Part 6.2: I can't take this side effects

692 94 0
                                    

[Part 29 full version sudah tayang di Karyakarsa kataromchick. Cerita ini akan tamat di part 30😉. Happy reading!]

***

Wanita mana yang tidak ingin memberitahu kabar menggembirakan ini kepada pasangan mereka? Bagi Jorjia kehamilan ini adalah salah satu sumber kebahagiaannya. Namun, bagi Zaland sebaliknya. Pria itu pasti tidak akan bisa menerima kehamilan Jorjia dengan mudah. Lebih parahnya, bagaimana jika pria itu tidak menerima kehamilan Jorjia ini dengan keras?

Pikiran Jorjia melayang, dia membayangkan jika penolakan itu terjadi. Namun, dia juga berusaha menyangkalnya. Nggak mungkin Zal tega untuk menyingkirkan anak ini kalo udah terlanjur ada kehamilan besar nantinya. Jorjia yakin, meskipun sulit, Zaland pasti akan mengalah meski ada drama saling mendiamkan dari pria itu. Yang terpenting adalah anak mereka nantinya mampu lahir dengan sehat.

"Mama akan berusaha, Sayang. Mama akan berusaha dengan kuat untuk bisa meluluhkan hati papa kamu dan menerima kamu."

***

Jorjia mengalami banyak kemajuan dalam hidupnya belakangan ini. Salah satu yang paling berkembang dengan baik adalah hubungannya dengan mertuanya yang semakin terlihat kedekatannya. Gwen semakin terbuka dan Jorjia semakin nyaman untuk menjadi bagian dari keluarga itu. Belum lagi istri-istri dari saudara Zaland yang memang bukan berasal dari keluarga berada mampu untuk membicarakan hal yang sangat jauh dari topik Gwen yang biasanya memang tidak akan relate dengan apa yang pernah terjadi pada keluarga sederhana.

"Anak-anakku nggak ada yang tahu telor gulung, Rey. Bahkan sekelas lemper isi abon ayam atau ayam suwir beneran aja mereka nggak tahu dan nggak tertarik." Jessa mengeluhkan hal yang wajar untuk terjadi di keluarga Tatum ini.

"Sama loh, Mbak. Gara-gara pupunya anak-anak yang larang ini itu soal makanan murah, aku jadi nggak punya kesempatan untuk ngenalin ke mereka makanan enak dari jaman aku kecil. Bahkan karena sekarang lingkungan sekolah anak-anak jauh dari apa yang aku jalani dulu, mereka jadi bingung kalo aku bahas makanan yang aku suka. Kata mereka aku aneh, makanan yang aku sebutin juga disebut aneh. Sampai Rad nyeletuk 'itu makanan alien, ya, Bubu?' astaga ... kalo bukan anakku sendiri, udah aku getok itu anak."

Jessa menepuk kedua tangannya satu kali, pertanda setuju garis keras. "Semuanya memang gara-gara papanya! Mereka semua sama kayak mommy Gwen. Nggak ada yang relate dengan orang susah. Payah, deh!"

Jorjia yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum dan tidak tahu harus menimpali apa. Bukan karena tidak relate juga seperti anak-anak dan cucu Tatum. Namun, Jorjia tidak relate dengan menceritakan pengalaman yang serupa mengenai anaknya. Dia tidak memiliki anak, jadi apa yang harus dirinya bagi kepada kedua istri saudara Zaland itu?

"Tapi selalu ada kelebihan, kan, Mbak Jess, Rey? Seenggaknya anak-anak mendapatkan fasilitas yang nyaman dan terbaik. Anak-anak juga nggak terbiasa untuk makan-makanan yang mengandung banyak natrium." Akhirnya Jorjia menyampaikan pendapatnya secara diplomatis.

Jessa dan Reya mengangguk setuju secara serempak, meski memang harus diiringi dengan helaan napas.

"Ya, bener, Jia. Nggak rugi, sih, menikahi anak dari keluarga Tatum. Aku beruntung karena menikahi Zeke yang meski dulunya punya masa lalu yang nggak terselesaikan dengan mudah, tapi dia bisa jadi papa yang baik dan sempurna untuk anak-anak kami. Pendidikan dan asupan untuk anak-anakku juga sangat terjamin, meskipun mereka akan kesulitan untuk berbaur dengan anak dari keluarga sederhana di luar sana."

Reya ikut menambahkan, "Iya. Semuanya jadi terjamin dan aku nggak memprotes untuk bagian terbaik itu. Cuma rasanya memang belum sepenuhnya bisa melupakan gimana kita dulu berasal. Melihat anak-anak yang semua-semuanya condong dengan kehidupan ayah mereka memang sedikit iri, karena nggak bisa mengenalkan kehidupan kalangan bawah yang kupunya."

Kalian lebih bagus, punya momen untuk merasa iri karena kehidupan anak kalian didominasi papanya. Sedangkan aku ... apa yang harus di iri? 

"Jia, apa kamu nggak punya keinginan buat program hamil dengan serius ke dokter kandungan terpercaya? Mommy mungkin bisa bantu kamu."

Jessa tampaknya bisa membaca ekspresi Jorjia yang tidak sepenuhnya semangat untuk membahas mengenai anak ini. Makanya istri Zeke itu langsung menanyakan mengenai rencana program hamil tersebut.

"Apa?"

Jorjia tidak bisa menjawab dengan baik apa yang Jessa tanyakan. Dia bingung untuk menyampaikan mengenai apa yang terjadi dengan dirinya dan Zaland. Tidak mungkin juga mengatakan pada istri saudara suaminya mengenai ketidak inginan Zaland memiliki anak. Itu sama saja Jorjia mengungkap aib suaminya sendiri.

"Oh, apa kamu udah pernah coba dengan Zal sebelumya? Maaf, maaf. Aku nggak tahu. Abaikan aja pertanyaanku tadi, ya. Mending kita balik makan lagi mumpung anak-anak anteng sama neneknya."

Jorjia tersenyum sebagai respon yang biasa. Namun, suasana sudah lebih dulu canggung. Selalu saja begini. Membahas mengenai Jorjia yang tak kunjung hamil malah membuat keadaan canggung. Padahal, jika Jorjia mengatakan dirinya tengah mengandung, semua orang mungkin akan mengapresiasi dengan rasa bahagia. Sayangnya, Jorjia tidak bisa bertindak semaunya sendiri dengan kehamilan ini. Tunggu sampai Zal yang mau menerima anak kami lebih dulu. 

PUAN DIGILIR CINTA/TAMAT/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang