Tidak banyak orang yang tahu secara detail tentang kedekatan ku dengan pemuda yang satu ini, tapi menurutku waktu satu semester sudah cukup bagiku untuk bangga dengannya.
Sebut saja dia Tabebuya, laki-laki kelahiran 2002 yang sekarang sedang menduduki tahta hati. Berdarah Bali yang kini tengah menempuh pendidikan S1 di Yogya. Entah kapan kedekatan kami mulai intim, tapi yang jelas menurutku dia adalah laki-laki berisik dengan tingkat kesabaran yang besar.
Bagiku sikapnya yang tidak judgemental sudah cukup untuk menjadi menarik di mata.
Jujur saja, aku suka menghabiskan waktu dengannya. Bisikan-bisikan ingin berbuat lebih sebetulnya ada, hanya saja ketika sedang duduk bersama keinginan-keinginan itu musnah, tergantikan dengan obrolan ngalor-ngidul dan menurutku itu sudah cukup.
Sampai sekarang yang ku heran dari dirinya adalah jalan pikir yang aku pun juga gak begitu mengerti maksudnya. Pemuda Katolik ini dengan gamblang membuktikan rasa kasihnya, padahal jika kita kaji bersama-sama, toh gak akan ada ujungnya. Pun, kisah cinta ini tak kunjung ku temukan titik cerahnya.
Oh, jika kalian membayangkan laki-laki ini tolong turunkan dulu ekspektasi serendah-rendahnya. Beberapa bilang dia tak sedap dipandang, memang betul. Tapi jika ditekuni, ternyata gak seburuk itu. Aku membayangkan bagaimana jika dia bisa berpakaian dengan modis dan mengganti frame kacamata nya, pasti akan sedikit berubah. Makin tampan, ku rasa.
Mungkin beberapa chapter dari lama ini akan terus berbicara tentang dirinya, karena jujur saja, hanya di laman ini lah aku bebas berkomentar tentang dirinya.
Sekarang 15 hari menuju habitat masing-masing. Dia akan kembali ke Bali lalu melanjutkan studi serta kehidupannya di Yogyakarta, sedang aku akan berkutat pada kehidupan yang kekecewaan tiada habis di Jakarta.
Kami belum menentukan kesepakatan mau bertemu berapa kali dalam setahun, tapi yang pasti akan ku gunakan waktu terakhir ini untuk mengenang kebaikan hatinya di Makassar.
[Penghujung]
Dia adalah lawan main yang sampai saat ini tak kunjung ku namai apa bentuk dari kedekatan kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tempoh
KurzgeschichtenSengaja ku abadikan tiap potongan cerita kehidupan yang menggelikan itu. Beberapa diantara tulisan ini memang dominan ke arah laki-laki yang pernah menggelitik hati, selebihnya adalah sambatan-sambatan mengenai culasnya semesta pada kehidupan, ah iy...