anhar." Cynthia mendongak, menatap Anhar dengan takut.

-_-_-

-Kamar

"Jen." panggil Rey.

Jenna yang kini sedang menyisir rambut, menoleh menatap Rey. "Kenapa dok?"

"Besok kita ngurus berkas untuk ke KUA, supaya resmi secara negara."

"Loh emang gapapa?"

Rey mengangguk. "Gapapa sayang, saya udah tanya ke papa."

"Papa yang suruh?"

"Saya yang mau."

Jenna menautkan alisnya mendengar itu.

"Saya gak mau jauh dari kamu, Jen." ucap Rey serius.

Namun Jenna malah tertawa. Apakah ini sungguh Rey suaminya? Kenapa jadi bucin seperti ini?

"Kok ketawa sih? Gak ada yang lucu sayang."

"Lucu dok, hahaha."

Rey terkekeh melihat Jenna tertawa. Pria itu memajukan wajahnya lalu mengecup kening Jenna. Membiarkan Jenna menertawakannya.

"Kalo saya panggil kamu sayang, gapapa kan?" tanya Rey.

Jenna tersenyum, kemudian mengangguk. "Gapapa kok."

Rey mengelus rambut Jenna lembut. "Saya berangkat ya?"

Jenna kembali tersenyum. "Hati-hati... ya?"

Rey terkekeh mendengar nada ambigu sang istri. Hal itu membuat Jenna menautkan alisnya.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang