7.1 : What do you wanna do for me?

720 104 1
                                    

[Aloha! Aku datang lagi. Anyway, cerita ini di Karyakarsa sudah tamat, ya. Udah ada extra part 1 dan akan menyusul extra part 2. Boleh langsung mampir, yups. Kalo ada yang males beli bab satuan karena ribet atau kelamaan, aku juga udah sediakan beli harga paket. Jadi sekali beli udah bisa baca semua part, termasuk extra part yang bakalan aku publish menyusul. Happy reading!]

Zaland kebingungan dengan sikap istrinya yang semakin hari semakin sulit untuk dimengerti. Sejak awal dia tahu seorang wanita memang rumit, tapi belakangan pria itu merasa benar-benar merasakan kerumitan istrinya bertambah. Semakin banyak perdebatan diantara mereka semakin lama permasalahan bisa mendapatkan jalan keluar. Jorjia belakangan malah seringnya menangis sebagai salah satu cara untuk menghindari pembahasan apa pun yang membuat mereka berdua bicara dengan alot.

Sebenarnya perdebatan bukan hal yang aneh untuk mereka lakukan. Sebelum-sebelumnya juga sudah banyak yang mereka perdebatkan, bahkan tidak jarang menggunakan nada tinggi untuk membuat mereka saling puas menuangkan kemarahan. Seringnya memang Zaland yang menggebu-gebu untuk mengungkapkan emosi yang dirasakannya. Jorjia memang lebih banyak mengalah dan lebih banyak tenang. Namun, belakangan wanita itu bukannya tenang malah kebanyakan mengeluarkan tangisan.

Buat apa sih kayak gitu? Maksud Zaland ... apa menangis bisa menyelesaikan masalah yang ada? Justru semakin sering menangis, malah semakin tertimbunlah pembahasan yang bisa mereka urai dan tidak menjadi masalah lagi ke depannya.

Untuk malam ini, Zaland mendapatkan balasan berupa sang istri yang tidur di kamar tamu. Jorjia mengabaikan Zaland, melancarkan perang dingin yang tidak Zaland suka. Sudah pria itu katakan, meski mereka mengawali pernikahan dengan kesepakatan untuk saling menambal masalah satu sama lain, hal-hal yang bersifat layaknya kawin kontrak tidak berlaku bagi pernikahan mereka yang dilakukan dengan normal.

Zaland rasanya ingin membanting sesuatu di rumahnya itu karena tidak mendapatkan apa yang ingin didapatinya di kamar mereka. Niat pria itu adalah pulang ke rumah dan disambut oleh istrinya seperti biasa. Mereka akan bicara dari hati ke hati hingga tidak ada hal yang membuat mereka tidak nyaman karena tinggal serumah tapi menjaga jarak.

Zaland tidak suka diabaikan, jadi dia tidak ingin Jorjia dengan seenak hati melakukan hal semacam ini. Merajuk bukan hal yang Zaland suka dari istrinya. Sudah pria itu sampaikan bahwa dia adalah pria yang inginnya dimengerti. Sudah sepantasnya Jorjia mengerti keinginan Zaland dan tidak sok sok an melakukan perang dingin yang pasti akan percuma jika bukan pria itu sendiri yang melakukannya lebih dulu. Di rumah ini, Jorjia tidak diizinkan untuk menjadi pihak yang harus dibujuk.

Akhirnya setelah Zaland selesai dengan agenda membersihkan diri sepulang kerja, pria itu menuju ruangan dimana seluruh kunci cadangan tersimpan. Sudah Zaland pastikan tidak ada yang bisa mengunci akses pria itu di rumahnya sendiri. Termasuk Jorjia. Dia tidak akan pernah bisa mengunci atau membatasi akses Zaland. Selama wanita itu ada di rumah miliki Zaland, tidak akan ada rahasia dan jarak yang bisa diambil. Sebab Zaland tidak suka dijauhi, tak suka diabaikan, tak suka bila tak diberi perhatian.

Tanpa menunggu waktu yang lama, Zaland membuka kamar tamu yang digunakan oleh istrinya dengan kunci cadangan yang dimilikinya. Kamar itu sudah gelap, menunjukkan bahwa seseorang di dalamnya sudah tertidur. Bahkan Jorjia juga tidak terbangun meski Zaland membuat suara yang berisik. Hal itu membuat Zaland kesal, tapi juga tidak bisa berbuat banyak ketika melihat wajah istrinya yang benar-benar tampak lelah.

Jorjia tidak seperti orang yang sedang marah atau banyak pikiran. Wanita itu justru terlihat seperti seseorang yang sudah menantikan waktu ini untuk memiliki waktu istirahat yang banyak. Dalam keremangan cahaya, Zaland bisa merasakan betapa lelapnya sang istri yang tertidur. Jorjia bahkan sedikit mendengkur, tidak mengganggu, tapi cukup terdengar di telinga jika berjarak dekat.

Kasihan dengan Jorjia yang kelelahan, bukan berarti Zaland akan membiarkan istrinya itu terus menghindarinya. Kamar yang istrinya gunakan saat ini jauh dari kata luas bagi Zaland. Jadi pria itu segera melakukan keinginannya semula. Membawa Jorjia untuk menuju kamar mereka. Kamar yang jauh, jauh, jauh lebih luas dan tidak akan membuat Zaland kesulitan tidur karena ukuran ranjang yang terlalu kecil untuk tinggi tubuhnya yang tidak biasa-biasa saja.

Zaland bisa merasakan bobot tubuh istrinya yang bertambah di gendongan. Namun, itu bukan masalah. Dia memiliki tenaga lebih untuk bisa membopong Jorjia sampai di kamar mereka sendiri. Dia tidak suka mengejutkan sang istri, tapi tetap tak suka jika diabaikan oleh Jorjia begini.

Setelah membaringkan tubuh sang istri, Zaland duduk mengamati wajah Jorjia yang damai dalam tidurnya. Bahkan setelah dibopong pun, wanita itu tidak terganggu sama sekali. Tumben banget dia kebo. Zaland agaknya kebingungan karena istrinya menjadi lebih dablek padahal biasanya mudah sekali untuk terbangun jika ada pergerakan.

"Aku maunya ngomong sama kamu, tapi kamu nggak terganggu sama sekali sampai aku nggak tega melihat kamu tidur begini."

Zaland tertarik untuk menyentuh pipi istrinya yang tambah berisi. Dia tidak pernah menyadari sejak kapan porsi makan Jorjia meningkat hingga membuat wanita itu bertambah gemuk. Namun, Zaland tidak merasa terganggu dengan bentuk tubuh seperti apa pun yang Jorjia punya. Berisi pun, Jorjia malah semakin menarik. Apalagi di bagian tubuh yang menjadi kesukaan pria itu ketika menyentuh sang istri.

"Setelah ini aku nggak mau kamu abaikan. Jangan buat aku harus melakukan hal-hal keterlaluan, Jia. Aku nggak suka terhanyut dalam cinta. Kamu boleh mencintaiku, tapi aku nggak akan termakan perasaan semu itu. Jadi jangan harap aku akan menuruti kamu bahkan setelah ini. Aku akan terus mengkonfrontasi kamu setelah ini. Kita akan bicara dan menyelesaikan masalah ini tanpa ada yang ditunda-tunda. I hate being abandoned by you.

PUAN DIGILIR CINTA/TAMAT/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang