2.1: Hit you with that 'ah yeah ah yeah'

1.6K 144 6
                                    

Jorjia tahu dirinya bukanlah perempuan yang seharusnya masuk dengan mudah dalam kehidupan Zaland. Pria itu dipenuhi dengan segala kesempurnaannya, terutama latar belakang keluarganya yang sangat mampu diterima oleh keluarga mampu lainnya. Sayangnya, Zaland bertemu dengan Jorjia saja yang saat itu bisa diajak negosiasi mengenai pernikahan untuk menghentikan serangan dari keluarganya. 

Jorjia masih ingat, kok, bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Zaland. Sangat ingat, hingga dia tidak bisa berharap apa-apa jika Zaland memang mau menceraikannya tanpa mempertimbangkan apa pun yang sudah mereka jalani selama lima tahun bersama. 

Saat itu Jorjia dalam keadaan terhimpit. Dia dijual oleh keluarganya dengan kejam. Itu bukan cerita karangan, di dunia ini ada perempuan yang tidak beruntung seperti Jorjia. 

"Aku nggak mau!" teriak Jorjia.

Lengannya ditarik paksa dan dicengkeram dengan kuat serta kasar untuk memasuki tempat itu. 

"Jangan bikin malu. Berhenti teriak, atau gua gorok leher lu?!" ancam seorang pria yang tidak Jorjia ketahui namanya. 

Sungguh, Jorjia merasa bahwa dirinya sangat bodoh karena begitu tidak berdaya dengan akal bulusnya sang tante yang sudah mengklaim asuransi kematian orang tuanya. Jorjia tidak tahu bahwa dia akan menjadi perempuan yang diminta menemani para bajingan di tempat karaoke dengan basis aneh-aneh seperti saat ini. 

"Tania udah dapet uang yang dia mau, sekarang lu jangan macem-macem! Kalo macem-macem gue bunuh lu beneran."

Tania adalah nama tante Jorjia. Wanita keparat itu sudah menjualnya entah dengan harga berapa. Jorjia mau tak mau memulai hidupnya di sini. Ya, memang dia disediakan kamar sendiri. Tapi kamarnya bahkan tidak bisa disebut kamar, itu gudang yang diberi matras saja dan aromanya ... Jorjia tidak tahu aroma apa saja yang bercampur di sana. 

"Ganti baju, dan tugas lu adalah nemenin tamu yang minta temenin. Tenang aja, harga lu nemenin cukup tinggi, kok." Pria gila itu mengamati Jorjia dari atas hingga bawah dengan mata sialannya. "Lu cantik, tapi tukang bikin masalah. Lu dikasih tugas nemenin doang. Kalo ada yang mau minta lu ngamar, bilang sama gue, jangan diem-diem ambil duitnya sendiri di luaran. Ngerti?!"

Jorjia yang tidak peduli memilih diam. Dia menangkap pakaian yang dilemparkan oleh pria gila itu dan pintu ditutup sebelum Jorjia berulah kembali. Pintu itu dikunci dan tidak ada jendela di sana. Semua akses ditutup, Jorjia tidak bisa kemana-mana dan kehidupan malamnya menemani laki-laki bajingan dimulai. Tentu saja selalu ada masalah yang datang, Jorjia tidak suka disentuh, lalu dia akan mendapatkan hukuman berupa pukulan diperut. Iya, tidak ada yang peduli apakah dia seorang perempuan atau tidak. Pria gila itu adalah tangan kanan si pemilik, tugasnya mengamankan semuanya. Memang pria gila itu tidak akan segan-segan untuk membunuh Jorjia jika menyebabkan masalah lebih banyak lagi.

Sampai pada akhirnya, Jorjia yang mulai terpaksa patuh tanpa tahu apa-apa dikirim menuju hotel mewah bersama si pria gila. Jorjia dijebak untuk melayani seorang pria. Rupanya dengan tidak menimbulkan masalah dia malah dijual dengan cara yang lebih jahat. Maka, malam itu dia membuat masalah lagi, dan kali ini si pria gila tidak ada di sana. Jorjia kabur, tapi si pembeli menghubungi pria gila dan Jorjia hampir saja tertangkap jika Zaland tidak menabraknya di basement.

"Tolong saya!"

Itu adalah kali pertama Jorjia meminta tolong pada orang yang tidak dikenalnya. Namun, Jorjia bisa melihat bahwa yang dimintai tolong adalah pria baik. Pria yang tidak menunjukkan tampang mesum atau suka menyiksa wanita. 

Jorjia yang saat itu belum tahu nama Zaland mendapati jas yang pria itu gunakan dilepas dan dijadikan pelindung untuk tubuh Jorjia yang menggunakan pakaian tak senonoh. 

"Tolong... tolong saya. Saya nggak mau dijual. Saya nggak mau."

Jorjia bisa mendengar teriakan si pria gila yang mencarinya, dan Zaland juga sudah pasti mendengarnya. 

"Kalo kamu nggak mau dijual, kenapa bisa sampai sini? Apa saya harus percaya dengan kamu? Bisa saja kamu wanita penipu."

Jorjia bingung. Kenapa Zaland memberikannya jas untuk menutupi tubuh wanita itu jika tidak berniat membantu? 

"Saya bukan penipu. Saya akan menceritakan segalanya, tapi bantu saya. Saya akan beritahu semuanya, tapi jangan berikan saya ke pria gila itu. Tolong saya. Saya mohon."

Jorjia sudah terlalu putus asa saat itu terjadi, yang bisa dirinya lihat hanya Zaland saja. 

"Kalau kamu mau saya tolong, ikuti cara yang saya gunakan."

"Apa caranya?"

Zaland mendorong tubuh Jorjia hingga punggung wanita itu menabrak salah satu mobil di sana. Untungnya mobil itu tidak berbunyi karena ulah Zaland. 

[Yuhuuu! Part 2.1 dataaangg. Akses sangat cepat ada di Karyakarsa kataromchick, ya. Aku juga bikin versi AU di Instagram freelancerauthor, bisa kalian baca gratis, tinggal follow aja yeps. Mohon baca cerita ini di malam hari, ya. Soalnya setiap part nya emang ada aja bab dewasanya. Itu karena Zaland emang demen pegang-pegang sampe membelah tubuh Jia😌.]

]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PUAN DIGILIR CINTA/TAMAT/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang